Martin Kustati, Si Srikandi Sumbar Yang Jadi Rektor UIN Imam Bonjol

22
Martin Kustati.(IST)

PROF Dr Martin Kustati MPd, merupakan rektor perempuan pertama di Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol, Padang. Dia pun menjadi salah satu dari tujuh perempuan yang menjadi rektor di universitas Islam di Indonesia.

Martin Kustati lahir di Manna, Bengkulu Selatan Provinsi Bengkulu, pada 18 Agustus 1973. Ia menikahi seorang anggota kepolisian dan memiliki tiga orang anak dari hasil pernikahan tersebut.

Menjadi seorang rektor perempuan pertama di UIN Imam Bonjol tentu saja merupakan sebuah kebanggaan bagi Martin. Karena, selain mencetak sebuah sejarah tentunya juga menjadi inspirasi bagi setiap perempuan yang ada di Sumbar.

Merintis perjalanan panjang sejak tahun 2005, Martin lulus menjadi tenaga dosen di Fakultas Tarbiyah di kampus yang saat itu masih bernama IAIN Imam Bonjol tersebut. Bagi dirinya, baik perempuan ataupun laki-laki dalam menjadi seorang pemimpin memiliki tugas dan kewenangan yang sama.

”Tentunya semua hal tersebut tidak bisa dilepaskan dari komitmen dan dukungan orang terdekat seperti suami saya yang terus mendukung saya hingga sampai ketahap saat ini. Karena bagaimanapun bentuk kesuksesan adalah didukung penuh oleh seluruh keluarga,” katanya.

Usai mengabdi selama satu tahun Martin dipercaya menjadi sekretaris jurusan saat itu di Fakultas Tarbiyah. Kemudian pada tahun 2007 Martin melanjutkan pendidikannya di Universitas Kebangsaan Malaysia.

Dalam perjalanannya selama di Malaysia ia kerap melakukan kolaborasi dan penelitian, Martin pun menjadi salah satu Risert Asisten di UKM. 2011 di akhir masa kuliahnya diluar negeri ia kembali ke IAIN Imam Bonjol Padang. Ditahun yang sama ia diangkat menjadi kepala jurusan Bahasa Ingris di Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol Padang.

Tak berselang lama usai dinobatkan menjadi kepala jurusan, Martin kemudian ditunjuk sebagai kepala Pusat Studi dan Gender di IAIN Imam Bonjol Padang. Dua tahun berselang pasca menjabat menjadi Kepala Pusat Studi dan Gender. Ia ditunjuk sebagai Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah.

Kemudian menjadi Wakil Direktur Pasca Sarjana UIN Imam Bonjol Padang dan ditahun 2020 menjadi Direktur Pasca Sarjana UIN Imam Bonjol. Ditahun 2021 Martin ikut dalam bursa pemilihan Rektor UIN Imam Bonjol Padang dan berhasil terpilih menjadi rektor.

”Saya rasa ini merupakan sebuah perjalanan yang panjang untuk meniti karir sehingga saya berada di posisi ini. Menjadi rektor perempuan pertama dalam sejarah berdirinya UIN Imam Bonjol Padang dan menjadi salah satu dari tujuh rektor wanita di Kampus Islam di Indonesia,” ujarnya.

Martin mengatakan di 1,5 tahun kepemimpinannya di UIN Imam Bonjol Padang ia sudah mencoba berbagai terobosan demi meningkatkan kualitas dan mutu seluruh penghuni kampus UIN Imam Bonjol Padang.

Ia mengatakan dalam karirnya ia selalu menjunjung integritas serta profesionalitas serta kejujuran. Sehingga disaat terjadi persoalan dan dinamika yang dihadapi dapat mengambil solusi-solusi yang bijak dalam menyelesaikan setiap persoalan.

Saat ini Martin memiliki visi-misi untuk memajukan UIN Imam Bonjol Padang menjadi salah satu universitas yang ketermuka ditingkat Nasional dan Internasional. ”Sehingga gaungnya UIN Imam Bonjol tidak hanya dirasakan oleh masyarakat Sumbar tapi juga tingkat nasional dan internasional,” ucapnya.

Selain itu ia berharap kepada seluruh perempuan yang ada di Sumbar maupun Indonesia agar dapat tegar dan memiliki komitmen teguh agar dapat menjadi perempuan-perempuan hebat serta berbuat yang terbaik untuk kemaslahatan umat. (cr1)