Mollusca merupakan hewan triploblastik selomata yang bertubuh lunak. Ke dalamnya termasuk semua hewan lunak dengan maupun tanpa cangkang, seperti berbagai jenis siput, kiton, kerang-kerangan, serta cumi-cumi dan kerabatnya. Penelitian dari Departemen Biologi Universitas Andalas menemukan jenis Molluska yang unik di Danau Maninjau
“Perlu kita melindungi hewan ini di alamnya sehingga kita menikmati keindahan, dan keunikan tersendiri sepanjang masa. Keindahan, dan keunikan hewan ini mempunyai daya tarik tersendiri bagi pengunjung dan wisata Danau Maninjau,” sebut Dr Jabang Nurdin didampingi Dr. Nofrita, Minggu (19/2)
Uniknya lagi, sebut Jabang Nurdin moluska di Danau Maninjau jenisnya lumayan lengkap. ” Kondisi ini harus kita jaga agar tetap eksis keberadaannya,” jelas Penelitian Ekologi Perairan ini
Kedua dosen itu sebelumnya mendampingi mahasiswa yang melakukan pengambilan sampel di Danau Maninjau. Mereka melakukan pengamatan dan pengambilan sampel pada hari Sabtu dan Minggu tanggal 22 sampai 23 Oktober 2022. Kegiatan ini dilaksanakan Mahasiswa Departemen Biologi Universitas Andalas sebanyak 7 Orang yang bernamakan Taufik Hidayattuloh, Harry Sumartin, Nurhayatul Hanifah, Ranny Syafitri, Cheria Hafizah Putri, Silvia Cory, dan Azizah Innayah Putri.
Kegiatan itu untuk melakukan pengamatan organisme bentos (seluruh siklus kehidupannya ada dasar substrak perairan atau sebagian) di perairan Danau Maninjau untuk melihat kondisi perairan berdasarkan organisme ini.
Kali ini melihat organisme bentos perairan dari Mollusca (bertubuh lunak) kelompok Bivalve (kerang kerangan) dan Gastropoda (siput). Pada perairan Danau Meninjau banyak hidup organime dan ada yang bernilai ekonomi.
Dr Nofrita menjelaskan di Danau Maninjau, para mahasiswa melakukan pengukuran faktor lingkungan seperti pengukuran suhu air, total suspended solid (TSS) atau total padatan yang tersuspensi di dalam air berupa bahan-bahan organik dan anorganik yang berupa komponen biotik (hidup), pengukuran kedalaman, kecerahan, tipe substrat, kecepatan arus, pH, DO (Dissolved oxygen) atau jumlah oksigen terlarut di dalam air, pengukuran COD, dan pengukuran BOD.
Pengambilan sampel organisme bentos dilakukan menggunakan ekman grab (pengambilan sampel sedimen dasar perairan), pengambilan sampel dilakukan dengan cara menurunkan ekman grab hingga dasar danau dengan kondisi ekman grab terbuka. Pada saat mencapai dasar danau, pemberat pada ekman grab diturunkan sehingga ekman grab menutup, sedimen dasar yang tertangkap di dalam alat dipindahkan ke dalam baskom/ember. kemudian pisahkan kelompok Bivalve dan Gastropoda.
Setelah moluska dipisahkan dari lumpur dan benda lain yang ada di sana, dimasukkan ke dalam plastik sampel, setelah itu diawetkan dengan formalin 40% yang diatur sedemikian rupa sehingga konsentrasi formalin dalam sampel 4%. Lalu diberi label atau nama yang sesuai dengan titik pengambilan atau lokasi pengambilan.
“Kemudian, sampel moluska yang telah diberi formalin dan label dibawa ke Laboratorium Ekologi Hewan, Departemen Biologi, FMIPA, Universitas Andalas untuk mengenali jenisnya. Di laboratorium moluska yang telah kita dapatkan kemudian kita masukkan ke dalam botol sampel yang berisi alkohol 70%. Mengamatinya dengan menggunakan mikroskop binokuler, lalu difoto dengan kamera dan kemudian dihitung jumlahnya,” jelas Dr Nofrita
Hasil identifikasi didapatkan 9 jenis mollusca (Bithynia sp., Corbicula sp., Thiara sp., Gyraulus sp., Melanoides sp., Pomacea sp., Pila ampullacea, Rectidens sp., dan Brotia sp.) yang didapatkan di Danau Maninjau.
Moluska sendiri dari kelompok Bavalve dan Gastropoda yang didapatkan. Kelompok kerang yaitu Corbicula sp. atau yang sering kita kenal dengan remis atau masyarakat Sumatera Barat menyebutnya dengan pensi dan Rectidens sp. atau lokan.
Kelompok gastropoda didapatkan di antaranya Bithynia sp. atau siput air tawar, Thiara sp. juga dikenal siput air tawar yang memiliki tonjolan seperti duri yang membedakannya dengan yang lain, kemudian ada Gyraulus sp. atau siput tanduk domba jantan, Melanoides sp. atau yang akrab kita dengar dengan langkitang. Lalu Pomacea sp. atau siput murbai dan akrab dikenal dengan keong mas, Pila ampullacea atau keong sawah, dan yang terakhir itu ada Brotia sp. atau susuh kura.
Dr Jabang Nurdin menanbahkan di balik keindahan Danau Maninjau terdapat Moluska yang beraneka ragam dan berbentuk unik. Kerang dan siput ini hidup pada subsrat dasar perairan danau Maninjau, ada yang hidup pada substat yang sama dan yang ada berbeda.
“Ada juga hidup berasosiasi dengan tumbuhan yang menempel pada daun, batang tumbuhan air seperti Potamogeton, ada juga yang hidup tumbuhan lain. Hewan dan tumbuhan masih banyak pada danau ini dan faktor fisika kimia serta faktor lingkungan yang sangat mendukung bagi kehidupan hewan ini,” tandasnya (*)