Bincang Komite: Maaf, Kami Tak Andalkan Pungutan!!

Tampak depan SMPN 1 Painan.(NET)

Sebagai salah satu sekolah tertua pertama di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Painan, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel) kerap dijadikan sebagai barometer oleh masyarakat dalam banyak hal.

Kondisi itu ternyata menjadi tantangan sendiri bagi pengurus komite SMP Negeri 1 Painan. Sehingga perlu banyak inovasi dan terobosan-terobosan agar sekolah itu tetap menjadi sekolah unggul di daerah itu.

Demikian dikatakan ketua Komite SMP Negeri 1 Painan, Suherman, ketika dihubungi Padang Ekspres kemarin (8/12). “Kepercayaan yang diberikan oleh orang tua siswa sebagai ketua komite di SMP Negeri 1 Painan, memang memberikan tantangan tersendiri bagi saya bersama pengurus lainnya. Sebab bila tidak mampu berkontribusi dalam memberikan kemajuan sekolah, akan berpengaruh terhadap pandangan masyarakat secara umum terhadap dunia pendidikan Pessel. Saya katakan demikian, sebab SMP Negeri 1 Painan merupakan barometernya Pesisir Selatan di bidang pendidikan,” kata Suherman.

Dia menambahkan bahwa sebagai sekolah favorit yang memang dijadikan sebagai pilihan oleh masyarakat untuk melanjutkan pendidikan anaknya sebelum zonasi diberlakukan, tantangannya bukan saja dalam hal mempertahankan dan meningkatkan kualitas pendidikan, tapi juga dari segi sarana dan prasarananya.

“Dengan memiliki kualitas pendidikan yang bagus, serta juga dibarengi dengan sarana dan prasarana yang lengkap dan memadai. Maka pandangan miring masyarakat terhadap komite sekolah yang identik dengan pungutan-pungutan akan bisa terjawab. Sebab tidak bisa dipungkiri untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas itu jelas membutuhkan investasi yang besar pula. Namun di sini kita berupaya untuk meminimalisir sumbangan dari orang tua siswa, dengan cara aktif mencari sumber pemasukan melalui pihak ketiga,” ungkapnya.

Disampaikannya bahwa upaya itu ternyata mampu dia lakukan bersama pengurus lainnya, dengan juga didukung oleh pihak penyelenggara pendidikan di sekolah.

“Di saat sekolah lain di daerah ini masih mengandalkan iuran komite dari orang tua siswa, Komite SMP Negeri 1 Painan sudah mampu mencari dana untuk menunjang kegiatan belajar mengajar melalui bantuan CSR dari beberapa perusahaan yang ada di daerah baik swasta maupun dari BUMN,” ungkapnya.

Upaya itu dilakukannya hanya semata-mata membantu orang tua siswa agar tidak lagi disulitkan dalam hal pembiayaan terhadap berbagai kegiatan dan program yang ada di sekolah.

“Sebab tidak semua orang tua di SMP Negeri 1 Painan ini yang memiliki ekonomi bagus. Selain itu sekolah juga tidak memberlakukan subsidi silang berdasarkan kemampuan ekonomi orang tua,” ucapnya.

Terkait dengan sudah dicanangkannya pendidikan gratis oleh Bupati Pessel, Rusma Yul Anwar, pada tanggal 2 Mei 2021 lalu, ternyata memberikan tantangan tersendiri bagi pengurus komite di sekolah itu.

Baca Juga:  KBK Survey & Pemetaan UNP Kenalkan Software Revit Berkonsep BIM pada Guru SMK Bangunan

“Saya katakan demikian, sebab dengan sudah dilakukannya subsidi oleh pemerintah daerah (Pemda) terhadap kekurangan dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) melalui program pendidikan itu. Sekolah melalui komite tidak dibolehkan lagi melakukan berbagai bentuk pungutan. Sementara kebutuhan sekolah berbeda-beda atau tidak sama,” ucapnya.

Beranjak dari kondisi itu, sehingga komite sekolah melakukan pendekatan kepada pihak-pihak yang peduli dengan pendidikan agar pembiayaan kegiatan yang tidak terjangkau oleh dana BOS dan subsidi kekurangan BOS tetap bisa terlaksana sebagaimana biasanya.

“Salah satunya yang kami lakukan adalah melalui kepedulian alumni dari semua angkatan. Hal itu ternyata sangat membantu, sebab beberapa kegiatan yang dilakukan oleh sekolah tetap bisa terlaksana dengan baik. Termasuk juga kegiatan peningkatan sumber daya tenaga pendidik melalui pelatihan-pelatihan, serta juga kegiatan kesiswaan,” ucapnya.

Wakil ketua Komite SMP Negeri 1 Painan, Sopian Kailani menambahkan, melalui upaya yang dilakukan oleh pengurus komite, SMP Negeri 1 Painan juga mendapatkan bantuan jaringan internet gratis dari Kementerian Kominfo melalui dana pokok pikiran anggota DPR RI Darizal Basir.

Berkat bantuan itu, sehingga SMP Negeri 1 Painan, menjadi sekolah menengah pertama di Pessel yang melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) secara mandiri pada tahun 2019 lalu.

Diakuinya bahwa sekolah itu pada tahun 2017 dan 2018 lalu memang juga telah melaksanakan UNBK, namun saat itu masih numpang di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Painan.

“Agar keinginan UNBK mandiri ini bisa tercapai pada tahun 2019 itu, sehingga secara bertahap komite sekolah bersama kepala sekolah ketika itu, melengkapi berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Karena sudah terpenuhi sesuai kebutuhan standar, sehingga tahun 2019 SMP Negeri 1 Painan sudah melakukan UNBK secara mandiri. Dan itu merupakan yang pertama di Pessel,” akunya.

Dia berharap dengan sudah dicanangkannya program pendidikan gratis di daerah itu, dia mengajak agar semua pihak memberikan perhatian serius terhadap SMPN 1 Painan. Kepala SMP Negeri 1 Painan, Linda Hastuti, ketika dihubungi mengakui peran dan kerja sama komite sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah itu sangat tinggi.

“Berbagai inovasi dan terobosan yang sudah dilakukan selama ini telah mampu membawa sekolah itu menjadi sekolah favorit di Pessel. Bahkan bila tidak menerapkan sistem zonasi, maka kita tidak akan mampu menampung minat siswa untuk sekolah di sini,” ucapnya. (yon)