Kolom Bupati: Profil Pelajar Pancasila, Guru Ujung Tombaknya

10
Drs. Rida Ananda, M.Si (Pj. Wali Kota Payakumbuh)

Garuda pancasila
Akulah pendukungmu
Patriot proklamasi
Sedia berkorban untukmu
Pancasila dasar negara
Rakyat adil makmur sentosa
Pribadi bangsaku
Ayo maju maju
Ayo maju maju
Ayo maju maju

Lirik lagu “Garuda Pancasila” di atas tentu tidak asing bagi kita. Lagu karangan Sudharnoto, mantan Kepala Seksi Musik RRI Jakarta itu, hampir setiap saat dilantunkan di sekolah-sekolah dan didengar pada hari-hari kebangsaan kita.

Dulu, saat mendengar lagu “Garuda Pancasila”, saya teringat dengan tiga tokoh bangsa kita. Yakni,  Mr Mohammad Yamin, Mr Soepomo, dan Ir. Soekarno. Merekalah yang memberikan usulan rumusan dasar negara pada sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Usulan mereka kemudian disepakati menjadi apa yang kini kita kenal sebagai Pancasila. Dulu juga, saat mendengar lagu “Garuda Pancasila”, saya langsung teringat dengan Panitia Sembilan yang dibentuk BPUPKI untuk merumuskan dasar negara Indonesia.

Di mana, dari 9 anggota Panitia Sembilan itu, tiga di antaranya adalah “urang awak” asal Sumatera Barat. Yakni, Mohammad Hatta, Mohammad Yamin, dan H Agus Salim. Betapa hebat-hebatnya urang awak dulu.

Dahulu pula, pada zaman Orde Baru, saat mendengar lagu Pancasila, saya jadi teringat dengan P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila) yang diajarkan di sekolah-sekolah.

Dan kini, pada era pemerintahan Presiden Joko Widodo, saat mendengar lagu “Garuda Pancasila”, saya teringat dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Kementerian dipimpin Nadiem Anwar Makarim yang hanya ingin dipanggil sebagai “Mas Menteri” itu, sudah menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024.

Salah satu rencana strategis itu adalah menerapkan Profil Pelajar Pancasila. Adapun Profil Pelajar Pancasila itu adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Begitu pengertian yang saya baca dari situs resmi Dirjen PAUD, Dikdas, dan Dikmen Kemendikbud. Sedangkan Profil Pelajar Pancasila itu sendiri, seperti saya baca dari situs resmi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), memiliki enam ciri utama.

Pertama, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia. Kedua, berkebinekaan global. Ketiga, bergotong royong. Keempat, mandiri. Kelima, bernalar kritis. Dan keenam, kreatif.

Profil Pelajar Pancasila dengan enam ciri utamanya ini, sekarang menjadi landasan pendidikan Indonesia. Karena menjadi landasan pendidikan nasional, tentu saja Pemerintah Kota Payakumbuh, melalui Dinas Pendidikan, berupaya maksimal menerapkan Profil Pelajar Pancasila di sekolah-sekolah.

Upaya pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan ini, tidak akan berhasil tanpa peran guru. Sebab, dalam penerapan Profil Pelajar Pancasila di sekolah dasar dan sekolah menengah, guru dan kepala sekolah yang akan menjadi ujung tombaknya. Betapapun hebat dan mulianya tujuan Profil Pelajar Pancasila, tak akan berhasil, tanpa peran guru dan kepala sekolah.

Makanya, sebagai yang didahulukan selangkah menjadi Penjabat Wali Kota Payakumbuh, saya berharap kepada guru-guru dan kepala sekolah, agar terus berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan, dalam percepatan penerapan Profil Pelajar Pancasila. Tidak usah ragu-ragu. Tidak usah takut-takut. Pancasila adalah dasar negara kita.

Landasan hukum melaksanakan Profil Pelajar Pancasila di sekolah sangat jelas. Selain Permendikbud Nomor 22 Tahun 2020, juga ada UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018. Pemerintah daerah bersama DPRD dan Forkopimda juga mendukung penuh.

Kini, tinggal bagaimana guru-guru dan kepala sekolah, secara konsisten dan kontiniu, menyemai nilai-nilai Pancasila kepada peserta didik. Bagaimana Profil Pelajar Pancasila itu masuk dalam pembelajaran murid, pembelajaran dan kompetensi guru, kepemimpinan pendidikan, evaluasi dan perbaikan sistem, serta kemitraan dengan pihak luar. Seperti, sudah dirumuskan Kemendikbud.

Saya percaya, jajaran Dinas Pendidikan Payakumbuh, termasuk kepala sekolah dan guru, akan mampu mempersiapkan terwujudnya Profil Pelajar Pancasila melalui proses pembelajaran yang terpadu dan menyeluruh.

Saya yakin, kita semua bisa mendorong penerapan nilai-nilai Pancasila yang abstrak, menjadi lebih konkret dan terukur. Sehingga mudah dicerna peserta didik. Kini, sudah saatnya insan pendidikan untuk lebih banyak bekerja.

Lebih banyak menanamkan nilai-nilai kebaikan. Nilai-nilai Pancasila. Kita kurangi bicara yang tidak efektif. Karena penerapan Pancasila itu butuh kerja nyata. Bukan retorika dan gaya-gayaan di media sosial saja.(***)