
Gempa kategori besar kembali mengguncang Turki dan Suriah serta menewaskan delapan orang. Gempa bermagnitudo 6,4 tersebut terjadi pada Senin (20/2/2023) di Hatay, provinsi selatan Turki, yang paling parah dilanda gempa 6 Februari lalu.
Badan Tanggap Bencana Turki (AFAD) menyebutkan enam orang tewas dan 294 lainnya luka-luka dengan 18 orang dalam kondisi kritis.
“Di Suriah, seorang wanita dan seorang gadis meninggal akibat kepanikan saat gempa bumi di provinsi Hama dan Tartus,” kata media pro-pemerintah seperti dilansir Le Monde.
Pusat gempa berada di kota Defne, di Provinsi Hatay Turki, yang berbatasan dengan Suriah. Gempa itu juga dirasakan di Yordania, Siprus, Israel, Lebanon hingga Mesir. Setelah itu terjadi gempa bermagnitudo 5,8, dan puluhan gempa susulan.
Hatay adalah salah satu provinsi yang paling parah terdampak setelah gempa berkekuatan 7,8 melanda pada 6 Februari. Ribuan bangunan hancur di provinsi itu dan gempa hari Senin (20/2/2023) semakin merusak bangunan. Kantor gubernur di Antakya, pusat bersejarah Hatay juga rusak.
AFAD di Twitter mengatakan gempa berkekuatan 5,8 lainnya menyusul tiga menit kemudian dan pusat gempa berada di distrik Samandag, di Hatay.
Seorang jurnalis AFP melaporkan situasi panik dan guncangan gempa itu menimbulkan awan debu di kota yang sudah hancur itu. Tembok bangunan yang rusak parah runtuh. Sementara beberapa orang yang tampak terluka, meminta bantuan.
Menurut AFAD, lebih dari 6.000 gempa susulan telah tercatat sejak gempa berkekuatan 7,8 yang melanda Turki dan Suriah awal bulan ini. Bencana itu membuat jutaan orang kehilangan tempat tinggal.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada hari Senin berjanji untuk membangun hampir 200.000 rumah baru dalam setahun, dengan mengatakan tingginya tidak lebih dari empat lantai dan jauh dari jalur patahan gempa.
“Di Suriah yang dikuasai pemerintah, seorang gadis meninggal di kota barat Safita,” menurut laporan Harian Al-Watan.
Sementara seorang wanita meninggal di pusat kota Hama yang sudah terkena dampak gempa 6 Februari, menurut stasiun radio Sham FM.
White Helmets, organisasi pertahanan sipil Suriah barat laut, mengatakan sekitar 190 orang menderita luka. Kebanyakan kasus atau patah tulang dan memar. Dikatakan bahwa beberapa bangunan tipis runtuh, tapi tidak ada kasus orang terjebak di bawah reruntuhan.(lmd)