Pelaku usaha kecil di Kabupaten Sijunjung terus mendapat tantangan berat. Bahkan banyak dari mereka yang gulung tikar.
Tekanan tersebut umumnya dialami para pelaku usaha pengolahan/industri, peternakan, dan pedagang. Semenjak setahun terakhir usaha berjalan stagnan dan mengalami kerugian.
Seperti dialami Pepen, 44, warga Nagari Sijunjung, Kecamatan Sijunjung, seorang pengusaha madu galo-galo. Dikatakannya akhir-akhir ini madu siap panen banyak tertumpuk, proses pemasaran tersendat. Padahal untuk kelancaran pemasaran ia telah mencoba banting harga.
“Idealnya dalam sebulan sudah laku 15 botol. Namun sekarang, tidak sampai 7 botol,” katanya. Kebetulan harga perbotol (ukuran sedang) dibandrol Rp 80- Rp100 ribu. Proses panen tiap 15 hari sekali.
“Saya punya 10 kotak (sarang) galo-galo, terdapat di pekarangan rumah,” ujarnya. Karena sulitnya pemasaran, pihaknya juga berupaya memaksimalkan promosi via online di jejaring sosial Facebook dan WA, dengan sistem bayar di tempat.
“Konon persoalan sama juga dialami kawan-kawan lainnya di berbagai kawasan. Tidak ada pilihan, sebahagian mereka banting stir kerja lain,” keluhnya.
Senada, kemacetan usaha dialami kalangan pedagang malam di kawasan pusat ibu kabupaten Sijunjung, Nagari Muaro. Daya beli konsumen terasa lesu, termasuk di hari libur.
Hendra, 32, pedagang minuman dan makanan siap saji menuturkan, hasil penjualan dalam semalam kemarin menurun. Itu pun ia berjualan sudah mulai sejak pukul 19.00 – 02.00.
Semalam suntuk berjualan, kadang ia hanya dapat uang Rp150.000, bahkan bisa dibawah itu.
Sementara biaya kebutuhan sehari-hari cukup tinggi, ditambah biaya ini dan itu diluar dugaan. “Semoga situasi sulit sekarang segera berlalalu, dan masyarakat dapat optimis menjalankan usaha. Di tengah masih bergulirnya wabah/ pandemi Covid-19 di Sijunjung,” harap Hendra.
Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Sijunjung, Zefnihan, tidak memungkiri situasi sulit yang dirasakan oleh masyarakat itu. Apalagi di tengah pandemi Covid-19. Untuk dapat kembali bangkit, pemerintah daerah telah berupaya maksimal menuntaskan program vaksinasi.
Alhasil, capaian target Kabupaten Sijunjung terealisasi 72 persen di akhir Desember 2021 lalu. Sebab itu berbagai program bantuan bersumber dari APBN hingga APBD diproyeksikan masih akan berlanjut di tahun 2022.
Sejalan dengan itu masyarakat juga diharapkan perlahan-lahan harus berjuang untuk bangkit, memanfaatkan segala potensi dan sumberdaya yang ada.
“Untuk penanganan dan menetralisir keadaan, Pemkab Sijunjung di tahun 2022 kembali mengalokasikan biaya untuk penanganan Covid-19,” pungkas Zefnihan. (atn)