Pergerakan pasar saham Indonesia pada awal perdagangan pekan ini dibuka hijau meskipun adanya penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Ibukota DKI Jakarta. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pukul 10.06, naik 2,46 persen ke level 5.140,1.
Pada awal perdagangan pagi kemarin, disambut 229 saham menguat dan 41 saham melemah. Sedangkan 107 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 753,8 miliar dengan volume 751,9 juta saham.
Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan, penerapan PSBB total di Jakarta menjadi perhatian pelaku pasar. Pernyataan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan pada Rabu 9 September 2020 malam tentang penerapan PSBB total mulai 14 September 2020 menjadi sentimen negatif bagi pasar.
“Pelaku pasar lebih baik melakukan penjualan lebih dahulu ketika pasar menguat untuk mengantisipasi dampak negatif penerapan PSBB total pada perekonomian,” ujarnya dalam pesan singkatnya, Senin (14/9).
Menurutnya, pelaku pasar akan mencermati perkembangan penerapan PSBB total dan bila terjadi secara ketat diperkirakan akan menganggu pemulihan ekonomi yang sedang terjadi.
“Bila dana asing masih mengalir keluar dan nilai tukar Rupiah masih melemah pelaku pasar perlu berhati-hati akan peluang koreksi lebih dalam,” ucapnya.
Pihaknya memperkitakan pasar saham terlihat akan sangat berhati-hati memasuki PSBB total di hari ini. “Pasar peluang konsolidasi cenderung melemah di pekan depan dengan perkiraan Support di level 4.878 sampai 4.712 dan resistance di level 5.084 sampai 5.256,” tutupnya.
Hal serupa juga dialami kurs nilai rupiah. Rupiah sukses unjuk gigi di hari pertama pelaksanaan PSBB Total di Jakarta, mulai Senin (14/8). Nilainya menguat 35 poin atau naik 0,24 persen menjadi Rp 14.855 per dolar AS, dari posisi Rp 14.890 pada Jumat (11/9) sore.
Indeks dolar, yang mengukur dolar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, pagi hari ini turun tipis ke level 93,24. Dibanding level penutupan di sesi sebelumnya, yang bertengger di angka 93,27.
Di kawasan Asia, rupiah menguat bersama mayoritas mata uang lainnya. Seperti Won Korea Selatan yang naik 0,19 persen, yuan Tiongkok 0,05 persen, dolar Singapura 0,04 persen, peso Filipina 0,04 persen, ringgit Malaysia 0,03 persen, yen Jepang 0,03 persen, dan baht Thailand 0,02 persen.
Rupiah juga digdaya menghadapi euro, menguat 40 poin atau naik 0,22 persen di level Rp 17.592 per euro. Terhadap yuan China, rupiah juga naik 0,18 persen menjadi Rp 2.174. Sementara terhadap dolar Australia, naik 0,29 persen menjadi Rp 10.812. Sedangkan terhadap dolar Singapura, rupiah menanjak 0,16 persen menjadi Rp 10.865.
Namun, Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, rupiah masih mungkin menghadapi pelemahan. “Potensi pelemahan hari ini rupiah bisa saja berada di kisaran Rp14.800-15 ribu. Melihat masih adanya tekanan. Antara lain, kepastian mengenai kebijakan moneter Bank Sentral AS, yang akan diumumkan Kamis (17/9) mendatang,” imbuhnya Senin, (14/9). (jpg)