BSI jadi Barometer Ekonomi Syariah

53
Pegawai melayani nasabah di kantor cabang Bank Syariah Indonesia (BSI) Jakarta Selatan, kemarin (1/2). (IST)

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) resmi beroperasi kemarin (1/2). Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan gabungan tiga bank syariah pelat merah itu di Istana Negara. Dia optimistis, perekonomian syariah Indonesia mampu tumbuh dan berkontribusi besar bagi masyarakat.

”Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, sudah sewajarnya Indonesia menjadi yang terdepan dalam ekonomi syariah,” kata Jokowi dalam sambutannya.
Data The State of Global Islamic Economy Indicator Report 2020 menyebutkan bahwa ekonomi syariah Indonesia menempati urutan ke-4 dunia. Kinerja perbankan syariah Indonesia juga mencatatkan pertumbuhan yang stabil sepanjang tahun lalu. Malah lebih tinggi jika dibandingkan dengan perbankan konvensional.

Berdasar laporan yang dia terima, Jokowi menyatakan bahwa pertumbuhan aset perbankan syariah mencapai 10,97 persen secara tahunan (year-on-year/YoY). Sementara, perbankan konvensional naik 7,7 persen. Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perbankan syariah juga unggul tipis atas perbankan konvensional. Yakni, 11,56 persen berbanding 11,49 persen YoY.

Dari sisi pembiayaan, perbankan syariah tumbuh 9,42 persen secara tahunan. ”Itu jauh lebih tinggi dari bank konvensional yang hanya tumbuh 0,55 persen. Indikator-indikator seperti ini saya kira patut kita catat,” beber mantan gubernur DKI Jakarta itu.

Jokowi menaruh harapan besar terhadap BSI. Salah satunya menjadi barometer perbankan syariah di tingkat nasional, regional, bahkan global. BSI harus jeli dan gesit menangkap peluang. Juga, mampu menciptakan tren-tren baru dalam perbankan syariah. ”Bukan hanya mengikuti tren yang sudah ada,” tegasnya.

Pemimpin 59 tahun itu berpesan agar BSI menjadi bank syariah yang universal. Terbuka, inklusif, dan menyambut baik siapa pun yang ingin menjadi nasabah. Artinya, bukan hanya untuk umat muslim. Masyarakat nonmuslim pun boleh menjadi nasabah. Baik untuk bertransaksi maupun berinvestasi secara syariah di BSI.

Dengan semakin canggihnya teknologi, Jokowi menekankan bahwa digitalisasi bank adalah wajib. Tujuannya, bisa lebih menjangkau masyarakat yang belum terlayani oleh bank. BSI juga harus bisa menarik minat generasi milenial Indonesia. Mengingat, jumlah kelompok itu mencapai 25,87 persen dari total 270 juta penduduk Indonesia.

Mantan Wali Kota Solo ini juga berpesan, agar raksasa perbankan syariah ini mampu menarik nasabah dari generasi milenial yang jumlahnya mencapai 25,78 persen dari 270 juta penduduk Indonesia. ”Jumlah generasi milenial 25,78 persen dari total 270 juta penduduk Indonesia. Ini jumlah sangat besar,” kata Jokowi.

Dalam kesempatan itu, Direktur Utama BSI Hery Gunardi berkomitmen menjadikan bank yang inklusif, modern, universal, dan terus mengikuti perkembangan zaman. Pihaknya akan fokus menumbuhkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam ekosistem yang terintegrasi. Juga, melayani segmen ritel dan consumer serta mengembangkan segmen wholesale dengan produk yang inovatif. Misalnya, global sukuk.

”Bank Syariah Indonesia akan dijalankan sesuai dengan prinsip maqashid syariah. Selain menjalankan fungsi intermediasi dan menyalurkan pajak, Bank Syariah Indonesia juga dapat dioptimalkan untuk menjadi sarana pemerataan ekonomi masyarakat melalui zakat, infak, shadaqah, wakaf (ZISWAF),” papar Hery.

Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan bahwa sudah seharusnya Indonesia memiliki bank syariah yang besar dan kuat. Dengan demikian, Indonesia mampu menjadi pusat ekonomi serta keuangan syariah dunia. ”BSI energi baru bagi ekonomi Indonesia yang senantiasa menerapkan prinsip financial justice dan stability in investment,” ujarnya.

Erick mengatakan bahwa BSI tidak sekadar mengejar kebanggaan. Merger tiga bank syariah Himbara negara bertujuan memperkuat ekonomi syariah Indonesia. ”Saya ucapkan selamat datang, selamat bekerja untuk Bank Syariah Indonesia. Pemerintah dan masyarakat Indonesia menitipkan amanah pada Bank Syariah Indonesia untuk membawa nama Indonesia ke kancah industri syariah dan halal global,” paparnya.

Sementara Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso mengatakan bahwa keberadaan PT BSI akan fokus pada sektor pembiayaan untuk masyarakat kecil. Program tersebut diwujudkan dalam program pembiayaan UMKM dalam rangka mendukung pembangunan nasional. ”Bank syariah ini akan otomatis memberikan fokus pembiayaan ke masyarakat kecil melalui program UMKM dalam mendukung pembangunan nasional,” kata Wimboh.

Lahirnya Bank Syariah Indonesia ini juga diharapkan bisa meningkatkan inklusi keuangan syariah. Termasuk dalam rangka pendalaman pasar keuangan syariah melalui berbagai platform keuangan syariah dengan menggunakan teknologi. Tentunya, ujar Wimboh, hal ini sejalan dengan industri halal dan pemberian pembiayaan masyarakat kecil di daerah. ”Sejalan dengan industri halal, serta pembiayaan masyarakat-masyarakat kecil di daerah,” ujarnya.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyebut, kehadiran Bank Syariah Indonesia juga diharapkan bisa berperan aktif dalam meningkatkan pengembangan ekonomi syariah. Sehingga sektor ini bisa menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang inklusif. ”Kami mengharapkan Bank Syariah Indonesia berperan aktif dalam ikut pengembangan ekonomi syariah sebagai sumber pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” ujar Perry. (jpg/ril)