Kepala SD 05 Surabayo, Darneswati: Narasi Guru Bersastra Multi Talenta

16
Darneswati

”Anakku, kemarilah. Jangan ragu dan gamang Nak. Langkah hidup langkah hati dan pikiranmu. Ke sekolah, arak langkah senang hati. Bukan langkah berhiba hati. Yakinlah, Nak, ilmu itu seperti matahari. Ia jadi suluh untuk bumi. Teranglah Nak. Terangkan dunia ini dengan kesungguhan hidup menuntut ilmu. Tuntut ilmu itu setinggi langit, Nak.”

”Tapi, kakimu tetap pijakkan di bumi. Nak, manusia dipandang budi. Sehebat-hebat dirimu,Nak…bila tak beradab, bila tak berbudi, niscayailah; dikau tak akan pernah menjadi apa-apa. Yang kuingin Nak, dirimu harus bermakna untuk hidup sekali di atas dunia. Harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama. Tinggalkan nama-nama baik itu Nak. Catatkan namamu di atas riwayat dunia”.

Narasi itu, ditulis Darneswati, SPd, Mpd. Buk Nes, begitu ia akrab dipanggil siswa dan guru-guru. Buk Nes, kepala SD 05 Surabayo Lubukbasung. Ia sosok guru yang sangat hobi berseni-seni dalam dunia sastra. Hobinya, menulis puisi. Hobinya menari.

Buk Nes adalah salah seorang pendiri Sanggar Singgo Batino yang ia ketuai. Juga, salah seorang pendiri Komunitas Guru Inspiratif (KGI) Agam. Di KGI Agam, Buk Nes sekretarisnya.

Tentang KGI, Buk Nes bercerita. Katanya, KGI merupakan salah satu komunitas guru yang hobinya menulis. KGI didirikan pada 9 Februari 2021, di Labrazzo food & resto.
Satu bulan KGI berdiri, komunitas ini sudah memproduksi banyak ragam karya sastra.

Seperti, kumpulan buku puisi para guru di KGI.Judulnya: Sang Guru. Lalu, pernah menerbitkan media Koran Guru. Kata Buk Nes, koran itu hanya sekali lalu terbitnya.

“Koran Guru dari KGI itu hanya sebagai salah satu bukti saja, bahwa guru-guru mampu menerbitkan sebuah media komunitas atau internal”, ujar Buk Nes seraya mengatakan, KGI dibina dan dibidani 9 orang, antara lain sastrawan Pinto Janir, Wartawan senior Muhammad Khudri yang juga mantan guru PNS, Dita Wedia, Buk Yul dan lain-lain.

Kini, Buk Nes bersama sejumlah guru-guru di Agam dan Bukittinggi, bersama-sama dengan Sanggar Sastra Guru kota Bukittinggi dan Agam (pimpinan Buk Lili) sedang menyiapkan album VCD Lagu dan Puisi dalam tajuk “dengan lagu dan puisi, kita promosikan keindahan nagari”.

Bicara tentang sastra dan puisi, menurut Buk Nes, menulis itu memicu dan mengasah dua otak, yakni otak kiri dan otak kakan. Pikiran matematis dan pikiran kreatif di ruang seni.

“Menulis puisi itu mendamaikan hati. Menulis esai itu mengasah pikiran dan analisis. Tempat latihan Sanggar Singo Batino yang juga dibina Bang Pinto di sekolah Ines ini. Di sini, murid-murid SD berlatih menari, menyanyi dan menulis. Kami juga berharap, Laman Guru Padang Ekspres menjadi Pembina di Sanggar Batino dalam mengembangkan minat murid kita dalam dunia menulis,” ujar Darneswati yang “berines-ines” ke badannya.

“Kami juga berharap dapat tampil di acara 23 Tahun Padang Ekspres,” harap Buk Nes, tipikal kepala sekolah yang inovatif. “Apa bisa ya?,” katanya beretorika.

Pemimpin Redaksi Padang Ekpres, Revdi Iwan Syahputra, selaku penanggung-jawab acara HUT ke 23 Padang Ekspres menjawab: “ Insha Allah. Sanggar Singo Batino akan kami beri waktu dan tempat untuk mengisi malam resepsi atau puncak HUT kita,” ungkap pria yang akrab disapat Ope tersebut. (zul)