Kolom Bupati, Jadilah Guru Yang Dirindukan

7
Safaruddin Bupati Limapuluh Kota

Menjadi guru yang dirindukan tentu harapan bagi semua Bapak dan Ibu guru. Sebab guru yang dirindukan oleh muridnya dapat menjadi tolok ukur keberhasilan seorang guru melaksanakan pembelajaran di dalam kelas.

Bapak dan Ibu guru dapat merefleksi, apakah murid merasa senang dan gembira ketika pembelajaran sedang berlangsung. Jangan malah terjadi hal yang sebaliknya, di mana murid merasa senang ketika gurunya berhalangan datang ke sekolah, atau ada kegiatan lain seperti rapat, lokakarya, dan sebagainya.

Tentu hal yang demikian sangatlah tidak diharapkan. Seorang guru diharapkan selalu menjadi sosok yang ditunggu kehadirannya ditengah murid-muridnya. Sebab mereka menantikan hal-hal baru yang akan diberikan oleh sang guru.

Oleh sebab itu, Bapak dan Ibu guru harus berupaya menemukan trik-trik yang tepat agar dapat menjadi guru yang disenangi dan dirindukan oleh muridnya. Guru yang disenangi oleh muridnya, tidaklah sekadar mendidik secara ilmu tetapi juga mampu memberikan teladan yang baik kepada mereka.

Guru diharapkan mampu menguasi materi pelajaran, sekaligus memberikan motivasi-motivasi bagi muridnya. Mendorong mereka agar bisa sukses baik dalam pendidikan maupun di kehidupanya sehari-hari.

Seorang guru akan disenangi oleh muridnya, jika melaksanakan tugas mendidik dengan sepenuh hati dan rasa cinta kasih. Sehingga murid merasa aman, nyaman dan terlayani semua kebutuhan belajarnya dengan baik.

Seorang guru hendaknya dapat menanamkan nilai-nilai yang baik bagi pembentukan sikap karakter muridnya. Memberikan ilmu pengetahuan adalah tugas mutlak bagi seorang guru, tetapi merubah sikap murid dari yang kurang baik menjadi lebih baik juga hal yang tidak boleh diabaikan.

Maka kesabaran seorang guru dalam melaksanakan tugas-tugas tersebut juga menjadi kunci keberhasilannya. Menjadi guru bukan hanya sekadar profesi yang akan selesai ketika jam pembelajaran berakhir. Status guru akan selalu melekat, kapan dan dimanapun ia berada.

Baca Juga:  SMPI Al Ishlah Bukittinggi, Isu Strategis dan Kompetensi

Maka seorang guru senantiasa diharapkan mampu menjadi teladan dalam bersikap dan bertutur kata. Di dalam masyarakatpun seorang guru sering dijadikan sebagai tempat bertanya. Sebab seorang guru adalah tokoh yang dianggap memiliki ilmu dan wawasan yang dapat mencarikan solusi jika ada masalah.

Kami tidak akan menyampaikan apa saja trik yang dapat Bapak dan Ibu guru lakukan agar dapat disenangi oleh muridnya. Sebab sejatinya Bapak dan Ibu guru pastilah memiliki kiat-kiat tersendiri dalam hal ini. Belajar dari pengalam sendiri, atau pengalaman orang lain dalam mendidik selama ini, dapat dijadikan acuan.

Kami cuma menyarankan, bangunlah kolaborasi yang baik antar sesama guru. Aktifkanlah komunitas belajar, sebagai sarana untuk saling berbagi praktik baik dan pengalaman dalam mendidik. Namun yang terpenting adalah Bapak dan Ibu guru dapat memiliki kompetensi seorang guru.

Baik kompetensi profesional, yang berkaitan dengan kemampuan dalam menguasai materi sesuai bidang ilmu atau mata pelajaran yang diampu. Kompetensi pedagogik, yaitu kompetensi yang berkaitan dengan ilmu mendidik, serta menyelesaikan permasalahan terkait dengan murid.

Kompetensi kepribadian, yaitu menyangkut kemampuan seorang guru dapat bertidak dan berbuat sesuai dengan norma agama, norma hukum, norma sosial, dan kebudayaan Indonesia.

Terakhir, yaitu kompetensi sosial, adalah kemampuan dalam menjalin komunikasi yang baik dengan murid, orangtua murid, masyarakat, rekan sejawat dan memiliki sikap yang simpatik serta memahami lingungan sekitarnya.

Apabila keempat kompetensi tersebut dapat Bapak dan Ibu guru miliki, dan senantiasa diasah setiap saat, kami yakin predikat guru yang menyenangkan bagi muridnya akan dapat diraih. Semangat menjalankan tugas bagi Bapak dan Ibu semua, selalulah menebar ilmu-ilmu yang bermanfaat. (***)