SMP Negeri 1 Kecamatan Guguak, Launching Projek Sumbang Duo Baleh

8
Rika Purnama Sari, S.Pd GURU UPTD SMPN 1 KECAMATAN GUGUAK

Sebagai salah satu sekolah penggerak di Kabupaten Limapuluh Kota, SMPN 1 Kecamatan Guguak tentunya memiliki visi dan misi dalam mendukungan penerapan kurikulum merdeka.

Di mana yang menjadi pembeda kurikulum merdeka dengan kurikulum sebelumnya (kurikulum 2013), yaitu adanya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), yang merupakan upaya untuk mendorong tercapainya Profil Pelajar Pancasila. Tentunya dengan menggunakan paradigma baru melalui pembelajaran berbasis projek.

Pembelajaran berbasis projek menekankan perubahan sikap pada siswa yang tertuang dalam 6 Profil Pelajar Pancasila yaitu (Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia, Berkebinekaan Global, Bergotong Royong, Kreatif, Bernalar Kritis, dan Mandiri).

Dengan menerapkan pembelajaran berbasis projek ini, diharapkan siswa memiliki akhlak yang baik. Pertama, meningkatkan rasa keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kedua, Berkebinekaan Global (bisa menghargai perbedaan yang ada).

Ketiga, Bergotong Royong (mau bekerjasama). Keempat, Kreatif (mampu menciptakan atau memodifikasi karya). Kelima, Bernalar Kritis (mampu menganalisis, menafsirkan, mengevaluasi apa yang dibaca dan didengar). Keenam, Mandiri (memiliki kemampuan untuk mengatur dirinya sendiri dan tidak tergantung pada orang lain).

Itu juga yang membuat pihak sekolah termotivasi untuk melakukan berbagai inovasi, termasuk dengan tetap menjaga kearifan lokal. Seperti halnya yang laksanakan pada Jumat, 24 Februari 2023 lalu, SMP Negeri 1 Kecamatan Guguak kembali launching projek dengan tema Kearifan Lokal dengan topik “Sumbang Duo Baleh”.

Projek ini adalah projek ketiga setelah dua projek sebelumnya, yaitu Suara Demokrasi dan Bangunlah Jiwa dan Raga. Projek Sumbang Duo Baleh dipilih dengan alasan pentingnya pengetahuan adat Minangkabau bagi siswa tingkat SMP.

Di mana pada zaman sekarang, banyak generasi muda yang tidak paham dengan adat. Apalagi kita di Sumbar menganut Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Banyak di antara siswa yang tidak mengerti dengan adat yang berlaku.

Bagaimana nantinya kalau mereka sudah dewasa. Untuk itu dengan projek ini diharapkan peserta didik dapat memahami sedikit banyak tentang adat Minangkabau khususnya Sumbang Duo Baleh.

Memeriahkan launching projek ini, Kepala Sekolah, Adrianopel, M.Pd mengumumkan untuk memakai pakaian Baju Kuruang Basiba dan baju Taluak Balango untuk semua guru dan siswa. Acara launching tersebut berlangsung di aula SMPN 1 Kecamatan Guguak dengan menghadirkan narasumber Hj. Karmiati selaku Bundo Kanduang Koto Nan Ampek.

Baca Juga:  UPT SMA Negeri 2 Tanjungbaru: Giatkan Coaching, Bangun Karakter Siswa

Kepala sekolah pada kesempatan itu menjelaskan tentang Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) ke pada semua siswa. Dilanjutkan dengan Karmiati yang dipanggil Bundo yang menjelaskan seperti apa Sumbang Duo Baleh di dalam adat Minang.

Sumbang Duo Baleh ini maksudnya, ada dua belas perilaku yang sumbang atau tercela, namun belum dapat dikatakan sebagai perbuatan salah, tapi janggal di mata orang Minang.
Sumbang Duo Baleh ini terdiri atas Sumbang Duduak, Sumbang Tagak, Sumbang Bajalan, Sumbang Kato, Sumbang Caliak, Sumbang Makan, Sumbang Pakai, Sumbang Tanyo, Sumbang Jawek, Sumbang Bagaua dan Sumbang Kureneh.

Misalnya Sumbang Duduak, duduk yang sumbang di Minang seperti duduk mencangkung atau menegakkan lutut. Ketika duduk di atas kursi jangan mengangkang, tetapi duduk menyamping dengan merapatkan paha.

Untuk perempuan duduk yang benar adalah duduk bersimpuh dan laki-laki duduk bersila. Sumbang Tagak masudnya tidak baik berdiri atau tagak di pintu, atau tagak di pinggir jalan jika tidak ada yang ditunggu.

Sumbang bajalan, berjalan yang benar jangan berjalan seperti ayam betina bertelur (mandongkak-dongkak), berjalan laki-laki dan perempuan tidak boleh berdekatan. Lalu, Sumbang Makan, jangan makan sambil berdiri, menyuap nasi dengan ujung jari.

Belum lagi sumbang-sumbang yang lain. Seperti sumbang kato. Banyak ditemukan anak-anak SMP yang tidak bisa berkata lemah lembut. Dalam belajar pun ada siswa yang berbicara dengan keras dan menyerocos seperti murai.

Saat dinasehati dia bilang memang suaranya begitu dan sudah terbiasa bicara seperti itu di rumah. Hal yang lebih parahnya lagi ada siswa yang suka memotong pembicaraan teman atau guru dengan tidak sopan. Sungguh ironis rasanya melihat tingkah laku anak-anak zaman now.

Jadi dengan adanya projek Sumbang Duo Baleh ini, diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada siswa tentang bagaimana cara bersikap yang benar sesuai aturan adat di Minang. Sehingga ke depannya siswa SMPN 1 Kecamatan Guguak khususnya dapat memiliki sikap-sikap sesuai elemen projek yang sudah direncanakan.(Rika Purnama Sari, S.Pd, GURU UPTD SMPN 1 KECAMATAN GUGUAK)