Ia pernah merasakan honor jadi guru Rp 100 ribu sebulan. Pernah merasakan, tak ada uang dalam saku, namun tugas menbgajar harus jalan terus. Ia makan bersambal garam dan cabe yang sengaja ia tanam di halaman sekitar pondok pesantren.
Kalau ia cainan makan bersambal lauk, ia pergi memancing sepulang mengajar. Kini ia adalah seorang doctor. Perjuangannya meraih gelar doktor, patut kita acungkan dua jempol. Ayo, kita mengenal sang guru yang satu ini.
Sebelum jadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dia mengajar di Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Mursyidin, Kapa, Pasaman Barat dan di Ponpes Darus Salam, Pinagar, Pasaman Barat. Gajinya ketika itu pernah di bawah Rp 100 ribu perbulan.
“Saya tak punya uang. Kain sarung hanya satu dan baju dua. Sehingga harus sering dicuci. Jika sarung dicuci, maka harus pakai kain basahan mandi menunggunya di pinggir sungai sambil menjemur sarung. Baru pulang ke lokasi pesantren,” ujar guru tersebut.
Walau tak berpitih tak membuat semangat belajarnya merintih. Ia bercerita sewaktu kuliah di YAPTIP. Jalan menuju kampus, sepi. Lengang. Kampusnya, di Pasamanbaru Simpangempat. Melewati kebun jagung. Mahasiswanya yang datang, kadang hanya dua orang.
“Sering hanya saya dengan Ustadz Amri. Atau saya dengan Ustadz Suharjo Lubis yang saat ini PNS di Kantor Kemenag Pasbar,” katanya.
Lalu, siapa sosok sang guru kita kali ini?
Ia adalah Zawil Huda, SH, S.PdI, MA. Kini pak guru kelahiran Sungaiaur itu resmi raih gelar Doktor. Ia dinyatakan lulusujian promosi doktor pada Program Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang baru-baru ini.
Zawil guru PNS di MTsN 2 Pasaman Barat, Ujunggading, Kecamatan Lembah Melintang. Dia juga merupakan Alumni STAI YAPTIP Pasaman Barat, Sarjana Hukum di STIH YAPPAS Pasaman Barat.
Selain itu dia juga pernah berkecimpung di Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Pasaman Barat sebagai Ketua Bidang Fatwa, Hukum dan Perundang–undangan. Ia juga Ketua LSM Nagari Crisis Center Sumatera Barat dan Ketua FKUB Pasaman barat 2021.
Dari daftar peraih doktor pada Program Pasca Sarjana UIN Imam Bonjol, Zawil Huda merupakan doktor yang ke-209. Ia pun kini menambah daftar sumber daya manusia (SDM) Pasbar yang hanya beberapa orang yang telah bergelar doktor.
“Alhamdulillah dengan rasa syukur pada Allah SWT, akhirnya saya dapat menyelesaikan studi S.3 ini. Tentu tak lepas dari dorongan dan dukungan pihak keluarga serta bimbingan pihak Akademik UIN Padang dan motivasi dari berbagai pihak dan para sahabat. Saya aturkan terima kasih dengan setulus hati,” kata Zawil Huda.
“Perjuangan nan lebih berat adalah bagaimana agar ilmu yang diperoleh dapat bermanfaat di dunia maupun menuju akhirat kelak. Bukankah, bahwa ilmu adalah sesuatu yang membawa manfaat dunia dan akhirat. Bukan ilmu namanya kalau tak membawa,” ucap Pak Doktor yang hingga kini pergi mengajar memakai motor butut tahun 2006.
“Kadang, rantai motor itu sering putus pula di tengah jalan,” katanya. “Alhamdulillah, masih punya motor. Dulu pergi ngajar bahkan jalan kaki,” katanya. (roy)