Susi Septriani: Penerima Program SKSS Pariaman, Nyaris Tak Kuliah

45
BERPRESTASI: Raih IP tinggi, Susi Septriani enerima reward dari Wako Pariaman Genius Umar.(IST)

Berasal dari keluarga yang sangat sederhana, membuat Susi Septriani tetap memupuk semangat untuk melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi. Impian Susi tercapai, dengan beasiswa Program Satu Keluarga Satu Sarjana (SKSS) Pemko Pariaman. Ia sekarang menjadi mahasiswa tingkat akhir jurusan Bahasa Inggris, bahkan Susi meraih IPK 3,88 di Politeknik Negeri Padang.

SEBAGAI anak pertama dari tiga bersaudara, sedari SMP, Susi Septriani,21 sudah memupuk mimpinya ingin sekali melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi.
Putri dari pasangan Zulpen Lubis dan Nelyawati selalu giat belajar dan tak pernah melalaikan shalat ini selalu meraih rangking, paling tidak 4 besar di kelasnya hingga SMA.

Usai menamatkan pendidikan di SMAN 6 Pariaman, Susi mengutarakan niatnya kepada orang tuanya ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Susi menyebut ingin sekali mengubah nasib keluarganya. Ia ingin ke depan kehidupan keluarganya lebih baik.

Mendengar penuturan Susi, sang ayah yang buruh tani mendukung keinginan anaknya. Meski berbarengan dengan pemikiran bagaimana mendapatkan biaya untuk pendidikan putrinya, karena sang ayah hanya buruh tani yang mengolah sawah milik orang lain.

“Alhamdulillah meski ayah seorang buruh tani, ia tetap mendukung saya untuk kuliah. Kemudian saya mendaftar di salah satu kampus swasta di Kota Pariaman, dengan pertimbangan kuliah di Pariaman tak perlu memikirkan biaya kos dan lainnya,”ujar Susi saat ditemui Padang Ekspres dirumahnya di Desa Tungkal Selatan Pariaman Utara Kota Pariaman, kemarin.

Namun kemudian dari salah seorang perangkat desa Susi mendapatkan informasi kalau Pemerintah Kota Pariaman memiliki Program Satu Keluarga Satu Sarjana. Program ini memberikan beasiswa penuh untuk uang kuliah selama di perguruan tinggi hingga biaya harian selama menempuh pendidikan yang diserahkan tiap bulannya.

Mendengar informasi tersebut Susi bergegas pulang memberitahukan kedua orang tuanya informasi tersebut. Merekapun mendukung hingga kemudian Susi mempersiapkan diri untuk mendaftar dan tes masuk perguruan tinggi. Susi memilih jurusan Bahasa Inggris di Politeknik Negeri Padang. Susi pun kemudian membatalkan diri kuliah di kampus swasta di Kota Pariaman.

Baca Juga:  Kisah Petani Kopi Berusia Seabad, Jual Tanah Demi Naik Haji

Sadar pendidikannya dibiayai penuh oleh Pemko Pariaman, Susi tidak menyiakan kesempatan tersebut. Setiap hari ia giat belajar sembari berdoa dan tak melupakan kewajiban sebagai umat Islam, untuk melaksanakan shalat.

“Kadang saya juga tergoda ngemall (main ke mall, red) dan ngumpul di kafe bersama teman-teman. Kemudian saya sadar, saya harus giat belajar biar menyelesaikan kuliah tepat waktu dan mampu membanggakan orangtua,”ujarnya.

Kerja kerasnya berbuah manis, Susi selalu meraih IP diatas 3,5 hingga kemudian IP terakhirnya 3,88.  Susi yang sedang menyelesaikan Tugas Akhir ini pun mendapatkan reward dari Pemerintah Kota Pariaman yang diserahkan langsung oleh Walikota Pariaman Genius Umar, beberapa waktu lalu.

“ Alhamdulilah rasanya nikmat Allah terus mengalir di kehidupan saya, ketika saya membutuhkan biaya lebih untuk pembuatan Tugas Akhir, saya mendapatkan reward dari Pak Wako Genius Umar karna berprestasi dengan IP tinggi selama kuliah,”ujarnya.

Perempuan yang bercita-cita menjadi penyiar dan presenter berita ini memilih program studi broadcasting pada jurusan Bahasa Inggris mengajak siswa-siswi di Kota Pariaman yang berasal dari keluarga sangat sederhana/kurang mampu untuk memupuk semangat melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi. Apalagi Pemerintah Kota Pariaman mengakomodir hal tersebut lewat program satu keluarga satu sarjana.

Ia menyebut Program ini sangat membantu anak-anak di Kota Pariaman untuk bisa menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi sama halnya dengan anak-anak dari keluarga yang mampu.

“Lewat media ini saya mengucapkan terimakasih sekali kepada Bapak Wako Pariaman Genius Umar selaku pencetus da ide satu keluarga satu sarjana dan kemudian menerapkannya di Kota Pariaman. Alhamdulillah saya pribadi sangat merasakan manfaatnya,”ujarnya. (***)