Guru dan siswa adalah satu kesatuan dalam proses pendidikan. Dalam pengertian sederhana guru adalah orang yang bertugas mendidik dan mentransferkan ilmunya kepada para peserta didiknya. Sedangkan siswa adalah peserta didik yang berhak mendapatkan bimbingan dari seorang guru.
Hubungan guru dan murid di masa sekarang ini tidak hanya sebatas pemberi ilmu dan pencari ilmu saja. Memberi ilmu dan mencari ilmu hanyalah sebagian kecil dari hubungan guru dan murid saat ini. Saat ini guru tidak boleh menjadi sosok yang ditakuti oleh siswanya. Guru harus dapat mengembangkan hubungan yang erat dengan siswanya.
Karena banyak sekali keuntungan yang didapat dengan memiliki hubungan dekat antara guru dan siswa. Sekarang yang menjadi pertanyaan, mengapa penting membangun hubungan yang baik antara guru dan siswa? Guru yang hebat tidak hanya menjadi guru favorit bagi siswa tapi juga dengan mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan mereka.
Ternyata interaksi yang menyenangkan antara pendidik dan anak didiknya dapat bermanfaat, baik bagi siswa yang mereka ajar, maupun bagi guru itu sendiri. Dengan menjalin hubungan yang baik dengan siswa guru akan memperoleh beberapa hal berikut.
Pertama, mendapatkan informasi dari siswa lebih mudah. Sangat penting untuk guru memahami kualitas unik setiap siswa, sehingga guru dapat lebih mudah menciptakan pelajaran yang memenuhi kebutuhan dan kepribadian setiap siswa. Guru lebih mudah dalam merancang pembelajaran yang sesuai dengan karakter dan kebutuhan siswa.
Kedua, lebih mudah untuk mengkomunikasikan informasi atau materi. Akan lebih mudah bagi guru untuk membuat siswanya memahami materi yang diajarkan jika guru memiliki hubungan baik dengan peserta didiknya.
Ketiga, mengamati perkembangan siswa dapat dilakukan dengan lebih mudah. Meneliti nilai-nilai yang tertera di kertas ujian saja tidak cukup untuk mengamati pertumbuhan belajar siswa. Guru yang cerdas tahu kapan diperlukan metode khusus untuk mengembangkan potensi siswanya secara maksimal.
Keempat, lebih mudah mengelola kelas. Akan lebih mudah bagi guru untuk mengontrol kelas jika mereka mengembangkan reputasi positif di antara para siswa. Siswa akan lebih memperhatikan dan mengikuti petunjuk dan arahan dari gurunya.
Berbeda dengan guru yang tidak disukai, biasanya siswa akan anti-pasti dan cenderung defensif dengan apapun yang disampaikan gurunya. Nah, sekarang yang menjadi pertanyaan lagi, apakah kita termasuk guru yang disukai banyak siswa? Jawaban dari pertanyaan tersebut dikembalikan kepada guru itu sendiri.
Mengidentifikasi karakteristik dan kebutuhan siswa. Mengidentifikasi perbedaan karakteristik dan kebutuhan siswa yang berbeda memang menjadi tantangan tersendiri. Guru yang baik tidak hanya berarti kemampuan menyampaikan mata pelajaran, tetapi juga kemampuan mengenali karakter setiap siswa yang diajar.
Hal ini sangat penting sebagai pedoman seorang guru yang cerdas dalam merencanakan pembelajaran dan menentukan metode komunikasi dengan siswanya. Selalu bersikap sabar. Menjaga keharmonisan di sekolah serta hubungan antara guru dan siswa membutuhkan kesabaran.
Guru yang cerdas tidak dapat memilih jenis siswa yang berinteraksi dengan mereka. Tidak semua murid bisa memenuhi harapan Sang Guru Bijaksana. Oleh karena itu guru yang cerdas harus selalu ingat bahwa setiap siswa memiliki kekhasan dan kekhasan masing-masing.
Selain mengenali karakter siswa, guru yang cerdas juga harus mampu menekan segala macam emosi saat mendekati siswa. Selalu memiliki sikap sabar dan ramah meninggalkan kesan yang baik pada siswa tentang guru. Hal ini sangat bermanfaat karena pesan dan pelajaran yang disampaikan yakni menunjukkan semangat dan semangat saat mengajar, gunakan hal-hal yang disukai siswa dalam pembelajaran.
Kelima apresiasi terhadap usaha dan prestasi siswa. Salah satu cara untuk menjaga kedekatan dengan siswa adalah dengan memberikan penghargaan atau pengakuan yang dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih jauh, menjadi lebih baik dari sebelumnya. Hal ini juga meningkatkan rasa percaya diri siswa.
Guru yang bijaksana dapat memberi siswa banyak penghargaan. Guru menghargai siswa, misalnya dengan memberi hadiah, menepuk punggungnya, tersenyum atau memujinya dan sebagainya. Penghargaan yang diberikan oleh guru yang cerdas, selalu membuat siswa mengulangi keberhasilan yang telah dicapai. Dan juga memotivasi siswa lain yang mungkin tidak memiliki kesempatan untuk berprestasi.
Keenam, menjalin hubungan baik dengan wali murid. Hubungan sekolah tidak hanya antara guru dan murid. Guru yang bijak harus selalu berkomunikasi dan membina hubungan yang baik dengan orang tua siswa. Wali murid adalah rekan guru. Wali siswa juga berperan penting dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Wali siswa dan anggota keluarga lainnya sebagai lingkungan sosial terdekat siswa dapat membantu guru untuk berkomunikasi dan juga membimbing siswa. Menetapkan jadwal rutin untuk bertemu dengan orang tua siswa atau membuat forum melalui media sosial sangat bermanfaat bagi kedua belah pihak.
Perlu dicatat bahwa guru yang cerdas harus mengetahui batasan seberapa banyak mereka dapat berkoordinasi dan berkomunikasi dengan orang tua siswanya. Hindari terlibat dalam urusan pribadi keluarga yang tidak ada kaitannya dengan pembelajaran siswa di sekolah.
Ketujuh, kepribadian yang baik. Seorang guru yang cerdas harus memiliki kepribadian yang baik. Guru yang cerdas adalah panutan bagi semua muridnya. Selalu berhati-hati dalam bertindak dan tunjukkan kepribadian yang baik dengan tulus tanpa dibuat-buat, siswa pasti tidak akan takut untuk mendekat. Banyak tersenyum, kendalikan emosi dengan baik dan jujur, ini adalah contoh karakter baik yang harus dimiliki guru.
Kedelapan, jadikan belajar menyenangkan. Guru yang cerdas tidak mau disebut guru yang membosankan. Ketika guru yang cerdas mengajar dengan cara yang menurut siswa membosankan, siswa cenderung menjadi pembelajar yang malas. Ketika ini terjadi, jangan berharap siswa ingin dekat dengan gurunya.
Rancang pembelajaran yang tidak biasa dan penuh kejutan. Jangan takut untuk melontarkan beberapa lelucon lucu agar suasana belajar menjadi lebih segar. Tidak jauh dari situ, guru Bijak akan tetap mengikuti aturan dan mengajarkan siswanya untuk mengikuti norma dan adat istiadat.
Kesembilan, mengenali sifat siswa. Jika seorang guru yang cerdas mengenali sifat siswa yang diajar, melakukan pendekatan tidaklah sulit. Hindari berprasangka dan menilai siswa. Selain itu, memberi label negatif seperti “siswa nakal, siswa nakal, siswa malas dll”
Kesepuluh, menghormati siswa.
Menghormati murid bukan berarti guru yang bijak harus memuja atau memuja murid. Hal tersebut tidak dimaksudkan untuk membuat siswa merasa tersinggung atau malu dengan sikap dan perkataan guru. Siswa pasti akan menunjukkan rasa hormatnya kepada guru yang cerdas jika mereka juga merasa dihargai dan dihargai.
Jangan pernah memarahi siswa terlalu banyak. Jika ada masalah, selesaikan secara profesional. Hal lain yang perlu diingat adalah jangan memihak siswa. Berusaha bersikap adil kepada semua siswa di kelas agar tidak menimbulkan rasa iri. (Zurhayati, S.Pd.I, GURU SDN 11 LAWANG MANDAHILING)