PM Thailand Harus Mundur, Demonstran Beri Waktu Tiga Hari

39
Gelombang demonstrasi massa di Thailand. (net)

Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-Ocha resmi mencabut Dekrit Darurat Bangkok pada Kamis tengah malam (22/10) demi meredam amukan massa pro demokrasi. Namun, keputusan ini belum memuaskan kehendak demonstran.

Para pengunjuk rasa memberikan ultimatum selama tiga hari agar PM Prayuth mundur. Mereka menilai pencabutan Dekrit Darurat belum cukup. ”Itu tidak cukup. Dia (PM Prayuth,Red) harus mundur,” tegas salah satu demonstran bernama Too, 54.

Dekrit Darurat dikeluarkan pekan lalu setelah pengunjuk rasa anti-pemerintah memberi salam tiga jari ke iring-iringan mobil kerajaan. Situasi itu belum pernah terjadi sebelumnya terhadap kerajaan Thailand.

Dekrit Darurat Bangkok melarang pertemuan politik, termasuk demonstrasi, yang dihadiri lima orang atau lebih. Dekrit melarang publikasi informasi yang dianggap mengancam keamanan.

Penerapan Dekrit Darurat justru memicu unjuk rasa besar-besaran yang diikuti puluhan ribu orang pada pekan lalu. Tercatat sebagai unjuk rasa terbesar dari rentetan unjuk rasa selama tiga bulan terakhir yang menuntut pengunduran diri Prayuth. Demonstran juga menyerukan reformasi untuk membatasi kekuasaan Raja Thailand, Maha Vajiralongkorn.

”Saya akan mengambil langkah pertama untuk meredakan situasi ini. Saya saat ini bersiap untuk mencabut situasi darurat parah di Bangkok dan akan segera melakukannya jika tidak ada insiden kekerasan,” ucap Prayuth dalam pidatonya.

Sebagian besar unjuk rasa berlangsung damai, namun polisi mengerahkan meriam air untuk membubarkan demonstran pada Jumat pekan lalu. Hal itu justru semakin memicu kemarahan para demonstran.

Salah satu pemimpin unjuk rasa, Tattep Ruangprapaikitseree, menyatakan, Prayuth tetap harus mengundurkan diri meskipun Dekrit Darurat dicabut. Disebutkan Tattep, tuntutan lainnya dari demonstran dapat dibahas di parlemen. “Prayuth harus mengundurkan diri terlebih dulu dan itu yang paling mudah dilakukan,” ujarnya.

Demonstran mendatangi kantor PM Prayuth dan menyerahkan sebuah surat pengunduran diri palsu. “Tujuan kita hari ini berhasil. Kita menyerahkan surat kepada Prayuth dan perwakilannya telah menerimanya, berjanji surat itu akan disampaikan kepadanya,” ucap pemimpin demo lainnya, Patsaravalee Tanakitvibulpon. ”Tapi perjuangan kita belum selesai, selama dia belum mengundurkan diri. Jika dalam waktu tiga hari dia tidak mundur, dia akan menghadapi rakyat lagi,” tegasnya.

Prayuth sempat secara tegas menolak mengundurkan diri. Penegasan ini disampaikan saat puluhan ribu demonstran antipemerintah tetap beraksi meski ada larangan berkumpul di bawah Dekrit Darurat yang diberlakukan di Negeri Gajah Putih itu. (day/jpg)