Puluhan pria Jepang telah menjawab seruan Ukraina agar sukarelawan asing memerangi invasi Rusia, menurut laporan media pada Rabu (2/3/2022) seperti dikutip Channel News Asia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy pada Minggu menyerukan pembentukan “legiun internasional”, mendorong puluhan orang dari Amerika Serikat dan Kanada untuk menjadi sukarelawan.
“Pada hari Selasa, 70 pria Jepang, termasuk 50 mantan anggota Pasukan Beladiri Jepang dan dua veteran Legiun Asing Prancis, telah melamar menjadi sukarelawan,” kata harian Mainichi Shimbun mengutip sebuah perusahaan Tokyo yang menangani para sukarelawan.
Seorang juru bicara Kedutaan Besar Ukraina mengakui menerima telepon dari orang-orang yang “ingin berjuang untuk Ukraina”, tetapi mengatakan mereka tidak tahu apa-apa lagi tentang sukarelawan.
Sebuah posting media sosial 28 Februari dari kedutaan mengucapkan terima kasih kepada orang Jepang atas banyak pertanyaan mereka tentang menjadi sukarelawan tetapi menambahkan ketentuan.
“Setiap kandidat untuk ini harus memiliki pengalaman di Pasukan Bela Diri Jepang atau telah menjalani pelatihan khusus,” katanya.
Dalam sebuah posting baru di Twitter pada hari Rabu, kedutaan besar Ukrania di Jepang mengatakan sedang mencari sukarelawan dengan pengalaman medis, IT, komunikasi, atau pemadam kebakaran. Tidak jelas apakah posisi sukarelawan itu terpencil atau terlibat dalam perjalanan ke negara itu.
Jepang telah menyampaikan kepada warga negaranya untuk menunda perjalanan ke Ukraina dengan alasan apapun. Sebuah peringatan yang ditegaskan kembali pada hari Rabu oleh Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno mengatakan bahwa dia mengetahui laporan tentang para sukarelawan tersebut.
“Kementerian luar negeri Jepang telah mengeluarkan peringatan evakuasi untuk seluruh Ukraina dan kami ingin orang-orang menghentikan semua perjalanan ke Ukraina, terlepas dari tujuan kunjungan mereka,” katanya dalam konferensi pers.
“Kami berkomunikasi dengan kedutaan Ukraina di Jepang dan menunjukkan bahwa nasihat evakuasi sudah ada,” imbuhnya.
Jepang bergabung dengan sanksi terhadap bank sentral Rusia, dan menyatakan “Jepang bersama Ukraina”.
Miliarder Jepang Mikitani menyumbangkan USD8,7 juta ke Ukraina.(cna)