
Kamroni Purnamera….! Ia Kepala SMK Negeri 1 Tanjungraya yang baru saja dilantik menjadi Kepsek dua bulan lalu oleh Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah. Sebelumnya Kamroni yang guru olah raga itu adalah guru biasa di SMKNegeri terbesar di Agam itu.
Tapi dia juga pernah menjadi Kepala SMK Pelayaran yang baru didirikan di Pasir Tiku Tanjung Mutiara. Bahkan oleh Fauzir Munaf, Kepala Dinas Pendidikan Agam, Kamroni lah yang ditugaskan menjadi penanggungjawab pembangunan gedung SMK itu.
Walau banyak masalah dan rintangan sekolah yang fokus ke kegiatan ke maritiman itu berhasil juga tegak dan menerima murid, namun dua tahun kemudian dia dipindahkan ke SMKN itu.
Karena memang memiliki integritas yang tinggi, berpenampilan tegas, ASN Golongan VI A ini dipercayai oleh Hidayat, kepala SMKN 1 Tanjungraya untuk menegakkan disiplin di sekolah ini. Serangkaian perubahan dia lakukan sehingga kedisiplinan siswa berhasil ditetapkan di sekolah.
Tapi karena pandemi, siswa belajar daring aktifitas penegakkan disiplin terhenti satu tahun lebih. Di tengah tengah pandemi, Kamroni dipercayakan oleh Plt Kepala Sekolah pengganti Hidayat yang pensiun untuk mengikuti test calon kepala sekolah dan ternyata dia lulus setelah test terakhirnya langsung audiensi dengan Gubernur Mahyeldi.
“Kami diminta oleh Gubernur melakukan inovasi dalam 100 hari,” kata Kamroni saat ditemui Laman Guru di SMKNegeri 1 Tanjungraya (22/2) lalu.
Tak menunggu lama dan tak tergantung anggaran, Kamroni membangun tim, dia melakukan rapat rapat dengan semua penyelenggara sekolah, majelis guru, tata usaha, semua pegawai dan tata usaha dengan menghimpun persoalan persoalan sekolah serta menentukan langkah langkah kebijakan dan tindakan dalam waktu cepat.
“Banyak sekali persoalan yang kami inventaris, satu satu kita selesaikan,” katanya. Persoalan manajemen sekolah menjadi prioritas yakni memperbaharui komitmen semua penyelenggara sekolah.
“Semua penyelenggara sekolah kita pastikan menjalankan fungsi masing masing dengan penuh tanggungjawab, itu dimulai dari saya lebih dahulu sebagai Kepala Sekolah,” katanya.
Begitu juga menyangkut keuangan sekolah, kata Kamroni, keuangan sekolah yang sumbernya dari pemerintah dan orang tua murid dikelola sesuai aturan. “Mana yang terlanjur sebelum tidak sesuai aturan kita kembalikan kepada aturan, saya siap untuk itu karena saya tidak berniat bermain main masalah keuangan ini,” katanya.
Sejalan dengan perbaikan manajemen, Kamroni yang sebelumnya penegak disiplin di sekolah langsung mengambil langkah dan membangun sistem penegakan disiplin baik untuk guru maupun siswa.
“Kembali saya bangun komitmen guru untuk sungguh sungguh melaksanakan tugas, semua saya kontrol. Alhamdulillah sekarang sudah jauh perbedaan nya, teman teman guru makin bersemangat mengajar,” katanya.
Biasanya siswa SMKN 1 Tanjungraya suka berkeliaran di jam pembelajaran sampai ke jalan raya. “Sekarang pintu gerbang wajib dikunci, dibuka jam istirahat saja, komitmen guru piket dan Satpam sekolah saya perbaharui lagi, kunci nya ketegasan,” ujar Kamroni.
Lingkungan fisik sekolah segera dibenahi. “Secara betahap kami benahi, termasuk ruang kepala sekolah dan ruang rapat pimpinan sekolah kami perbaiki dengan lebih representatif lagi, Insya Allah setelah ini ruang majlis guru,” tambahnya.
Dalam waktu dua juga memperbaiki serangkaian sarana lain seperti sarana olah raga, lapangan basket dan bola voli dan ruang pratikum siswa. Rumput rumput liar di halaman dalam sekolah sudah dibersihkan dan mulai ditanami bunga bunga, walaupun belum tampak tumbuh mekar.
“Kita harus ciptakan lingkungan sekolah yang menyenangkan. Karena itu masih banyak yang harus saya tata ulang, ini kan baru dua bulan, Insya Allah sekolah ini akan makin menyenangkan,” ujarnya lagi.
Mengingat selama pandemi, hampir dua tahun siswa belajar Daring sehingga mempengaruhi kualitas hasil belajar, Kamroni mendorong guru guru untuk melakukan kegiatan pembelajaran tambahan. “Kita berusaha mendorong mereka untuk mengejar ketertinggalan itu,” tambahnya.
Memang apa yang disampaikan Kamroni itu adalah kenyataan, perubahan perubahan di SMK itu memang terjadi. Itu diakui oleh guru dan murid, seperti Pak Zal seorang guru piket yang ditanya Laman Guru. “Dalam penegakkan disiplin pak Kamroni ini memang serius dan banyak perubahan yang terjadi,” katanya.
Dampaknya adalah ketika dulu dalam satu kelas itu ada anak yang tidak masuk lima sampai delapan orang, sekaran menjadi satu orang saja bahkan hadir semua. “Ini STM Pak, memang agak lemah kemauan masuk kelas anak anak, tapi sekarang sudah banyak kemajuan,” tambahnya.
Waktu shalat Zuhur, musala sekolah hampir penuh oleh siswa yang melaksanakan salat berjemaah. Namun sarana musalla ini belum representatif terutama WC-nya, tempat wuduk seadanya.
“Musala sekolah ini harus menjadi perhatian kepala sekolah, karena tempat wuduknya tidak memenuhi syarat,” kata seorang pengunjung (kiriman M.Khudri)