Sepeda motor matic 155cc berwarna merah itu berjalan lambat menapaki jalan tanah dari satu kampung ke kampung lainnya di Nagari Persiapan Malampah Barat, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman. Setiap melewati tenda pengungsi, pengemudi sepeda motor itu terlihat berhenti dan menyapa para pengungsi. “Ba a kondisi, apo nan kurang, saba yo, basamo samo nantik wak pelok apo nan rusak yo”.
Ada suasana yang berbeda memasuki H +7 pasca gempa 6,2 Skala Ricther (SR) yang menguncang Kabuaten Pasaman dan Pasaman Barat. Jika sehari pasca gempa masih terlihat “kegagapan” dalam mengatasi dampak bencana, kemarin kondisinya sudah mulai berbeda di Posko induk Tanggap Bencana Pasaman, di Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman. Benny Utama selaku Pimpinan Daerah mulai tak lagi terlihat tegang dan stand by di posko Induk Tanggap Darurat itu.
Hampir 6 hari Bupati nyaris stand by dan berkantor di Kecamatan Tigo Nagari. Selain memimpin monitoring dan evaluasi, tak jarang pula Bupati terlihat ikut aktif dalam mendistribusikan bantuan.
Kamis (3/3/2022), kondisinya agak berbeda. Semenjak siang Bupati tak terlihat di posko induk Tanggap Bencana itu. Di Posko induk justru yang terlihat Sekretaris Daerah bersama beberapa OPD. Benny Utama lebih memilih mengitari kampung yang terdampak bencana dengan sepeda motornya. Beberapa kampung terparah didatangi. Di tenda pengungsian pun terlihat Benny berdiskusi dengan warganya.
“Beliau mengendarai sendiri sepeda motornya untuk berkunjung ke kampung-kampung yang terdampak parah bencana gempa kemarin. Setengah hari beliau mengitari jorong demi jorong. Kunjungan lapangan ini hanya didampingi ajudan dan tidak melibatkan tim. Beliau berangkat hanya 3 unit sepeda motor dan didampingi beberapa motor oleh masyarakat nagari Persiapan Malampah Barat. Setiap ada tenda pengungsian beliau mampir dan menyapa warga. Mulai dari menanyakan bagaimana kondisi dan apa yang dibutuhkan. Intinya, beliau ingin mendengar dan melihat secara langusung masyarakat di pengungsian,” ujar staf Kominfo Kabupaten Pasaman, Budi Hermawan yang mendampingi Benny Utama.
Perjalanan dari jorong ke jorong dengan sepeda motor ini diawali dari Posko Induk Komando Tanggap Darurat di Kantor Camat Tigo Nagari. Selepas menerima kunjungan dan menerima bantuan dari Wali Kota Dumai, Provinsi Riau, Wali Kota Padang Hendri Septa dan Baznas Sumbar, Benny Utama langsung menaiki sepeda motornya.
Dari pantauan, ada empat kampung yang disinggahi Benny Utama dari siang hingga jelang Magrib (Kamis 3/3/2022) kemarin. Ke empat kawasan terjauh yang dikunjungi tersebut adalah Kampung Guguang, Kampung Durian Gunjo, Kampung Aur dan Kampung Ladang Rimbo. Ke empat kampung ini berada di kaki Gunung Pasaman yang selama ini memang tak bisa diakses kendaraan roda empat karena terdampak parah bencana.
Layaknya negeri pasca-dihondoh galodo tentulah sarana dan prasarana jalannya rusak parah. Air dan lumpur masih membekas di badan jalan. Kendaraan yang melintas mustilah berhati-hati karena becek dan licin. Namun, hobi bersepeda motor di kala muda masih membekas. Tak terlihat kegagapan dan kepanikan dari wajah Benny Utama dalam memilah dan memilih badan jalan untuk dilintasi sepeda motornya. Sekali-sekali sambil melirik kiri dan ke kanan Benny terus mengitari kampung kampung terjauh itu.
Selain mengitari kampung, terpantau Benny Utama cukup banyak mampir dan berhenti. Ketika melintasi atau melihat tenda pengungsian Benny langsung berhenti dan menyapa warga. Seperti di kampung Rawang Benny berhenti dan menyapa warga di pengungsian.
“Ba a kondisi kini pak, Saba yo pak, tabah yo pak. Insya Allah, ada hikmah dibalik musibah iko, apo nan rusak nanti awak pelok an basamo samo. Kok ado bantuan nan alun sampai lapor ka jorong dan walinagari, atau hubungi ambo. Ba itu juo kalau ado nan dibutuhkan, sabuik an ka pak Jorong dan pak Wali yo,” ujar Benny Utama seraya mengusap punggung seorang bapak yang tinggal di tenda pengungsian, tak jauh rumahnya.
Kampung Rawang, Jorong Bukit Lintang, Nagari Persiapan Malampah Barat, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman merupakan salah satu kampung yang terparah terdampak gempa. Bangunan di kampung itu nyaris luluh-lantak dan rata dengan tanah. Mayoritas bangunan yang tersisa saat ini dapat dikatakan tak layak huni lagi.
Di kampung Rawang ini terdapat 95 bangunan permanen yang rubuh dan rata dengan tanah. Hanya bangunan dari rumah kayu dan rumah ber dindiang sasak (bambu dilapis semen) yang terlihat masih berdiri.
Salah seorang warga bernama Samaik mengungkapkan, ini adalah gempa kedua terbesar yang pernah dirasakannya. “Iko lah nan kaduo ambo rasoan pak, dulu tahun 2009 gadang co iko pulo taraso. Tapi nan kinin ko yo taraso kareh bana. Tu ha rumah wak rusak dan ampia rato jo tanah,” ujar Samaik sampil menujuk ke arah rumahnya.
Sementara seorang warga lagi bernama Junir mengaku cemas. Kami bersama keluarga besar benar benar takut dan cemas pak. Rumah kami rusak parah, kami terpaksa mengungsi ke SD 20 Kalimalang.
“Sanang hati kami apak tibo mancaliak kami. Alhamdulilah pulo nan bantuan logistic untuk makan jo minum lai lancar dan rutin datang sahinggo kami ndak kakurangan,” ujar Junir.
Sementara Benny Utama dalam kunjungan dari tenda ke tenda lebih banyak mendengar. Benny membiarkan masyarakat lebih banyak berbicara dan memberikan informasi kepadanya. Hanya sekali sekali Benny terlihat bicara, itupun lebih bersifat menghibur dan menenangkan warga.
Sementara itu, Bupati Pasaman Benny Utama yang dimintai tanggapanya atas “curhatan” justru mengucapkan terima kasih.
“Alhamdulilah warga di setiap tenda pengungsian yang saya temui masih terlihat tegar dan sabar. Mereka itu butuh bercerita, mereka itu butuh didatangi dan didengarkan cerita dan apa yang dirasakannya. Sebagai Kepala Daerah kami wajib mendengarkan itu,” ujar Benny.
Menurut Benny, sesuai protap tanggap bencana, pascatanggap darurat 14 hari pertama ini kita sudah harus memulai perbaikan. Untuk tahap awal kita akan fokuskan perbaikan pada insfrastruktur transportasi agar masyarakat tak terisolasi. Setelah itu baru kita lanjutkan dengan perbaikan lainnya.
Untuk rehab dan rekon kita sudah sepakat dalam rapat koordinasi bersama. Untuk kerusakan berat akan diperbaiki dengan menggunakan dana APBN (pemerintah pusat), untuk kerusakan sedang akan dibangun atau diperbaiki melalui APBD Provinsi, sedangkan rusak ringan akan diperbaiki dengan menggunakan APBD Kabupaten Pasaman.
“Kita minta kepada OPD agar bisa bekerja cepat dan tuntas. Bagi tugas dengan baik, siapa yang bertanggung jawab mendistribusikan bantuan dan tim apa pula yang bertanggung jawab memvalidasikan data. Segera validkan data karena kita bersiap untuk masuk pada tahap berikutnya. Kita tak ingin masyarakat berlama-lama di pengungsian. Sebab, selain rawan dan bisa menimbulkan masalah kesehatan, berlama -lama di tenda pengungsian juga berdampak psikologis warga,” tukuk Benny.
Dari data yang dihimpun padek.co, di Pasaman terdapat kerusakan cukup besar. Tercatat 6 orang meninggal dan empat orang hilang. Lebih kurang 7.000-an warga mengungsi, seribuan rumah penduduk rusak parah, satusan gedung sekolah dan kantor pemerintahan rusak, puluhan rumah ibadah rusak parah. (two efly)