Berdasarkan data dari Puskesmas Padangpasir, tercatat sejak Januari hingga akhir Mei 2023, ditemukan 65 kasus anak yang menderita stunting. 65 anak tersebut saat ini tengah ditangani. Dalam hal ini, Puskesmas Padangpasir terus berupaya maksimal dalam pencegahan stunting terhadap balita dan anak-anak di kelurahan tersebut.
Kepala Puskesmas Padangpasir Desy Susanti mengatakan, pencegahan pun dimulai dengan mengoptimalkan gizi terhadap ibu hamil dan remaja putri di area kerjanya. “Jadi memang kita terus menghadirkan program atau kegiatan yang menghasilkan dan menjadi solusi bagi kita dalam mencegah stunting pada anak sejak dini,” katanya.
Desy menyebutkan, sepanjang 2022 pihaknya telah menangani 64 anak yang mengalami stunting. Angka itu pun meningkat di tahun 2023 sekarang. Dimana sejak Januari hingga Mei 2023, pihaknya menangani 65 anak terdampak stunting.
“Angka 64 itu pun menyebar di sembilan kelurahan. Dalam menangani ini kita membuka pos gizi dengan bantuan swadaya masyarakat, yaitu dengan program Bapak Angkat,” ucapnya.
Ia menambahkan, program tersebut dihadirkan di tujuh kelurahan. Sementara, dua kelurahan lagi pengobatan atau layanan tetap diupayakan. Hal ini disebabkan karena dua keluharan itu, tidak begitu banyak anak yang mengalami stunting.
“Untuk hal ini kita setiap bulannya tetap melakukan penimbangan guna memvalidasi angka stunting itu sendiri, serta melihat perkembangan pertumbuhan anak,” katanya pada awak media saat kegiatan pemberian suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) di Youth Center Bagindo Aziz Chan.
Menurutnya, paling dominan kasus stunting disebabkan pemahaman orangtua dan pola asuh serta asupan gizi. Ia menyebutkan, terkadang orangtua kurang maksimal dalam memberikan perhatian ekstra pada 1.000 hari kelahiran anak.
“Selain pola asuh, asupan gizi juga menjadi faktor penyebabnya. Rata-rata anak stunting yang kita dampingi ekonominya menengah ke bawah. Namun ada juga yang memang bisa memenuhi asupan gizi anak, namun pola asuhnya tidak optimal karena kesibukan orangtua,” ujarnya.
Tidak hanya itu, Puskesmas Padangpasir juga memiliki program Kelas IMUD. Program ini dihadirkan sebagai wahana untuk pendampingan bagi ibu muda yang hamil di bawah usia 20 tahun.
Kehamilan usia muda (IMUD) <20 tahun berisiko anemia, perdarahan,trauma persalinan, BBLR dan kematian ibu dan bayi. Kelas ibu muda (IMUD) diharapkan menurunkan angka kematian ibu, bayi dan penurunan stunting.
“Selama melaksanakan kelas IMUD dari tahun 2016 sampai saat ini sudah Angkatan ke 8 dengan jumlah ibu muda 141 orang. Penyebab kehamilan usia muda yang pertama 1,5 persen karena kekerasan seksual, 98,5 persen karena pergaulan bebas dan anak putus sekolah,” tutupnya. (d)