
PADEK.JAWAPOS.COM-Bareskrim Polri masih memburu gembong narkoba Fredy Pratama yang telah menjadi buronan sejak lama. Selama ini, Fredy menggunakan sandi Escobar dalam menjalankan transaksi bisnis ilegalnya.
“Ya, ini nama operasinya sandi Escobar. Sandi operasi Escobar. Bukan dia Escobar, dia biasa saja,” ucap Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Pol Mukti Juharsa kepada wartawan, Rabu (13/9).
Sandi Escobar diambil dari nama gembong narkoba Kolombia, Pablo Emilio Escobar Gaviria alias Pablo Escobar. Namun, Polri enggan menyebut jika Fredy adalah Pablo Escobar versi Indonesia. “Ini sandinya, ini yang terbesar yang diungkap,” jelasnya.
Fredy menjalankan bisnis narkoba sejak 2009. Dalam tiga tahun terakhir ini, Polri menerima laporan polisi sebanyak 408 kali. Dari jumlah itu, ditetapkan 884 tersangka. Seluruhnya punya keterkaitan dengan Fredy.
Sebelumnya, Bareskrim Polri bersama dengan Royal Thai Police (RTP), Polis Diraja Malaysia (PDRM), US DEA, dan instansi terkait lainnya mengungkap sindikat narkoba jaringan internasional pimpinan Fredy Pratama. Nilai aset jaringan ini bahkan sampai Rp 10,5 triliun, dari 10,2 ton sabu serta 100 ribu lebih ekstasi.
“Selain tindak pidana narkoba dan tindak pidana asal, kita juga melaksanakan tindak pidana pencucian uang, dan ini semua kita lakukan dalam bentuk join operation yang dilakukan juga dengan rekan-rekan kita dari Royal Thai Police dan Royal Malaysia Police, juga dengan US-DEA dan dengan rekan-rekan kita di Indonesia dengan Imigrasi dengan PPATK, Bea Cukai dan Ditjen PAS,” ujar Kabareskrim Polri Komjen Pol Wahyu Widada, Selasa (13/9).
Dalam kasus ini, Polri berhasil menangkap 39 orang. Penangkapan dilakukan pada rentang waktu Mei 2023 sampai September 2023.
Para tersangka dijerat dengan Pasal 114 ayat (2) juncto Pasal 132 ayat (2) subsidair Pasal 112 ayat (2) jo Pasal 132 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman pidana mati atau seumur hidup, dan pidana denda maksimal Rp 10 miliar, serta sejumlah tersangka juga dikenakan Pasal Tindak Pidana Pencucian Uang dengan tindak pidana asalnya yaitu UU RI 35 tahun 2009 tentang narkotika dan juga pasal 3,4,5 UU No 8 tahun 2010 tentang pencegahan dan pemberantasan TPPU.(jpg)