UPTD SD Negeri 06 Sarilamak, Jadikan Sekolah Sebagai Penggerak Peradaban

2
SATUKAN TEKAD: Para guru UPTD SDN 06 Sarilamak berkomitmen untuk menjaga eksistensi sebagai sekolah penggerak.(IST)

Bicara soal sejarah, sejarah boleh dikatakan bukan hanya sekadar gambaran peristiwa di masa lalu. Melainkan juga menjadi sumber ilmu pengetahuan yang akan menginspirasi manusia di zaman berikutnya.

Dan dari sejarah juga kita bisa melihat rangkaian kejadian yang saling berkait dan mempengaruhi. Juga dari sejarah kita bisa mengerti bahwa hubungan sebab akibat itu adalah satu keniscayaan yang tidak bisa dipisahkan. Sejarah memperlihatkan kepada kita bagaimana kemasyuran dan kehancuran suatu peradaban.

Mari kita sedikit membuka kecemerlangan Andalusia yang menjadi rujukan peradaban di puncak kemasyurannya. Bukan hanya menjadi tujuan bagi umat muslim saja, tapi Andalusia juga menjadi rujukan bagi bangsa Eropa, khususnya dalam berbagai ilmu pengetahuan.

Dari Andalusia lahirlah beberapa ilmuwan yang berpengaruh bagi dunia. Mulai dari Ibnu Sina hingga Al Kwarizmi mampu menjadikan Andalusia sebagai menara ilmu. Hingga akhirnya Andalusia dikenang sebagai salah satu pusat peradaban muslim di dunia. Itulah relasinya.

Pendidikan adalah tonggak peradaban dengan sekolah sebagai pusat penggeraknya. Indonesia sebagai Negara yang mayoritas beragama islam, khususnya Sumatera Barat yang identik dengan nilai religinya, seyogyanya menelisik sejarah jika ingin membangun peradaban yang mulia dengan ilmu dan agama.

Walaupun kemasyuran Andalusia sudah menjadi sejarah, tapi dari sejarah itu kita bisa memahami bahwa peradaban tidak bisa lepas dari pendidikan. Jika ingin membangun peradaban maka kuatkan pondasi pendidikan. Sebaliknya, ketika pendidikan tidak mampu memperbaiki peradaban maka pendidikan itu telah gagal. Dan sekolah adalah pusat pembangunan peradaban.

Berangkat dari stigma itu, UPTD SD Negeri 06 Sarilamak sebagai sekolah penggerak, terus berinovasi dalam rangka membangun peradaban mulia dengan pondasi pendidikan, religi, dan budaya. UPTD SD Negeri 06 Sarilamak bertekad menjadi salah satu bagian yang ikut berperan membangun peradaban.

Sejalan dengan program pemerintah daerah dan sebagai bentuk dukungan penuh pada program pemerintah daerah dalam mengokohkan nilai falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah, UPTD SD Negeri 06 Sarilamak membuat gebrakan baru.

Seiring dengan program Komite Sekolah yang baru terpilih, UPTD SD Negeri 06 Sarilamak berkomitmen mendukung pelestarian budaya yang membangun peradaban. Sebagai lembaga formal yang diberi wewenang untuk mengelola sistem pendidikan di tingkat satuannya, sekolah punya peranan penting.

Baca Juga:  UPTD SMPN 1 Kecamatan Luak: Aktifkan Ekstrakurikuler, Raih Prestasi Gemilang

Sekolah berwenang mengerahkan seluruh potensi yang dimilikinya untuk ikut membangun peradaban dan melestarikan nilai luhur budaya. Tentu saja harus sejalan dengan regulasi yang ada.

Mengawali peran sekolah sebagai pusat pembangunan peradaban dan melestarikan nilai budaya, UPTD SD Negeri 06 Sarilamak bersama Komite Sekolah menyerukan kepada wali muridnya untuk mengenakan pakaian adat Baju Kuruang Basiba bagi ibu-ibunya dan Baju Guntiang Cino bagi bapak-bapaknya.

Diluar dugaan, ternyata para wali murid sangat antusias menyambut seruan itu. Mereka besuka cita menghadiri rapat komite tersebut dengan berpakaian Baju Kuruang Basiba dan Guntiang Cinonya. Tentu saja panitia telah menyiapkan doorprize untuk beberapa wali murid dengan kriteria yang ditetapkan.

Kepala UPTD SD Negeri 06 Sarilamak, Yosi Gumala,S.Pd,M.Pd, dalam sambutannya menyampaikan bahwa inovasi yang dilakukan ini adalah salah satu bentuk dukungan pada program pemerintah dalam pelestarian budaya. “Kita bertekad menjadi salah satu pelopor dalam pelastarian budaya dan penanaman nilai-nilai budaya,” tutur tokoh penggerak literasi sekolah ini.

Lebih lanjut beliau sampaikan bahwa segenap unsur sekolah di UPTD SD Negeri 06 Sarilamak berusaha menjadikan sekolah sebagai pijakan awal dalam upaya membangun generasi yang berperadaban mulia dan menghargai nilai-nilai budaya. “Bukan hanya pakaian daerah, tapi kita juga akan memperkokoh sendi-sendi budaya lainnya,” sambung beliau.

Bak gayung bersambut, Komite Sekolah juga menyampaikan hal senada. “Inisiatif ini diharapkan mampu menumbuhkan kembali rasa bangga dan peduli pada nilai-nilai budaya yang mulai luntur.

Kita berharap rasa cinta dan memiliki terhadap budaya kembali subur dalam kehidupan masyarakat kita,” kata ketua Komite UPTD SD Negeri 06 Sarilamak, Altoyo, S.Pi. “Sehingga tidak ada lagi ibu-ibu yang bertanya seperti apa baju kuruang basiba atau seperti apa baju guntiang cino,” lanjutnya.

Di sini kita bisa melihat keterkaitan antara pendidikan, budaya dan peradaban. Pendidikan penggerak peradaban. Sedangkan sekolah dengan otoritasnya mampu menjadi pijakan awal dalam perubahan. Jadi, jika ingin mempercepat perubahan maka prioritaskan pendidikan.(Susi Angraini, S.Pd, GURU UPTD SDN 06 SARILAMAK)