
Keindahan pola dan unik nya proses pembuatan kain batik Inddonesia kembali dikenalkan Kedutaan Besar Indonesia di Muscat, Oman, lewat workshop di Kota Nizwa, Minggu (19/12).
Sebanyak 65 seniman, anggota Asosiasi Perempuan Oman, mahasiswa, dan pengrajin dari berbagai wilayah Provinsi Dakhiliyah, Kesultanan Oman, berpartisipasi dalam pelatihan membatik sekaligus fashion show tersebut.
Dalam keterangan tertulisnya kemarin dijelaskan, pelatihan membuat batik tulis ini merupakan kegiatan promosi seni budaya indonesia hasil kerja sama dengan The Omani Women Association dan Dharma Wanita Persatuan (DWP) KBRI Muscat, serta Yayasan Batik House Indonesia Jakarta sebagai instruktur pelatihan.
Duta Besar Indonesia untuk Oman Mohamad Irzan Djohan mengatakan, industri batik merupakan salah satu sektor yang memberi kontribusi signifikan bagi perekonomian Nasional, serta banyak membuka lapangan kerja.
“Ini salah satu aspek yang dapat menjadi contoh upaya pemberdayaan perempuan dan UMKM di Oman,” ujar Dubes Djohan.
Indonesian Batik Exhibition juga memamerkan berbagai kain batik tulis dan busana batik dari sejumlah daerah, di antaranya Yogyakarta, Cirebon, Pekalongan, Madura, dan Bengkulu.
Selain itu, dipamerkan pula aplikasi batik pada kerajinan tangan berupa hiasan rumah, ukiran kayu, dan berbagai jenis tas batik. Promosi batik Indonesia kali ini mengangkat keunggulan pewarna alam yang digunakan dalam membuat batik di Indonesia.
Dalam hal ini, hadir secara daring ahli batik dari Universitas Negeri Semarang, Rodia Syamwil, yang memberikan paparan mengenai Batik Natural Dyeing: Sustainable Eco Coloring.
Selain praktik membuat batik tulis, para peserta serta undangan yang hadir juga mendapatkan kesempatan menyaksikan Batik Fashion Show. Sejumlah busana batik dengan desain yang cocok bagi masyarakat Oman diperagakan.
Anggota Parlemen Oman (Majelis Syuro) Al Sheikh Ali bin Abdullah Al Busaidi menyampaikan, pelatihan membatik seperti ini dia nilai sangat tepat sasaran, mengingat kerajinan tangan serta wisata budaya merupakan mata pencaharian sebagian besar penduduk Nizwa.
Kota Nizwa merupakan salah satu kota terbesar dan tertua di Oman dan dikenal dengan warisan seni budaya dan peradaban yang tua, khususnya seni budaya Islam.
Pada 2015, Islamic Educational, Scientific, and Cultural Organization (ISESCO) menetapkan Nizwa sebagai Ibukota Budaya Islam untuk wilayah Timur Tengah bersama Almaty, Kazakhstan (wilayah Asia) dan Cotonou, Benin (wilayah Afrika).
Sebagai hadiah di akhir acara, Dubes Djohan menyerahkan dua set perangkat membatik kepada Asosiasi Perempuan Oman wilayah Manah.
Dari kegiatan promosi ini diharapkan juga dapat mendorong pada peningkatan hubungan ekonomi Indonesia dan Oman, termasuk peluang ekspor produk batik dan tekstil lainnya serta bahan dan peralatan. (day/jpg)