
Banyaknya masyarakat yang membuang limbah minyak jelantah di sembarang tempat mengakibatkan pencemaran pada lingkungan. Karena itu, generasi muda yang memiliki kesadaran akan pencemaran yang disebabkan oleh minyak jelantah tersebut memanfaatkan minyak jelantah untuk membangkitkan perekonomian.
Anak-anak muda itu tergabung dalam Komunitas Saiyo Jelantah Sumbar. Mereka bergerak di bidang ekspor minyak jelantah. Misinya tentu menyelamatkan lingkungan dari bahaya minyak jelantah dan dapat menghasilkan cuan.
Ketua Umum Komunitas Minyak Saiyo Jelantah Sumbar Dicky Kurnia saat mengatakan minyak jelantah, merupakan minyak yang sudah tidak digunakan lagi dan dapat mencemari lingkungan apabila dibuang sembarangan.
“Untuk diketahui, minyak jelantah ini biasanya adalah minyak yang sudah dipakai berkali-kali lalu sudah tidak dipakai lagi dan tidak dapat digunakan lagi. Kadangkala masyarakat membuang minyak ini sembarangan tanpa memikirkan dampak negatif dari pembuangan minyak tersebut,” tuturnya.
Katanya, minyak jelantah dapat dijadikan sebuah bahan untuk membuat Biodiesel yang tentunya akan bermanfaat untuk masyarakat juga dapat mengurangi pencemaran lingkungan.
“Oleh karena itu, kami membuat sebuah perkumpulan anak muda di mana perkumpulan ini sangat peduli kepada lingkungan dan juga mengantisipasi adanya buangan minyak jelantah dari masyarakat,” tuturnya.
Ia menjelaskan, saat ini komunitas telah bekerja sama dengan berbagai pihak mulai dari pihak kabupaten kota, dan juga Dinas Lingkungan Hidup Sumbar.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat Asben Hendri mengatakan minyak jelantah merupakan salah satu yang menjadi penyebab pencemaran lingkungan.
“Minyak jelantah sudah pasti mencemari lingkungan apabila dibuang sembarangan. Apabila digunakan berulang kali dapat menjadi penyebab penyakit. Apabila dibuang di air dapat mencemari lingkungan dan dapat menyebabkan matinya biota laut, lalu apabila dibuang di tanah maka akan menjadikan tanah tersebut tidak subur,” jelasnya.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pemerintah Provinsi mendukung adanya perkumpulan tersebut karena berdampak baik kepada lingkungan dan dapat menjadi sumber bisnis yang menjanjikan seperti diekspor ke luar dan dijadikan bahan biodiesel. (cr5)