Dua inovasi diikutkan pada ajang kompetisi Sistem Inovasi Pelayanan Publik (Sinovik) Tingkat Nasional 2022. Yakni ”Sewangi Berdaya Emas” (Semerbak Sereh Wangi Berdayakan Ekonomi Masyakarat) dan ”Smart Control Bang Jali” (Smart Control Bangun Jamur Limaumanis).
”Alhamdulillah, SMK SMTI mengikutkan dua inovasinya Sewangi Berdaya Emas dan Smart Control Bang Jali,” kata Kepala SMK SMTI Padang, Sylvi didampingi Ketua Inovasi dan Sentra HKI SMK SMTI Padang, Inventor Sewangi Berdaya Emas, Sri Utami Harsanti dan Inventor Smart Control Bang Jali, Hendri Yanto, Rabu (13/4).
Sewangi Berdaya Emas adalah bentuk pelatihan dan bimbingan teknis kepada petani serai wangi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat ekonomi rentan dan masyarakat miskin secara merata dan setara.
Program ini diangkat karena sudah rutin dikerjakan oleh SMTI sejak 2018 untuk membantu masyarakat, koperasi, kelompok tani, wali murid yang membutuhkan keterampilan dengan membuat bermacam-macam produk turunannya.
Program Sewangi Berdaya Emas telah menjalin kerja sama dengan Kelompok Tani Serai Wangi yang tergabung dalam koperasi serba usaha Laing Sepakat Kota Solok, Kelompok Tani Sukma Nusantara Kabupaten Limapuluh Kota dan Kelompok Tani Sabar Menanti Kabupaten Tanahdatar.
Untuk Koperasi Serba Usaha Laing Sepakat sendiri, sebelumnya juga telah mendapatkan program pendampingan dari Balitbang Kota Solok, Dinas Perdagangan UMKM Kota Solok, dan Science Techno Park (STP) Universitas Andalas. Dengan adanya tambahan kerja sama dengan SMK SMTI Padang, diharapkan program Desa Berinovasi yang digagas oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) semakin berkembang dan bermanfaat bagi masyarakat.
Potensi tanaman serai wangi di Indonesia sangat besar, tersebar di Sumatera Barat sekitar 3.124,85 Ha. Dari tanaman serai wangi dapat diproduksi minyak serai wangi. Berbagai produk turunannya seperti sabun susu, sabun cair, sabun transparan, minyak aromaterapi, balsem, hand sanitizer, biofungisida, bioinsektisida, zat aditif BBM dan olahan limbahnya berupa pakan ternak, pupuk organik dan briket.
Mayoritas petani hanya mampu menjual minyak serai wangi di kisaran Rp160.000–170.000/kg setiap harinya dengan tenaga kerja sebanyak 2 orang. Melalui program Sewangi Berdaya Emas, pengolahan serai wangi dapat dilakukan secara terpadu sehingga menghasilkan diversifikasi produk turunan hingga limbahnya. Untuk satu jenis produk turunan, nilai ekonomi minyak serai wangi dapat meningkat menjadi Rp 400.000 per kg dan daya serap tenaga kerja bertambah menjadi 5 orang.
Sementara program Smart Control Bang Jali (Bangun Jamur Limau Manis) dikembangkan karena permasalahan dalam pengontrolan suhu dan kelembaban pada kumbung jamur tiram oleh petani.
Smart Control Bang Jali membantu petani jamur tiram mengoptimalkan suhu dan kelembaban di dalam kumbung dengan mengatur waktu penyiraman jamur tiram. Hasil panen bisa dimaksimalkan dengan menjaga temperatur berkisar 22-28 C dan kelembaban 60 – 80%.
Dengan segala keterbatasan saranan prasarana, petani jamur dengan luas kumbung 2 x 2 meter dan jumlah baglog sekitar 300 buah bisa menghasilkan 3 kg jamur per harinya dengan harga jamur Rp 20.000 per kilo.
Namun dengan penggunaan teknologi Smart Control Bang Jali yang membantu pengendalian temperatur dan kelembaban dalam kumbung jamur hasil panen petani meningkat hingga 50 % menjadi 4,5 kg per hari dengan ukuran jamur sama besar.
”Melalui Smart Control Bang Jali dapat meningkatkan kualitas hidup petani jamur di daerah Limaumanis di tengah pandemi Covid-19,” jelasnya. (eri)