Dr Andani Sebut Bakal Ada Ledakan Omicron, Vaksinasi Lansia Harus Digenjot

173

Kepala Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Dr. dr Andani Eka Putra mengungkapkan perkembangan terbaru berkaitan informasi bakal adanya ledakan kasus Covid-19 varian Omicron.

“Dalam beberapa hari ke depan akan muncul informasi ledakan Omicron, yang sudah mulai didominasi oleh transmisi lokal, bukan kedatangan luar negeri lagi. Ledakan pertama akan terlihat di Jakarta,” ungkap Andani Eka Putra di GWA Kawal Covid-19 Sumbar, Senin (3/1/2021).

Namun, menurut Andani, para penderita yang dominan transmisi lokal itu tidak bergejala dan bergejala tapi ringan karena tingginya capaian vaksinasi.

“Sebagian besar di Jakarta tidak bergejala dan ringan. Data ini sinkron dengan yang ditemukan di Inggris. Kondisi ini mungkin terkait dengan capaian vaksinasi mereka yang sudah lebih dari 90%,” jelas Andani yang juga tenaga ahli Menteri Kesehatan itu.

Dari gambaran tersebut, lanjut Andani, terlihat bahwa vaksin mendorong dan berperan dalam menekan beratnya penyakit akibat terpapar virus Covid-19.

“Omicron mungkin tidak berbahaya atau mematikan, tapi data ini ada pada negara yang vaksinnya bagus. Kita harus waspada pada daerah yang vaksin lansia rendah,” ujar Andani.

Terkait dengan kondisi di Sumbar, katanya, saat ini masyarakat lanjut usia (lansia) yang dianggap kelompok paling rentan bergejala berat, capaian vaksinasi baru 44.67% atau nomor 4 terbawah. “Maka ini akan menjadi tugas selanjutnya bagi kita bersama untuk mendorong vaksinasi lansia,” ingatnya.

Andani juga mengingatkan bahwa pada surat keputusan bersama (SKB) 4 menteri terkait pembelajaran tatap muka (PTM), syaratnya vaksinasi lansia full lebih dari 60%.

Hal tersebut sangat penting diperhatikan para kepada kepala daerah yang berencana mengambil kebijakan melakukan PTM seminggu penuh di sekolah

“Vaksinasi lansia full lebih 60 persen menjadi syarat belajar tatap muka. Di samping itu, vaksinasi guru harus lebih dari 80%. Jadi (dasarnya, red) bukan vaksin total atau murid yang jadi acuan,” ingatnya lagi.(esg)