Media sosial sudah menjadi identitas diri di dunia maya. Banyak anak remaja menganggap akan mudah bergaul dan menunjukkan eksistensinya apabila dia memiliki banyak media sosial.
Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat Yuliandre Darwis mengungkapkan, transformasi teknologi berubah dengan cepat.
Perubahan terjadi di seluruh belahan dunia, sehingga fenomena menjadi tantangan bagi anak muda Indonesia. Semua elemen dan generasi tidak ada batas dan harus beradaptasi.
“Ada amunisi baru untuk anak muda, dengan musim media sosial ini. Praktik komunikasi menjadi ringan, berbeda dengan dulu, jika ingin bertemu dengan para tokoh kita harus bertemu fisik,” kata Yuliandre saat menjadi pembicara dalam diskusi berbasis daring yang diselenggarakan KKM UIN Ciputat dengan tema “Peran Mahasiswa Rantau kepada Minangkabau” di Jakarta, Sabtu (31/10/2020).
President International Broadcasting Regulathory Authority Forum (IBRAF) 2017-2018 ini menekankan bahwa kapasitas anak muda saat ini sudah dimudahkan dengan media baru.
Generasi milenial yang dapat dikatakan dengan kelompok paling dekat dengan dunia digital, sehingga media sosial sebaiknya digunakan untuk hal yang positif.
“Media sosial harapannya dijadikan sarana untuk bersilaturahmi dan membangun jaringan,” kata tokoh muda asal Padang yang belakangan aktif mengupdate akun YouTube pribadinya berisi konten sosok inspiratif.
Dalam kesempatan yang sama, wartawan senior, Hasril Chaniago mengungkapkan pemuda Minang dikenal memiliki semangat merantau. Hal ini sulit dipisahkan dan telah melekat pada diri masyarakat keturunan Minangkabau.
Alasan yang membuat orang Minang mampu bertahan di perantauan merupakan sesuatu yang patut didalami. Apakah karena nasib yang memaksa atau karena kesuksesan yang begitu mudah dicapai.
Lebih lanjut, Hasril mengatakan pemuda Minang itu memiliki kompetensi yang besar dalam memberikan kontribusi untuk bangsa. Ia mencontohkan sosok Yuliandre Darwis yang berhasil menjadi pimpinan lembaga negara Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat yang relatif muda di usia 35 tahun.
“Keoptimisan yang dimiliki pemuda Minang tidak perlu dipertanyakan lagi. Sudah ada buktinya, uda Andre ini bisa dijadikan contoh untuk pemuda Minang yang ingin sukses,” kata Hasril. (rel)