Tegas! Gubernur Minta OPD Proaktif Bantu RS Tangani Pasien Covid-19

64

Setelah meninjau langsung upaya penanganan pandemi Covid-19 di sejumlah kabupaten dan kota, Gubernur Sumbar Mahyeldi langsung mengumpulkan para kepala OPD terkait dan direktur rumah sakit.

Dalam rapat evaluasi kesiapan rumah sakit (RS) di Sumatera Barat dalam penanganan pasien terinfeksi Covid-19, di Auditorium Gubernuran, Sabtu (31/2021) tersebut, terungkap sejumlah persoalan yang dihadapi.

Pada yang dilakukan secara hybrid ini, Mahyeldi memaparkan kondisi yang didapati ketika melakukan peninjauan langsung ke beberapa kabupaten dan kota di Sumbar.

Mahyeldi meminta kepala organisasi perangkat daerah (OPD) terkait dalam penanganan pandemi Covid-19 untuk memaparkan langkah strategis yang telah disiapkan masing-masing.

“Kita sudah meninjau langsung kondisi di beberapa RSUD. Hampir semua rumah sakit menghadapi permasalahan yang hampir sama. Yakni, kekurangan stok oksigen, tempat tidur, stok obat-obatan, ventilator dan tenaga kesehatan. Satu per satu akan kita atasi,” ungkap Mahyeldi.

Gubernur menegaskan kembali kepada seluruh OPD agar proaktif mengatasi kendala yang dihadapi dalam menangani Covid-19 ini.

“Beberapa permasalahan sudah didapatkan solusinya, seperti ketersediaan oksigen dan tempat tidur. Untuk kurangnya tenaga kesehatan, kita akan coba jalin kerja sama dengan sekolah-sekolah yang menyediakan tenaga medis siap pakai. Untuk insentif nakes, kami minta Dinas Kesehatan se-Sumatera Barat untuk aktif berkonsultasi kepada inspektorat, agar realisasinya tidak lagi terkendala,” ujar Mahyeldi.

Di samping itu, Gubernur juga menegaskan tentang disiplin input data oleh kabupaten dan kota ke aplikasi NAR (New All Record) yang ditetapkan pemerintah, sehingga tidak ada lagi perbedaan data yang dikeluarkan laboratorium dengan data Dinas Kesehatan.

“Saya minta kepada Dinkes Kabupaten dan Kota untuk disiplin dan segera menginput data covid-19 ke aplikasi NAR sesuai jadwal, sehingga masyarakat tidak bingung dengan penyajian data antara laboratorium dengan Satgas Covid-19,” tegasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, Arry Yuswandi menyampaikan bahwa saat ini peningkatan sarana dan prasarana terus diupayakan.

Baca Juga:  Mahyeldi-Audy: Fokus Sektor Perhutanan dan Infrastruktur di Sisa Masa Jabatan

“Untuk tempat tidur, dari 1.239 tempat tidur, sudah bertambah menjadi 1.758. Kemudian untuk oksigen kita sudah hubungi beberapa penyedia di Sumbar, tapi memang mereka terkendala di bahan baku liquid oksigennya. Semoga dengan sudah terbentuknya Satgas Oksigen Covid-19, kita bisa mengatasinya,” terang Arry.

Kebutuhan oksigen ini menjadi perhatian serius hampir seluruh Direktur RSUD yang mengikuti rapat melalui zoom meeting.

Salah satunya disampaikan Yefri Zulfiqar dari RS Universitas Andalas. Yefri mengungkapkan bahwa sebanyak 235 tabung oksigen per hari habis di RS Unand.”Tingkat kebutuhan oksigen kami di RS Unand sebagai rumah sakit rujukan Covid-19 saat ini bisa mencapai 235-250 tabung per hari. Oleh karena itu kami sangat berharap suplai bantuan oksigen untuk Sumbar diprioritaskan pada rumah sakit rujukan Covid-19 seperti RS Unand ini,” harapnya.

Sebelumnya, saat meninjau RSUD Lubukbasung, Gubernur Mahyeldi prihatin mengetahui minimnya fasilitas perawatan pasien Covid-19.

Selain belum punya ventilator, rumah sakit milik Pemkab Agam ini juga mengeluh kesulitan pasokan obat terapi antivirus.

Kondisi tersebut diungkapkan Direktur RSUD Lubuk Basung dr. Syahrizal Antoni, SE, saat menerima kunjungan gubernur ke RSUD tersebut, Jumat (30/7/2021).

Menurut Syahrizal, pasien Covid-19 di RSUD Lubukbasung saat ini berjumlah 46 orang. Sebagian besar kondisi berat dengan usia rata-rata di atas 60 tahun.

Dalam bulan Juli, kata Syahrizal, tercatat 30 orang pasien Covid-19 meninggal dunia, akibat tidak mendapat dukungan ventilator.

“Kami belum punya ventilator pak gubernur. Ketika pasien kami rujuk ke rumah sakit lain, ketersediaan kamarpun kerap penuh. Rata-rata usia yang meninggal diatas 60 tahun dan punya penyakit bawaan. Pasien Covid-19 non komorbit yang meninggal masih nol,” ujar Syahrizal kepada gubernur.

Bahkan, saat kunjungan tersebut, dari penjelasan dokter yang bertugas, ada 4 orang pasien dengan kondisi berat yang butuh ventilator.(rel)