
Ada yang spesial dalam mengisi Ramadhan di Masjid Raya Sumbar tahun ini. Yakni digelarnya Pesantren Ramadhan Kolaborasi. Program tersebut diikuti siswa-siswi SD, SMP, SMA, SMK dan SLB se-Sumbar.
Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah meluncurkan program tersebut kemarin. Katanya, ini bertujuan untuk menciptakan generasi muda atau calon pemimpin masa depan yang berkarakter dan berintegritas.
“Kami tidak ingin meninggalkan generasi yang lemah mental, pengetahuan, ekonomi dan agama. Tapi kami ingin melahirkan generasi yang kuat di masa mendatang,” sebutnya dalam acara peluncuran program Pesantren Ramadhan Kolaborasi tersebut.
Mahyeldi menambahkan, program ini bentuk sinergi dan kolaborasi antara pemerintah, orangtua dan masyarakat dalam menjalankan fungsi sebagai pendidik.
“Ada orangtua di rumah tangga, ada masyarakat dan pemerintah pada saat di masjid untuk memberikan dukungan terhadap Pesantren Ramadhan. Sinergi tersebut dibingkai dalam satu tujuan bersama yakni agar dapat menciptakan generasi yang kuat baik dari segi keilmuan maupun agama dan karakter,” terangnya.
Mantan wali kota Padang itu mengingatkan kepada ribuan siswa dan siswi yang hadir, bahwa orang yang berilmu dan memiliki kompetensilah yang nantinya akan bisa menjadi pemimpin bangsa dan negara ini pada tahun 2045 mendatang.
Jika tidak memiliki pengetahuan, maka selamanya akan menjadi pengikut. Tahun 2045 nanti, jadilah pemimpin yang tidak tunduk dengan negara lain. Yang kepalanya tegak di hadapan bangsa lain.
Melalui Pesantren Ramadhan Kolaborasi ini Mahyeldi berharap, tidak hanya menambah keimanan dan ilmu pengetahuan. Tapi dengan bertemu antara adik-adik kelas dan kakak-kakak kelas serta berbagai siswa-siswi sekolah lainnya, akan membangun silaturahmi antar pelajar.
“Apapun permasalahan dalam kehidupan kuncinya adalah silaturahmi. Melalui Pesantren Ramadhan inilah jiwa kolaborasi, interaksi dan berjuang siswa kita latih. Ini perlu kita bangun. Bagaimana cara berinteraksi dengan sesama teman, dengan kakak adik kita. Juga bagaimana interaksi dengan guru, ustazah dan ustad. Kemampuan untuk bersilaturahmi dengan baik itu penting,” ungkapnya.
Mahyeldi juga mengingatkan, bangsa dan negara Indonesia ini terdiri dari masyarakat yang heterogen namun memiliki rasa dan tujuan yang sama dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Karena itu, diminta siswa dan siswi yang mengikuti Pesantren Ramadhan Kolaborasi ini untuk berinteraksi tidak hanya dengan teman satu sekolah. Namun perlu biasakan untuk membaur melalui forum-forum pembelajaran dengan teman beda sekolah.
Sehingga terbiasa akan perbedaan dan memiliki semangat untuk menjaga persatuan dan kesatuan. Mahyeldi berharap, kegiatan ini mendapat dukungan dari semua pihak. Terutama guru-guru.
“Guru-guru tolong laksanakan dengan ikhlas, sepenuh hati dan tanggung jawab. Berikan yang terbaik. Jika masih ada guru-guru yang keberatan dan hanya berpikir individual, coba pertimbangkan kembali. Pesantren ini adalah bentuk kecintaan kita kepada generasi muda, masa depan bangsa kita,” harapnya.
Peluncuran Pesantren Ramadhan Kolaborasi di Masjid Raya Sumatera Barat dihadiri sekitar dua ribuan perwakilan siswa-siswi SMA, SMK, SLB se-Sumbar. Selain itu juga diikuti 723 sekolah melalui aplikasi Zoom.
Serentak di 2.600 Masjid
Selain itu, kegiatan tersebut juga dihadiri oleh sejumlah bupati dan wali kota serta Ketua LKAAM Sumbar Fauzi Bahar, serta pengurus Masjid Raya Sumbar. Kemudian juga hadir Forkopimda Sumbar, ketua dan pengurus MUI Sumbar, Baznas Sumbar, Ketua TP PKK Sumbar Harneli Mahyeldi, jajaran Dinas Pendidikan Sumbar, dinas kabupaten dan kota serta kepala sekolah dan guru-guru SD, SMP, SMA, SMK, SLB.
Kepala Dinas Pendidikan Sumbar Barlius mengungkapkan, setelah peluncuran ini, sebanyak 200 ribu siswa SMA, SMK dan SLB se-Sumbar akan mengikuti Pesantren Ramadhan Kolaborasi mulai dari 28 Maret hingga 17 April mendatang. Kegiatan ini digelar serentak di 2.600 masjid di seluruh Sumbar dengan melibatkan 15 ribu guru.
Ia juga menyampaikan, pelaksanaan Pesantren Ramadhan tahun ini terasa berbeda dari tahun sebelumnya. Tahun ini siswa siswi SMA, SMK dan SLB dapat mengikuti kegiatan Pesantren Ramadhan ini di masjid dekat rumah masing-masing.
Menurutnya, dengan mengalihkan dan menyibukan siswa di masjid akan lebih mudah dalam kontrol. Karena anak-anak lebih aktif di masjid dari siang hingga malam. “Nanti kita akan ambil absen melalui guru-guru pendamping. Ini akan masuk dalam penilaian ekstra kurikuler. Absen siswa sebanyak tiga kali oleh guru pendamping,” terangnya.
Untuk waktu pelaksanaan nanti bisa beragam. Menyesuaikan dengan jadwal SD dan SMP yang dilaksanakan oleh kabupaten/kota. Jika SD dan SMP sampai pukul 10.00 WIB, maka SMA, SMK dan SLB pada waktu selanjutnya. Atau bisa sebaliknya.
Menurutnya, Pesantren Ramadhan salah satu cara untuk membentuk karakter anak. Karena dengan momentum Pesantren Ramadhan ini waktu untuk mempertemukan anak berkolaborasi dalam satu kegiatan.
“Kita sadari selama ini ada anak yang tidak saling kenal dalam satu komplek. Alasannya karena sekolah berbeda, kemudian tidak ada media yang mempertemukan. Makanya sekarang kita buat kolaboratif,” pungkasnya.
Pesantren Ramadhan Kolaborasi ini didukung oleh Ikatan Dai Indonesia (IKADI), dibantu Asosiasi Guru Pendidik Agama Islam seluruh Indonesia, ditambah dengan penyuluh agama Kementerian Agama. (ad.adpsb)