UPTD SMPN 1 Kecamatan Payakumbuh: Suduik Salero, Olahan Makanan Tradisional

8
Sesmi Anggia, S.Pd Guru UPTD SMPN 1 Kecamatan Payakumbuh

Jika bicara soal kurikulum, tentunya tak akan terlepas dari aktivitas sekolah yang diprogramkan di kurikulum merdeka. Adalah Penguatan Projek Profil Pelajar Pancasila atau yang disingkat P5 di UPTD SMPN 1 Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Limapuluh Kota yang kini terus digiatkan.

Di semester 1 saja, siswa kelas VII menggelar Panen Karya berupa Randai dan Alua Pasambahan di Sumbang Duo Baleh. Alasan mengangkat Sumbang Duo Baleh ini terkait dengan sikap dan kepribadian siswa.

Bagaimana tata cara bicara yang santun, makan dengan sopan, berjalan, berdiri, dan sebagainya dalam menjalani kehidupan. Apalagi anak-anak mengalami masa pancaroba diusia belasan tahun, dan peralihan belajar luring dari daring disebabkan covid-19 kemarin ini.

Maka wacana randai dengan menggunakan bahasa Minang, anak-anak lebih cepat dapat mengambil pembelajaran dengan memahaminya. Sehingga terjadilah banyak perubahan dan perkembangan ke arah positif. Terlihat ketika mereka berada di lingkungan sekolah, dan juga laporan dari orang tua serta lingkungan.

Kesimpulan, program projek di semester 1 sudah melahirkan keberuntungan di dunia pendidikan. Beranjak kepembicaraan P5 siswa kelas VIII, karena UPTD SMPN 1 Kecamatan Payakumbuh merupakan sekolah Penggerak Angkatan 1, tentunya kurikulum merdeka sudah berjalan di tahun kedua saat ini.

Dari itu, program yang diangkat pada tema Kearifan lokal yakni memperkenalkan makanan tradisional Minangkabau. Pilihan utama adalah masakan randang ubi dan nangka yang sengaja dimasak di sekolah bersama guru-guru pembimbing hebat.

Seperti Endang, Ratna Lestari,Yustarniati, Ondrawita, Elia Roza, dan lainnya adalah pembimbing khusus dibagian masakan. Di samping itu, karena UPTD SMPN 1 Kecamatan Payakumbuh juga punya santri di Boarding School Bunga Setangkai, otomatis bimbingannya khusus didampingi ustazah Dr. Merry yang juga seorang dosen di sebuah universitas.

Anak-anak para santri sibuk mengaduk bermacam cemilan khas Minangkabau, seperti lapek ubi, onde-onde dan lainnya yang nanti akan dipasarkan di lingkungan sekolah oleh masing-masing kelas. Kamis, 2 Maret 2023 merupakan catatan bernuansa ilmu yang kelak akan dijadikan momen terbaik untuk generasi penerus.

Panen Karya P5 digelar dengan beragam corak dan warna yang membuat suasana menjadi semarak di lingkugan sekolah. Kepala Sekolah, Ahmad Guntur, S.Pd menyampaikan sambutan dihadapan undangan bahwa berkat kerja sama keluarga besar sekolah, acara ini berjalan dengan baik.

Baca Juga:  SMPI Al Ishlah Bukittinggi, Isu Strategis dan Kompetensi

Ucapan terima kasih kepada undangan yang telah menyempatkan diri untuk hadir sebagai apresiasi positif bagi pihak sekolah. Terutama Dinas pendidikan, pengawas manjerial Drs. Nala Atmaja Putra, kepala sekolah beberapa SD, SMP, SMA dan semua yang sempat hadir saat itu.

Ucapan terima kasih kepada koordinator projek dan khusus untuk wakil Sapras Yusnita Sari, S.Pd yang telah mengkoordinir mulai dari rancangan program hingga latihan anak-anak, sehingga mereka tampil dengan sempurna.

Tentunya tidak bisa diungkapkan satu persatu tentang kepiawaian pembina, karena semuanya sangat mengapresiasi dan punya keahlian masing-masingnya. Selaku pimpinan sekolah, Ahmad Guntur, S.Pd juga menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga, karena tanpa rekan kerja, beliau pastilah tidak akan mampu berjalan sendiri.

Dilanjutkan sepatah kata dari Dinas Pendidikan serta membuka acara secara resmi. Tampilan dari siswa kelas VII berupa ragam tari yang dipadu dengan dendang dalam seni randai, merupakan koleksi anak-anak yang diperagakan pada acara puncak Panen Karya P5 ketika itu.

Sementara lingkungan halaman sekolah yang luas ditaburi pajangan makanan khas Minangkabau untuk dijual siswa kelas VIII dengan spanduk yang terpampang bertuliskan “Suduik Salero” Olahan Makanan Tradisioanal. Ayo Datang dan Ramaikan sehingga dapat Menumbuhkan Kecintaan dan Kreativitas Berwira Usaha Melalui Penguatan Projek Profil Pancasila.

Siangnya sebelum acara ditutup, diadakan makan bersama seraya mengungkapkan kepuasan kerja saat itu. Di antaranya ada yang menyatakan bahwa dengan memerankan seni randai, mereka lebih memahami tindakan atau sikap selama ini yang butuh untuk diperbaiki.

Mereka yang hanya sebagai penonton menyadari bahwa sikap yang dituangkan dalam wacana Sumbang Duo Baleh dengan peragaan, telah menyadarkan mereka untuk selalu bersikap sopan dan santun. Tak kalah penting, bagi yang berdagang menyatakan dagangan mereka laris dan peroleh untung. Alhamdulillah.(Sesmi Anggia, S.Pd, GURU UPTD SMPN 1 KECAMATAN PAYAKUMBUH)