Pelayanan Poned Tekan Angka Kematian Ibu

10
BERSEMANGAT: Mewakili P2KS Sumbar, dr Hj Desmiwarti SpOG (K), Kadiskes Pessel dr Syahrizal Antoni Sy MPH beserta peserta pelatihan di Hotel Pangeran City Kota Padang, Senin lalu.(IST)

Pusat Pelatihan Klinik Sekunder (P2KS) Sumbar bernaung di bawah Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi (JNPK KR) bersama Dinas Kesehatan Pesisir Selatan memberikan Pelatihan Obstetri Neonatal dan Emergensi Dasar. Berharap dengan pelayanan Poned di Puskesmas dapat menekan angka kematian ibu dan bayi di Pesisir Selatan.

Pelatihan angkatan 1 yang berlangsung sejak Senin (20/2) hingga Minggu (26/2) itu telah dibuka Kepala Dinas Kesehatan Pesisir Selatan dr Syahrizal Antoni Sy MPH di Hotel Pangeran City, Kota Padang. Pelatihan diikuti 18 peserta terdiri dari dokter, bidan dan perawat di 6 puskesmas di Pesisir Selatan.

“Pelatihan Poned ini bertujuan untuk meningkatkan sumber daya manusia para petugas medis yang meliputi dokter, bidan dan perawat dalam penanganan bersalin. Termasuk melaksanakan prosedur standar pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal pada tingkat pelayanan kesehatan primer,” kata dr Hj Desmiwarti SpOG (K), mewakili P2KS Sumbar saat memberikan sambutan.

Pelatihan tersebut menghadirkan narasumber yakni dr Hj Desmiwarti SpOG (K), dr H Syahredi SA SpOG (K), dr Ferdinal Ferry SpOG (K). Kemudian, dr H Aladin SpOG (K) MPH, dr H Helwi Nofira SpOG (K), dr Hj Mayetti SpA IBCLC dan dr Eny Yantri SpA (K).

Pelatihan ini juga untuk mencegah risiko reproduksi melalui upaya pencegahan, promosi kesehatan dan mempersiapkan pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal.

“Serta, mempersiapkan dan melaksanakan latihan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal secara berkala dalam rangka mempertahankan keterampilan dan kewaspadaan petugas pelayanan kesehatan terhadap situasi dan kondisi kegawatdaruratan yang dapat terjadi setiap saat,” imbuhnya.

Selama pelatihan, sebut Desmiwarti, peserta tidak hanya dibekali teori, tetapi juga dibekali praktik di rumah sakit. “Silakan para peserta memanfaatkan alat peraga ini di luar pelatihan. Dengan demikian, peserta makin mendalami ilmu diperoleh dalam pelatihan,” ucapnya.

Ia berharap usai pelatihan, para tenaga kesehatan ini dapat menularkan ilmu didapat ke petugas kesehatan lain di puskesmas masing-masing. “Dengan cara demikian, pelayanan Poned di puskesmas dapat terus berjalan. Upaya menekan angka kematian ibu dan anak pun tercapai,” harapnya.

Terpisah, Ketua Perkumpulan Obstetri Ginekologi Indonesia (POGI) Sumbar dr H Syahredi SA SpOG (K) mengapresiasi Dinas Kesehatan Pesisir Selatan lebih awal merespons Permenkes No 21 Tahun 2021 tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual.

Diharapkan puskesmas di wilayah Pessel mampu memberikan pelayanan Poned ini.
Dalam Permenkes itu, sebut Syahredi, tempat persalinan adalah sarana kesehatan yang mempunyai tenaga satu orang dokter, satu bidan dan satu perawat. Atau satu dokter dan dua bidan. Masing-masing kompeten di bidangnya.

“Dokter dan bidan mengurus persalinan. Sementara perawat melaksanakan asuhan bayi baru lahir,” tutur Syahredi seraya mengatakan ke depannya persalinan harus di puskesmas atau klinik.

Dengan pelatihan Poned ini menandakan Dinas Kesehatan Pesisir Selatan cepat merespons Permenkes ini. Syahredi mengatakan, sampai sekarang pelatihan klinis untuk kesehatan reproduksi, penyelenggaranya Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi (JNPK KR). Karena jaringan ini memiliki pelatih klinis yang kompeten.

Tujuannya untuk menekan angka kematian ibu dan bayi. “Kami di pusat saat ini dalam berproses ke arah akreditasi pelatihan. Tapi sertifikat JNPK KR diakui oleh semua instansi,” tuturnya.

Sementara itu, dr Syahrizal Antoni Sy MPH mengatakan, Poned ini penting dalam hal menurunkan angka kematian ibu dan bayi. “Kita mengetahui bahwa komplikasi terhadap ibu biasanya ada infeksi dan pendarahan. Ini semua menjadi tanggung jawab bersama baik dokter, bidan maupun perawat di puskesmas,” tuturnya.

Untuk memberikan pelayanan terbaik pada ibu dan anak menjadi sasaran Poned ini, sebut Syahrizal, seorang petugas kesehatan harus memiliki keterampilan khusus.

“Melalui Pelatihan Poned ini dapat meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pasalnya pelayanan kesehatan yang prima merupakan upaya Pemkab Pesisir Selatan dalam menyejahterakan masyarakatnya,” harapnya.

Ia berharap agar peserta pelatihan Poned turut memberikan kontribusi dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir di Pesisir Selatan. (rid)