PADEK.JAWAPOS.COM-Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengakui telah melapor ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk penanganan polusi udara. Budi mengungkapkan, dirinya menjelaskan soal penanganan polusi yang dilakukan Tiongkok untuk bisa diterapkan di Indonesia.
“Ini detail yang sudah dilakukan di Tiongkok ya, ini sudah kita kirim juga ke Kantor Presiden agar kita bisa tiru saja lah,” kata Budi dalam Rapat Kerja (Raker) Komisi IX dengan Menkes di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/8).
Menurut Budi, banyak negara membutuhkan waktu hingga 25 tahun untuk menurunkan tingkat polusi udara. Namun, Tiongkok disebut dapat mengatasinya cukup 6-7 tahun.
Ia menyebut, Tiongkok getol menurunkan tingkat polusi, karena sebagai tuan Olimpiade Beijing pada 2022. Negeri itu tak mau dikritik keras negara lain karena masalah polusi.
“Dia enggak ingin di-bully sama dunia internasional dan 7 tahun (polusi) turun, itu the best in the world,” ucap Budi.
Menurut Budi, Tiongkok menggunakan metode senada dalam penanganan penularan Covid-19. Surveilans dan testing dimaksimalkan. Tiongkok memasang 1.000 alat monitor kualitas udara dengan harga murah. Alat itu untuk memantau hotspot polusi.
“Dia pasang seribu alat monitor dengan kualitas sedang. Jadi enggak usah yang harus mahal-mahal, tapi yang penting jangkauannya ada di seluruh kota dipasang seribu untuk memantau,” papar Budi.
Jika terdeteksi hotspot polusi, kendaraan mobile reference monitor diterjunkan ke lokasi untuk menganalisis mendalam sumber polutan. Analisis data kualitas udara digital secara terpusat pun dilakukan.
“Kalau dipantau ternyata (kualitas udara) jelek, dia kirim mobil-mobilnya ini mungkin bisa ngecek sumbernya dari mana. Apakah ini sumbernya misalnya oh Bekasi jelek, kirim mobil. Apakah sebenarnya PLTU, oh bukan, ternyata dari pembakaran sampah Bantar Gebang. Itu sebabnya dari transportasi atau sampah, oh ini penyebabnya dari PLTU,” ucap Budi.(jpg)