Aksi Komunitas Marawala Group, Lindungi Ekosistem Laut Dari Tumpukan Sampah

12
PEDULI PANTAI: Anggota dan relawan Marawala Group saat aksi bersih-bersih sampah di kawasan Pantai Padang beberapa waktu lalu.(IST)

Berawal dari rasa prihatin terhadap kondisi Pantai Padang yang dipenuhi dengan tumpukan sampah, membuat Andhika Mulya Nugraha berinisiatif untuk membentuk komunitas Marawala Group yang konsisten menjaga lingkungan, khususnya pantai dan sungai dari tumpukan sampah.

SEPERTI hubungan sebab dan akibat, setiap hujan turun dengan waktu yang cukup lama, pasti setelahnya gunungan sampah akan tercipta di sepanjang Pantai Padang. Melihat kondisi yang memprihatinkan dan membahayakan ekosistem laut tersebut, sejumlah anak muda berinisiatif untuk membentuk komunitas yang siap menjadi penjaga kawasan pantai dari tumpukan sampah.

Marawala Group. Itulah nama komunitas yang diinisiasi oleh Andhika Mulya Nugraha yang saat ini gencar melakukan aksi bersih-bersih pantai di Kota Padang. Berdiri sejak bulan Februari 2023 lalu, Marawala Group telah melakukan sejumlah aksi atau gerakan bersih-bersih kawasan pantai dengan mengajak lebih dari 60 volunteer atau relawan.

Kepada Padang Ekspres, Ketua Marawala Group, Andhika Mulya Nugraha menceritakan, awal terbentuknya komunitas tersebut berangkat dari keresahan dirinya prihatin dengan tumpukan sampah yang membanjiri area Pantai Padang, khususnya di dekat Masjid Al Hakim.

“Karena resah, muncul ide untuk mengajak orang agar membantu saya dalam membersihkan sampah-sampah tersebut. Saya posting cerita yang berisikan ajakan di media sosial dan saya sertakan link untuk masuk grup,” jelasnya.

Setelah hal tersebut dilakukan, ada sekitar 30 orang yang menanggapi ajakannya tersebut untuk bergabung dalam komunitas atau grup peduli lingkungan. Namun pria yang akrab disapa Dhika tersebut mengaku, dari 30 orang yang bergabung, hanya delapan orang saja yang akhirnya datang ke Pantai Padang untuk melakukan aksi bersih pantai.

“Dengan diiringi turunnya air hujan, kami berdelapan sepakat untuk membentuk sebuah komunitas, dan menamai komunitas kami dengan nama Marawala Group,” ungkapnya.

Pada awal terbentuknya Marawala Group, Dhika menyebutkan, kegiatan yang gencar dilakukan adalah aksi bersih-bersih pantai. Anggota Marawala Group sebenarnya ingin juga melakukan aksi bersih-bersih di sungai-sungai yang ada di Kota Padang.

Namun karena keterbatasan jumlah anggota, keterbatasan informasi soal lokasi sungai yang akan dibersihkan, dan minimnya peralatan serta perlengkapan untuk melakukan aksi di sungai, membuat Dhika memilih untuk fokus dulu melakukan aksi bersih-bersih di kawasan pantai.

Dhika mengungkapkan, pada awal-awal berkegiatan, ada sejumlah oknum yang mencemooh dan mentertawakan aksi yang ia dan anggota Marawala Group lakukan. Oknum tersebut menyebut apa yang mereka lakukan adalah kegiatan yang sia-sia saja.

Baca Juga:  Komunitas Saiyo Jelantah Sumbar: Ekspor Minyak Jelantah, Selamatkan Lingkungan

“Alhamdulillah, dari sekian banyak cemooh itu, tidak ada yang menyurutkan semangat kami untuk tetap melakukan aksi bersih sampah di kawasan Pantai Padang. Bahkan hal tersebut menjadi pelecut semangat kami,” ujarnya.

Seiring berjalannya waktu, banyak orang yang mulai tertarik untuk bergabung sebagai relawan Marawala Group. Semakin banyaknya orang yang antusias, maka jumlah sampah yang berhasil dikumpulkan pun juga ikut bertambah.

Dhika menyebutkan, dalam satu kali aksi, Marawala Group bisa mengumpulkan 32 karung yang berisikan sampah. Bahkan jika ada event yang banyak melibatkan komunitas lainnya, jumlah karung sampah yang berhasil dikumpulkan di area pantai bisa mencapai ratusan karung.

Biasnya, sampah-sampah yang berhasil dikumpulkan dari area pantai akan diserahkan kepada petugas kebersihan dari instansi terkait untuk dibawa ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS). Untuk saat ini, Marawala Group belum fokus mengolah sampah menjadi sesuatu yang bernilai.

“Kenapa tak mengolah sampah, karena saat ini kami masih fokus dulu membersihkan tumpukan sampah. Mudah-mudahan suatu hari nanti dengan peralatan dan perlengkapan yang lengkap, kami bisa mengolah sampah-sampah tersebut,” tutur Dhika.

Lebih lanjut Dhika menyampaikan, dalam berkegiatan, MarawalaGroup terkadang menemui sejumlah kendala. Kendala tersebut berhubungan dengan minimnya peralatan yang mereka miliki. Sampai saat ini, Marawala Group hanya memiliki 50 karung sampah atau trashbag.

“Bahkan dalam melakukan aksi terkadang saya mengeluarkan biaya pribadi agar aksi tetap berjalan. Biaya tersebut untuk membeli sarung tangan dan air mineral, serta perlengkapan yang dibutuhkan lainnya,” ungkapnya.

Meskipun di tengah kondisi keterbatasan tersebut, Dhika mengaku kondisi tersebut tidak menyurutkan semangat mereka untuk melakukan aksi bershi-bersih tersebut.

“Mungkin kami di Marawala Group memiliki visi dan misi yang sama, membuat kami tetap semangat melanjutkan aksi-aksi kami untuk mengurangi volume sampah yang tercemar di lautan dan merusak ekosistem laut,” jelasnya.

Ke depan ia berharap dengan apa yang dilakukan oleh Marawala Group , bisa memotivasi banyak orang khususnya generasi muda untuk lebih peduli terhadap kelestarian lingkungan mereka.

“Setidaknya dengan melihat aksi yang kami lakukan ini, oknum masyarakat yang dulunya sering buang sampah ke sungai atau bahkan ke pantai, bisa tergerak hatinya untuk tidak melakukan perbuatan itu lagi,” tukasnya. (ADETIO PURTAMA)