
PADEK.JAWAPOS.COM-Makanan di Gaza hampir habis di tengah gempuran yang dilakukan Israel. Penutupan penyeberangan ke Jalur Gaza, ribuan orang yang mengungsi dan pemboman toko roti telah memperburuk krisis pangan.
Samar Rabie bertanya-tanya bagaimana dia bisa memberi makan 15 orang yang tinggal bersamanya. Ibu empat anak ini telah menampung teman-teman suaminya dan keluarga mereka, yang mengungsi dari Kota Gaza, di rumahnya di Khan Younis, dan berjuang untuk mendapatkan bahan-bahan pokok seperti roti .
“Saya pergi ke salah satu mal untuk membeli beberapa barang, tapi saya tidak menemukan apa pun,” kata pria berusia 28 tahun ini seperti dilansir dari Al Jazeera, Minggu (19/11/2023).
Rak-rak mal tersebut kosong, tanpa gula, kacang-kacangan, keju, atau produk susu lainnya. “Yang ada hanya minyak goreng,” kata Rabie, sambil menunjukkan bahwa harga pangan telah meningkat tiga kali lipat sejak perang dimulai.
“Kami kekurangan banyak bahan makanan pokok, seolah-olah semuanya diatur sedemikian rupa sehingga selain tidak memiliki listrik atau air, kami juga akan kelaparan,” imbuhnya.
Akibat kekurangan roti, keluarga dan teman-teman mereka bergantung pada masakan pasta dan nasi. Namun persediaan makanan tersebut juga akan habis.
“Saya hanya khawatir tentang bagaimana kami akan saling memberi makan setelah dua atau tiga hari, dan apa yang akan kami jalani di hari-hari sulit yang semakin mencekik kami,” ungkap Rabie.
Pertanian dan Toko Roti Hancur
Warga Khan Younis lainnya, Mahmoud Sharab mengatakan meski kecewa dengan kenaikan harga, tapi dia tidak menyalahkan pedagang atas inflasi yang terjadi pada sayuran.
“Pertanian mereka telah dihancurkan oleh pemboman Israel yang terus-menerus. Mereka tidak dapat mencapai tanah mereka,”kata pria berusia 35 tahun itu.
Sharab ke luar setiap hari menjelajahi toko-toko dan pasar untuk mencari makanan, dengan harapan setidaknya bisa menemukan makanan kaleng dan biji-bijian.
“Saya tidak dapat menemukan apapun. Saya harus bertanya kepada orang-orang apakah mereka punya tambahan kacang kalengan atau daging agar saya bisa membelinya untuk keluarga saya,” katanya.