Dua Tahanan Wanita Masuk Islam: Baca Kalimat Syahadat Didampingi Dua Ustad

199
MASUK ISLAM: Dua tahanan wanita di Rutan Polres Payakumbuh, yakni Marlince dan Masfiati memilih menjadi mualaf atau masuk Islam, tanpa paksaaan dari pihak manapun juga.(WANDI SYAMSIR FOR PADEK)

Berawal dari pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga, dua gadis asal Nusa Tenggara Timur, dilaporkan majikan mereka ke Polres Payakumbuh atas kasus dugaan pencurian jam tangan.

Siapa sangka, setelah ditahan polisi kedua wanita yang masih belia itu, justru mendapat hidayah dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Tanpa ada seorang pun yang memaksa, mereka memilih masuk Islam. Bagaimana kisahnya?

Marlince dan Masfiati adalah dua gadis asal Kecamatan Wewewa Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Usia mereka masih sangat muda. Sama-sama 20 tahun.

Namun, semangat mereka untuk mengubah nasib dan mencari pengalaman hidup, sungguh-sungguh luar biasa. Buktinya, Marlince dan Masfiati dalam usia yang masih belia sudah memilih pergi merantau.

Meninggalkan kampung halaman di ujung barat Pulau Sumba, mereka bertolak menuju gerbang timur Sumbar, tepatnya Kota Payakumbuh. Di kota yang proses asimilasi penduduknya sudah berlangsung secara paripurna ini, Marlince dan Masfiati bekerja sebagai pembantu rumah tangga di rumah seorang warga Tionghoa.

Namun, entah kenapa sebabnya, setelah beberapa waktu bekerja di Payakumbuh, Marlince dan Masfiati dilaporkan oleh majikan mereka ke Polres Payakumbuh atas kasus dugaan pencurian jam tangan.

Hal ini dibenarkan oleh Kapolres Payakumbuh AKBP Alex Prawira melalui Kasat Reskrim AKP Akno Pilindo ketika dihubungi Padang Ekspres, Kamis malam (30/9).

”Iya, kedua wanita muda yang bekerja sebagai asisten rumah tangga itu, dilaporkan atas kasus pencurian jam tangan di tempat majikan mereka. Berkas perkara kasus ini baru saja kami limpahkan ke Kejaksaan Negeri Payakumbuh. Namun, karena baru dilimpahkan, mereka masih dititipkan di Rumah Tahanan (Rutan) Polres Payakumbuh,” kata AKP Akno Pilindo.

Selama menghuni Rutan Polres Payakumbuh, Marlince dan Masfiati disebut-sebut berkelakukan baik. Bahkan, tanpa disangka-sangka keduanya menyatakan keinginan untuk menjadi mualaf atau masuk agama Islam. Bagi umat Islam, hal ini tentu semakin meneguhkan keyakinan bahwa hidayah Allah bisa datang kapan saja dan di mana saja.

Baca Juga:  Madrasah Tarbiyah Islamiyah Jaho, Ikut Mereformasi Sistem Pendidikan Halaqah

Kembali ke Marlince dan Masfiati, mereka menyatakan masuk Islam dengan mengucapkan dua kalimat Syahadat, yaitu Asyhadu An-la ilaha illallah Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah (Saya bersaksi tiada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah).

Kedua kalimat syahadat tersebut diucapkan Marlince dan Masfiati di Rutan Polres Payakumbuh, Kamis siang (30/9). Marlince dan Masfiati mengucapkan dua kalimat Syahadat sebagai pertanda menjadi mualaf atau masuk Islam, dengan bimbingan dari dua Ustad yang sengaja diundang ke Rutan Polres Payakumbuh.

Kedua ustad itu adalah Akbarul Fahmi SHI yang tercatat sebagai Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Payakumbuh Timur, dan Ustad Abdurrahman Addify Lc pembina Pondok Pesantren Al-Fath.

Saat mengucapkan dua kalimat syahadat, Marlince dan Masfiati memakai mukenah putih dengan mulut dan hidung yang ditutupi masker untuk mencegah penyebaran virus korona.

Mereka mengucapkan kalimat tauhid dengan lancar, disaksikan pula oleh Wakapolres Payakumbuh Kompol Jerry Syahrim dan Kasat Tahti Iptu Erizon.

Kapolres Payakumbuh AKBP Alex Prawira dalam keterangan pers yang diperoleh Padang Ekspres menyebutkan, sebelum mengislamkan Marlince dan Masfiati, kedua ustad yang sengaja diundang ke Polres Payakumbuh itu menanyakan dan memastikan bahwa keduanya masuk Islam atas keinginan dari hatinya sendiri, tanpa paksaan siapapun.

”Sesaat sebelum masuk Islam, telah dilakukan verifikasi untuk memastikan bahwa kedua mualaf tersebut masuk Islam dengan kemauan sendiri tanpa paksaan, ancaman, bujuk rayu dari pihak mana pun,” kata Kapolres. (***)