
Senyum mengembang senantiasa terukir di wajah Lenggogeni, 55, putranya Emir M Kassidy baru saja mengukir prestasi yang membanggakan, juara II Hifzil Quran 30 Juz di MTQ ke 39 tingkat Sumbar.
“Sungguh pasti kami mudahkan Al Quran ini untuk diingat (dipelajari). Maka apakah ada yang mau mempelajarinya?” QS. Al-Qamar : 17
Penggalan ayat suci Al Quran inilah yang meyakinkan Lenggogeni kalau setiap orang dimudahkan Allah SWT untuk menghafal Al Quran. Anak berkebutuhan khusus sekalipun, seperti Emir, putra bungsunya juga diberi kemudahan.
Ya, awalnya Lenggogeni, tak sadar, bahwa putra bungsunya, Emir, termasuk anak yang berkebutuhan khusus. Hingga ia menyadari, Emir belum bisa bicara sepatah kata pun saat ia berusia 2,5 tahun, padahal sepupunya yang seumuran sudah banyak perbendaharaan katanya.
Lenggo kemudian membawa putranya terapi di sekolah anak berkebutuhan khusus. Saat itulah ia bertekad putranya harus bisa berbicara, meskipun hanya sekadar memanggil nama anggota keluarga saja.
Sambil terus memperkenalkan anggota keluarga kepada Emir, Lenggogeni juga setiap malam membacakan ayat-ayat pendek ke telinga Emir.
Subhanallah, ternyata Emir cepat sekali menangkap kalau dibacakan ayat-ayat Al Quran, ia dengan begitu mudah bisa mengulanginya kembali. Padahal untuk kata-kata lain, Emir susah untuk mengulangnya, bahkan ia menangis jika dipaksa untuk mengulang kata-kata itu.
Di sinilah, Lenggo melihat kekuasaan Allah SWT, meski secara sikap anaknya berbeda dengan yang lain, namun Allah anugrahi kecerdasan yang luar biasa, mudah menghafal Al Quran.
Ia berpikir harus berikhtiar memaksimalkan potensi ini. Lenggogeni mendaftarkan Emir ikut mengaji di mushala dekat rumahnya. Ternyata saat baru belajar Iqra’ 4 Emir mulai bosan, ia menolak belajar Iqra dan hanya mau bergabung dengan kelompok teman yang sudah fasih membaca Al Quran.
Beruntung, Ustadz Dahlan yang mengajar Al Quran, paham melihat potensi Emir. Emir pun diasuh langsung oleh Ustadz Dahlan yang merupakan Qori Kota Pariaman yang sudah mengharumkan nama Kota Pariaman dalam berbagai perlombaan Al Quran
“Tahun 2016, Ustadz Dahlan bilang Emir akan ikut lomba Juz 30 di MTQ tingkat Kecamatan Kota Pariaman. Saya ragu, apakah Emir mampu, Ustadz Dahlan optimis putra saya bisa. Izin Allah SWT, Emir berhasil meraih juara 1 waktu itu, setelah itu Emir makin sering ikut lomba dan Alhamdulillah juga mendapatkan juara dalam setiap perlombaan,” ujar Lenggo.
Sambil menyusut bulir bening matanya, Lenggo menyebut sangat terharu ketika Emir bisa meraih juara. Ia tak menyangka sama sekali putranya bisa berprestasi dengan segala keterbatasan kondisinya.
Sebab untuk mata pelajaran umum yang bagi kakak-kakaknya adalah hal yang mudah, namun bagi Emir sangat sulit. Nilai pelajaran umumnya selalu dibawah rata-rata.
Namun ternyata untuk menghafal Al Quran, yang sebagian besar sulit untuk anak-anak seusianya, Emir dengan mudah menghafalnya. Bahkan Emir pun lihai menuliskan setiap ayat Al Quran yang dibacanya, Allahu Akbar.
Sejak saat itulah Lenggo makin bersemangat membimbing Emir untuk terus menghafal Al Quran, hingga saat ini ia sudah hafal 7 juz Al Quran. Mulai dari Juz 1 hingga Juz 5, kemudian Juz 30 dan Juz 29.
Setiap harinya, ia mengingatkan Emir untuk mengulang kembali hafalannya, minimal 3 lembar Al Quran untuk surat yang sudah hafal dan 2 lembar untuk hafalan surat yang baru. Hingga kemudian di tahun 2016 hingga tahun 2020 Emir sudah hafal 14 juz.
Pertengahan 2020 saat heboh pandemi aktivitas sekolah pun daring. Ternyata membawa hikmah besar untuk Emir, ia jadi makin banyak waktu menghafal Al Quran hingga dari Maret 2020 hingga Desember 2020 Emir kemudian menambah hafalannya hingga 16 juz. Total hafalan Emir di tahun 2020 adalah 30 Juz.
“Kemudian Emir di bawah bimbingan LPTQ Kota Pariaman diikutkan menperkuat tim Kafilah Kota Pariaman di MTQ ke 39 cabang Hifzil Quran 30 juz. Emir makin semangat menghafal setidaknya saya bantu mendengarkan ia mengulang hafalannya kembali 3 lembar Alquran setiap harinya,” ujarnya.
Emir yang hingga saat ini belum begitu lancar berbicara tapi begitu lancar melafazkan Al Quran, ia begitu lancar tanpa terlihat berfikir keras saat disuruh membacakan ayat demi ayat. Ketika Emir yang sudah yatim sejak usia kecil ini tampil pada lomba, Lenggogeni mengaku deg-degan ia khawatir putranya tidak mampu.
Namun ternyata Emir mampu menuntaskan hafalan Quran yang diuji oleh juri untuk menyambung ayat. Emir berhasil mrngharumkan nama Kota Pariaman dengan meraih juara II Hifzil Quran 30 juz MTQ ke-39 tingkat Sumbar. Atas prestasinya tersebut Emir mendapatkan bonus tambahan dari Wali Kota Pariaman Genius Umar, Rp 15 juta.
Lenggogeni menyebut sejak hafal 30 juz Emir secara emosional jauh lebih tenang. Ia mulai mau bergaul dengan teman-teman sebayanya, meski secara berbicara ia masih agak terbata-bata. Masih berpikir keras saat ingin mengucapkan kata.
“Makanya saya selalu ikut kemanapun Emir pergi karna memang pola komunikasinya belum lancar. Biasanya saya membantu memberi pemahaman ke orang-orang tentang apa yang dimaksudkan Emir ketika berbicara,” ujarnya.
Lenggo berharap saat ini Emir lebih bisa mandiri dan bisa lebih baik dalam bergaul dengan teman-temannya. Soal masa depan Emir, Lenggogeni menyerahkan sepenuhnya kepada Allah SWT yang jelas sekarang ia telah mencintai dan menghafal Al Quran. Dimana mungkin orang yang terlahir sempurna belum tentu bisa mengikuti langkahnya. (***)