Anggota Komisi VI DPR RI Nevi Zuairina pada kesempatan Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI dengan BUMN Ultra Mikro yang terdiri dari Dirut BRI, Dirut Pegadaian dan Dirut PNM menyampaikan agar perusahaan pemerintah yang berfokus pada penguatan usaha mikro dapat mendorong binaannya meningkatkan skala usaha.
Legislator asal Sumatera Barat II ini berharap Holding BUMN Ultra Mikro lebih agresif dalam menjalankan program-program yang berkaitan dengan upaya mendukung tumbuh kembang usaha ultra mikro. Hal tersebut disampaikannya mengingat perlunya stimulus bagi usaha ultra mikro agar bisa ‘naik kelas’.
“Kami mengharapkan BRI, Pegadaian, PNM semakin agresif lagi dalam menjalankan program-program menumbuhkembangkan usaha sektor ultra mikro. Apalagi sektor ultra mikro skala usahanya lebih kecil dibandingkan dengan skala sektor mikro. Mereka perlu diberikan stimulus untuk dapat naik kelas,” ujar Nevi Zuairina dalam Rapat Dengar Pendapat yang diselenggarakan di Gedung Nusantara I, Senayan Jakarta.
Nevi menerangkan, tahun 2021 pemerintah resmi membentuk Holding BUMN Ultra Mikro yang beranggotakan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BRI, PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM dengan BRI sebagai induk holding.
Sebelumnya, kepada Direktur Utama BRI, Direktur Utama Pegadaian dan Direktur Utama PMN, Nevi sempat menanyakan sinergi holding dengan Kementerian Koperasi dan UMKM.
Menurut Nevi Zuairina, sinergi ini jadi penting karena pangsa pasar Holding Ultra Mikro adalah termasuk UMKM. Kemenkop UMKM merupakan lembaga yang secara khusus didirikan untuk menangani UMKM di Indonesia
“Bagaimana sinergi Holding Ultra mikro dengan Kementerian Koperasi UMKM? Seperti apa pencapaiannya? Ini penting karena ini kementerian yang sudah dibentuk oleh Presiden untuk mengurus UMKM sebagai tupoksinya,” katanya.
Anggota Badan Anggaran DPR RI ini juga menyoroti jumlah pendamping dalam program Mekar yang digagas oleh PMN. Disampaikannya, pendamping atau account officer memiliki peran yang tinggi dalam mengedukasi nasabah sehingga dapat melakukan pembayaran secara teratur dan meningkatkan nilai pinjaman. Ia pun mendorong agar PMN memastikan jumlah pendamping sebanding dengan kebutuhan para nasabah.
“Mengenai Mekar, apakah jumlah pendamping sudah proporsional dengan jumlah nasabah Mekar yang terus meningkat?” tanya Politisi PKS ini.
Lalu ia melanjutkan “Kalau saya dengar di lapangan sebetulnya pencapaian luar biasa yang tadinya hanya pinjam Rp1 juta lama-lama jadi pinjam Rp 5 juta karena ada pendamping. Account officer itu yang mengedukasi para pelaku UMKM sehingga mereka tertib membayar. Nah ini dikembangkan lebih ke depan karena ini program yang lebih membumi,” ungkap Nevi.
Dalam kesempatan sama, Nevi Zuairina terus mengingatkan holding ultra mikro untuk menjangkau pelaku usaha ultra mikro yang belum tersentuh lembaga keuangan formal.
Dia mengapresiasi program Pegadaian Sahabat Desa yang menggandeng badan usaha desa dan berkeliling berpindah dari satu desa ke desa lainnya. Upaya mendekatkan diri kepada calon nasabah nantinya diharapkan dapat mencegah masyarakat untuk tergiur godaan kemudahan dari rentenir.
“Dengan demikian masyarakat desa yang jauh dari outlet pegadaian atau brilink atau account officer PNM dapat dilayani dengan baik. Ini penting pak. Mereka itu pinjam 4 bayar 6 berarti sebetulnya mereka bisa untuk pinjam uang dan bayar dengan bunga yang tinggi. Ini kalau larinya ke rentenir kan sayang pak. Artinya kita harus basmi rentenir di muka bumi ini,” tutup Nevi Zuairina.(rel)