Anak Perlu Literasi Bermedia Digital, Raseno: Mesti Berwawasan Kebangsaan 

55

Di era sekarang, beragam informasi berupa tulisan, gambar maupun video dapat disebarluaskan  melalui media digital, baik yang sifatnya positif maupun negatif.

Anak-anak dalam posisi rentan terpengaruh jika tidak diberikan pemahaman literasi yang baik dan lengkap dengan mengedepankan wawasan kebangsaan.

Hal itu diungkapkan Pemerhati Pariwisata Raseno Arya dalam Gerakan Literasi Digital Nasional 2021, di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara yang dilakukan secara virtual, Selasa (31/8/2021).

Masyarakat, termasuk anak-anak perlu diberikan kemampuan  individu untuk memahami penggunaan perangkat digital.

“Perlu juga digital culture sebagai wujud kewarganegaraan digital dalam konteks keindonesiaan di  kehidupan sehari-hari,” tambahnya.

Kemudian, katanya, perlu digital ethics sebagai panduan berperilaku terbaik di ruang digital sehingga bisa membawa individu untuk bisa menjadi bagian masyarakat digital.

Selanjutnya, digital safety sebagai panduan bagi individu agar dapat menjaga keselamatan dirinya saat bermedia digital.

“Perlu juga ditanamkan wawasan kebangsaan. Melalui wawasan kebangsaan, kita diajak untuk berpartisipasi aktif dalam merawat dan menjaga keutuhan bangsa,” ujarnya.Anak-anak bila tidak diberikan literasi yang memadai bagaimana berinteraksi di ranah digital, kata Raseno, rentan mengalami berbagai masalah. Seperti  perundingan (bullying).

“Biasanya dimulai dari unggahan konten pribadi yang kemudian dibagikan berkali-kali,” kata mantan Ketua Ikatan Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Andalas itu.

Ancaman lainnya, kata Raseno, pelecehan seksual dan pornografi. Biasanya dijumpai dalam beragam bentuk, baik tulisan, pesan suara, gambar  maupun video.

Selanjutnya, kekerasan yang bisa dipengaruhi banyak hal, baik berupa tulisan  maupun gambar, foto atau video.

Ancaman berikutnya, perdagangan orang. Hal ini rentan terjadi jika berasal dari latar belakang kesulitan ekonomi, kemiskinan dan rendahnya tingkat pendidikan.

“Penipuan juga bisa terjadi dengan  modus, misalnya menawarkan  sesuatu dengan iming-iming hadiah. Ini rentan terjadi pada anak-anak,” ingat Raseno dalam materinya berjudul “Keamanan Digital bagi Anak di Dunia Maya”.

Selain Raseno, kegiatan ini juga dihadiri Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan pembicara lainnya.

Raseno yang pernah menjabat Asdep di Kementerian Pariwisata juga menyampaikan bahwa pencurian data pribadi juga rentan terjadi dalam bermedia digital.

Apalagi dalam perangkat digital kita tersimpan beragam informasi penting. Baik berupa identitas yang terlihat seperti nama, foto profil, nomor telepon, alamat email dan  sebagainya, hingga identitas yang tidak terlihat  seperti alamat IP, password, PIN dan lainnya.

Data-data seperti foto dan video pribadi pada menu galery, daftar kontak, sampai data keuangan  termasuk uang digital juga turut tersimpan.

“Bisa terjadi ketika unggahan data pribadi dicuri, lalu digunakan dalam berbagai aksi kejahatan,” tukas Dewan Pembina Ika Unand Jabodetabek ini dalam makalahnya.

Kemudian, anak-anak juga rentan kecanduan atau ketergantungan terhadap penggunaan media  digital atau gawai.

“Ini juga bisa mempengaruhi psikologi dan kehidupan sosialnya. Jadi perlu diperbanyak literasi bermedia digital ini di sekolah-sekolah dan orangtua juga mesti selalu berikan pemahaman anak-anaknya. Tentu saja yang berwawasan kebangsaan,” ujarnya.

Karena itu, kata Raseno, penting sekali diingatkan pada anak agar tidak memberikan informasi personal ketika bermedia digital, dan pastikan untuk memiliki izin untuk melihat dan membagi informasi.

Selanjutnya, Raseno menyarankan juga agar anak-anak diingatkan untuk menjaga kerahasiaan password seperti kita menjaga PIN ATM.

“Jika di-bully, simpan bukti negatif yang diterima dan tidak perlu membalas. Terakhir, pastikan informasi yang dibagi adalah informasi positif. Cek dan ricek sebelum sharing,” ingatnya.(idr)