Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengirim Menteri Luar Negeri dan Menteri Pertahananannya ke Asia. Tujuannya, menggalang dukungan sekutu, demi menghadapi Tiongkok dan negara-negara yang melawan AS.
Dalam kunjungan luar negerinya yang pertama, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken melakukan lawatan ke Jepang dan Korea Selatan. Kunjungan tiga hari, dari 15 hingga 17 Maret ini, dilakukan Blinken bersama Menteri Pertahanan Lloyd Austin.
Dalam jumpa pers bersama pada Senin (15/3), keduanya menyatakan, misi kunjungan ini adalah untuk merevitalisasi hubungan diplomasi dengan negara sahabat dan mitra. Mereka mengatakan, agenda utama lawatan kali ini mencakup isu ketegangan dengan Tiongkok.
”Kombinasi kekuatan membuat kita lebih kuat, ketika harus menghadapi agresi dan ancaman Tiongkok,” sebut keduanya, dalam keterangan pers.
Menurut Blinken, mereka akan meminta pertanggungjawaban Tiongkok atas pelanggaran HAM di Xinjiang dan Tibet, upaya melemahkan otonomi Hong Kong secara sistematis, melangkahi demokrasi di Taiwan atau membuat klaim teritorial atas Laut China Selatan yang melanggar hukum internasional. ”Jika kita tidak bertindak tegas dan mengambil kepemimpinan, Beijing yang akan melakukannya,” jelas Blinken dalam pernyataannya Senin (15/3).
Ketika berbicara di Hawaii sebelum bertolak ke Asia, Menhan Austin mengatakan, pihaknya akan mendengar dan belajar, dari sekutu AS dan ingin meningkatkan kapasitas militer AS di negara sahabat, demi menjaga keunggulan kompetitif Washington atas Tiongkok.
”Misi kami adalah memastikan, kita memiliki kapabilitas dan rencana operasi, agar mampu menggertak China atau semua negara yang ingin melawan AS,” terang Austin.
Blinken dan Austin tiba di Tokyo, Jepang, Senin (15/3), untuk bertemu dengan sejawat mereka, dan beberapa pejabat tinggi lainnya. Mereka berupaya menegaskan kembali komitmen Amerika terhadap kawasan itu dan aliansi mereka, menyusul pendekatan temperamental Donald Trump.
Kemarin, kedua menteri itu melangsungkan pembicaraan diplomatik dan keamanan ”dua tambah dua” dengan mitra Jepang mereka, Menteri Luar Negeri Toshimitsu Motegi dan Menteri Pertahanan Nobuo Kishi. ”Kunjungan ini untuk menegaskan kembali aliansi AS dan Jepang,” kata Blinken, dalam pertemuan dengan Motegi.
Blinken juga mengatakan, nilai-nilai demokrasi terancam di Myanmar dan Tiongkok.
Sementara Motegi mengatakan, dia setuju dengan Blinken untuk menentang upaya Tiongkok mengubah status quo di Laut China Timur dan Selatan. “Jepang akan bekerja sama erat dalam masalah tersebut,” kata Motegi.
Isu lain dalam agenda, termasuk kebebasan navigasi di kawasan itu, kudeta militer di Myanmar, dan ekonomi di tengah pandemi. Menlu Blinken akan mengakhiri kunjungan di Korea Selatan. Sementara Austin bertolak ke New Delhi untuk bertemu Menteri Pertahanan India, Rajnath Singh.
Acara Blinken di Tokyo dan Seoul sebagian besar akan bersifat virtual, agar bisa dilakukan dengan para pemimpin bisnis dan jurnalis Jepang. Di Seoul, Blinken akan berkonsultasi tentang kebijakan Presiden Joe Biden terhadap Korea Utara. Selanjutnya, Blinken akan kembali ke AS dan bergabung dengan penasihat keamanan nasional Biden, Jake Sullivan, untuk melakukan pembicaraan dengan para pejabat Tiongkok.
Saat ini, Beijing dilaporkan meningkatkan aktivitas militer di sekitar Kepulauan Senkaku yang dikuasai Jepang, yang juga diklaim Tiongkok. Kunjungan Blinken dan Austin ke Asia dilakukan pasca pertemuan empat negara, AS, Jepang, India dan Australia, yang juga membahas masalah Tiongkok.
Keempat negara yang tergabung dalam kuartet informal itu antara lain ingin meredam pengaruh Beijing, yang menyediakan vaksin bagi negara miskin. Pekan lalu Blinken mengatakan, dirinya akan membeberkan kekhawatiran terhadap tindakan dan perilaku Beijing secara jujur dan terbuka. (day/jpg)