Indonesia tetap menolak membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Sekalipun ditawari dana bantuan besar dari Amerika Serikat (AS), Rp 28 triliun. Kementerian Luar Negeri Indonesia menyatakan, tidak akan menanggapi tawaran dana bantuan pembangunan hingga miliaran dolar dari AS, dengan syarat pemerintah Indonesia melakukan normalisasi hubungan dengan Israel.
”Ibu Menlu sudah sampaikan, hingga saat ini tidak terdapat niatan Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan Israel,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah.
Sebelumnya, CEO US International Development Finance Corp, Adam Boehler menyatakan, Indonesia akan mendapat bantuan hingga mencapai 2 miliar dolar AS (sekitar Rp 28 triliun), jika bersedia membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
Pernyataan Boehler dikutip Bloomberg dan dipublikasikan pada Selasa (22/12). Pernyataan Boehler kepada Bloomberg tersebut juga dikutip oleh media Israel, The Times of Israel.
Boehler merupakan CEO US International Development Finance Corporation (DFC), sebuah lembaga keuangan milik Pemerintah AS. ”Kami sedang membicarakannya dengan mereka (Indonesia),” kata Boehler kepada Bloomberg di Yerusalem.
”Jika mereka siap, kami akan dengan senang hati, bahkan memberikan dukungan lebih berupa dukungan finansial,” sambungnya. Sementara itu, Pakistan juga menolak tegas segala bentuk represi asing terhadap negaranya, untuk bergabung dengan barisan negara yang berkompromi dengan rezim Zionis Israel. Pakistan menegaskan tidak akan pernah mengakui secara resmi Israel.
Seperti dilaporkan Pars Today dan IRIB, Menteri Luar Negeri Pakistan, Shah Mahmood Qureshi menolak represi asing terhadap Islamabad untuk bergabung dengan negara-negara pro kompromi dengan Tel Aviv.
”Kami telah nyatakan kepada Uni Emirat Arab (UEA), Pakistan menginginkan penyelesaian isu Palestina secara tuntas dan tidak akan pernah mengakui secara resmi Israel,” ujarnya kepada wartawan di kota Multan, Pakistan. Pakistan tidak akan menerima represi berkaitan kesepakatan kompromi, dan memiliki sikap yang jelas dan pasti dalam mendukung rakyat Palestina dan Kashmir. (rsm/jpg)