Harga pinang di dua kabupaten di Sumbar mulai naik. Kenaikannya mencapai Rp 1.000 per kilogram. Seperti di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel). Pinang jadi salah satu komoditi unggulan di daerah itu. Namun akibat tidak menentunya harga, membuat warga sering mengeluh walau saat ini harganya mengalami peningkatan sebesar Rp 1.000 per kilogram, baik yang sudah kering maupun yang masih dalam kondisi setengah kering.
Hal itu dikatakan Jamilus, 53, petani pinang di Nagari Kambang Timur, Kecamatan Lengayang kepada Padang Ekspres, kemarin (14/8). “Sekarang komoditi pinang memang sudah dijadikan unggulan oleh sebagian masyarakat petani di Pessel. Komoditi ini dijadikan sebagai pilihan, sebab selain didukung oleh lahan yang luas, harganya juga cukup menjanjikan secara ekonomi. Bahkan sempat menembus hingga di atas Rp 20 per kilogram. Namun sekarang harganya berada pada kisaran Rp 12.500 per kilogram,” katanya.
Disampaikannya, harga Rp 12.500 ribu per kilogram itu adalah dalam kondisi basah, sedangkan jika sudah dikeringkan bisa dihargai pedagang hingga Rp 13.000 per kilogramnya.
Maruan 48, pedagang pinang di Pasar Kambang, Kecamatan Lengayang ketika ditanya Padang Ekspres mengatakan, dibanding enam bulan lalu, harga pinang di daerah itu memang sudah mulai membaik. “Saya katakan demikian, sebab enam bulan lalu harga 1 kilogram dalam kondisi setengah kering saya hargai Rp 9 ribu per kilogram. Sekarang sudah naik menjadi Rp 12.500 per kilogram. Sedangkan yang benar-benar kering bisa di atas Rp 13 ribu per kilogram. Harga itu juga tergantung kepada kualitas pinang yang dijual,” ungkapnya.
Dia menyampaikan, bila harga pinang turun, sebagian besar petani lebih memilih menyimpan daripada menjual. Sebab komoditi ini bila dikeringkan secara sempurna, bisa disimpan hingga satu tahun. “Karena saat ini harga bisa dikatakan menengah atau tidak mahal dan juga tidak murah, sehingga petani banyak yang menjual pinangnya. Tapi perlu juga saya jelaskan bahwa pinang yang dijual oleh petani kepada saya tetap dikurangi dengan kadar airnya sebesar sepuluh persen, agar saya tidak merugi ketika dijual lagi kepada pedagang lebih besar dari Kota Padang,” ujarnya.
Ditambahkan lagi, di daerah itu harga pinang memang sempat menembus hingga di atas Rp 20 per kilogram. “Namun rata-rata harga stabilnya berada pada kisaran Rp 15 ribu hingga Rp 17 ribu,” ungkapnya.
Diungkapkan lagi, kenaikan harga itu sangat tergantung kepada permintaan pinang dari luar negeri. Sementara, di Kabupaten Solsel sekarang harga pinang kering sudah tembus Rp 12 ribu per kilogram, sedangkan pinang basah masih Rp 10 ribu diharga per kaleng. Ketika wabah Covid-19 melanda daerah, pinang basah dan kering sempat terjun harga. Yang kering hanya dihargai pedagang Rp 4 ribu per kilogram.
“Sekarang sudah mahal lagi, sebelumnya sangat murah saat wabah korona,” kata Khairul pengumpul pinang. Buah pinang tersebut diangkutnya dari ladang orang tuanya dengan jarak sekitar 15 menit perjalanan dengan sepeda motor. Setidaknya dapat membantu biaya kebutuhan keluarga, dan beli paket internet sekolah. (tno/yon)