
Suatu hari, tim Laman Guru berkunjung ke SDN 01 Situjuah Gadang, Kabupaten Limapuluh Kota. Kita menyimak dan mengamati kegiatan atau gerakan kreativitas di ruang pendidikan di sekolah itu. Konsep dan visi sekolah ini sangat berkesesuian dengan visi pendidikan Indonesia terkini dalam ruang pikiran pelajar Pancasila.
Serta, sangat selaras dengan visi misi kabupaten Limapuluh Kota yang hendak melakukan percepatan pembangunan di bidang pendidikan dalam filosofi adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah, Mempekuat iman, Mempertajan daya pikiran, Kreatif, Merawat dan menjaga nilai-nilai tradisi. Yakni, pembangunan karakter yang berbasis nilai agama dan budaya.
Laman Guru, bermoto, “Hebat Guru, Hebatlah Bangsa”. Seiring dengan itu, kita bercakap-cakap dengan Kepala sekolahnya, Ibu Nurma, M.Pd. Kita bicara tentang guru. Kemudian, karena pembicaraan itu sangat menarik, kita meminta kepada Buk Nurma untuk menuliskan bahasa lisannya itu.
Karena, Laman Guru memang lebih mengutamakan guru yang menulis, bukan wartawan kami yang menuliskannnya. Konsep Laman Guru adalah konsep memberikan ruang atau laman kepada guru-guru kita untuk menulis.
Ya, ternyata, Buk Nurma yang gemar membaca dan menulis ini, meminta waktu untuk menyampaikan bahasa lisannya dalam bentuk tulisan, bertema “Guru”. Ya, baiklah, kita turunkan selengkapnya catatan Buk Nurma. Selamat membaca, ini dia tulisan Buki Nurma !
“Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik atau tenaga professional yang dapat menjadikan murid-muridnya untuk merencanakan, menganalisis dan menyimpulkan masalah yang dihadapi. Ini seperti yang diungkapkan pakar pendidikan Djamarah pada sebuah buku.
Guru sosok teladan yang digugu dan ditiru. Guru dianggap sebagai pribadi yang tidak hanya bertugas menddidik dan mentransformasi pengetahuan di dalam kelas saja, melainkan lebih dari itu, guru dianggap sebagai sumber informasi bagi perkembangan kemajuan masyarakat kearah yang lebih baik.
Tugas penting dan yang tidak ringan tersebut khususnya kita dapati di lapangan, telah dilakukan guru dengan penuh perasaan cinta, tanggung jawab dan keikhlasan. Mereka melakukan pekerjaannya sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara.
Menyadari akan mulianya tugas yang diemban seorang guru, maka profesi seorang guru menjadi sorotan di masyarakat, terlebih-lebih saat kini. Seorang guru dituntut untuk profesional dalam mengembangkan dan menyampaikan ilmu yang dimiliki kepada peserta didik dengan penuh tanggung jawab dengan segenap jiwa.
Karena, menjadi seorang guru yang amanah tidak bisa dilakukan dengan setengah hati. Seorang guru penyampai kebaikan dan bertanggung jawab terhadap akhlak seorang anak manusia yang putih bersih. Tentunya kertas putih itu harus diisi dan ditulis dengan kebaikan dunia akhirat.
Dalam hal ini seorang guru akan bekerja tanpa mengukur standar materi yang diterima serta standar waktu yang dibebankan pada mereka, melainkan dia lupa akan kehidupannya yang mungkin berkekurangan materi dan lupa akan waktu.
Seorang guru yang amanah akan bekerja dengan kualitas yang baik yang dilandasi dengan rasa pengabdian, kecintaan terhadap profesi, kebiasaan melakukan refleksi diri, hingga semangat untuk terus belajar sepanjang hayat demi perobahan dan pengabdiannya pada dunia pendidikan tak pernah lenyap.
Seorang guru mengemban amanah dalam mendidik generasi. Tugas guru tidak hanya mengajar secara fisik di dalam kelas, tetapi juga melibatkan batin yang tidak dibatasi sekat-sekat ruang kelas.
Pasal 1 ayat 1 UU No. 14 Tahun 2015 tentang Guru dan Dosen menjelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Aktivitas mendidik tertulis di bagian pertama tugas seorang guru. Bahkan, disebutkan juga bahwa guru adalah seorang pendidik dan memberikan pendidikan. Pendidikan yang diberikan guru adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan dengan penuh tanggung jawab dan sikap amanah.
Untuk menjalankan amanah tersebut guru perlu mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang. Seorang guru perlu mengeluarkan segala daya dan upaya yang dimilikinya. Proses pengajaran dan pelatihan dianggap sarana untuk mendewasakan manusia.
Tentu saja hal ini membutuhkan sosok guru yang siap lahir batin dalam mengemban amanah mulia ini. Profesi mendidik menjadi profesi yang sangat mulia. Amanah dan tanggung jawab menjadi suatu hal yang mutlak juga, profesi yang melahirkan profesi-profesi lainnya. Cikal bakal ahli ekonomi, dokter, hukum, ahli dagang, Menteri, bupati, wali kota, gubernur bahkan seorang presiden pun lahir berkat jasa seorang guru.
Guru yang bertanggung jawab dan amanah dalam pengabdiannya akan melahirkan generasi sesuai harapan dunia. Yaitu, generasi yang mampu memenuhi empat pilar pendidikan menurut UNESCO, learning to know (upaya belajar dengan membahas beragam ilmu pengetahuan dan mengaitkannya dengan realitas kehidupan), learning to do (keahlian yang dilatih kepada peserta didik, di mana manfaat dari keahlian tersebut tidak hanya dirasakan oleh peserta didik, namun juga dirasakan oleh masyarakat sekitar).
Learning to be (pembelajaran bermakna yang dirasakan peserta didik sehingga menjadikan mereka tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik), dan learning to live together (pembelajar yang sadar pentingnya menghormati perbedaan, menjaga keselarasan, dan toleran terhadap suku bangsa, ras, dan agama yang berbeda untuk mewujudkan kehidupan harmonis antar satu dengan yang lainnya).
Guru adalah sosok yang sangat di harapkan dapat membentuk jiwa dan watak anak didik. Mendidik siswa memiliki tujuan untuk mengubah tingkah laku siswa menjadi lebih baik sehingga dapat menjadi anggota masyakat yang baik pula.
Dalam proses memdidik siswa, guru yang amanah akan memiliki tantangan yang berbeda jika dibandingkan dengan hanya mengajarkan suatau ilmu pengetahuan. Supaya sukses mendidik siswa, guru yang amanah dapat menjadi teladan yang baik bagi siswa-siswanaya, sehingga mereka memiliki karakter yang baik sesuai norma dan nilai yang berlaku di masyarakat.
Sosok guru yang amanah harus memiliki jiwa yang ikhlas. Makna ikhlas adalah memberi sebanyak-banyaknya namun tidak meminta balasan. Maknanya adalah harus rela mengabdi walaupun imbalannya sedikit atau harus rela memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya kepada peserta didik walaupun imbalan kecil.
Pengabdian dengan penuh tanggung jawab dan amanah guru ini perlu diperjuangkan dengan smenunaikan tugas-tugas guru secara baik dan bertanggung jawab dan ikhlas.”
Setelah menuliskan jalan pikirannya tersebut, Buk Nurma bertanya: “Bagaimana? Apakah tulisan ini layak muat?”.
Laman Guru menjawabnya dengan senyum. Setidaknya, misi kami untuk mendukung dan memotivasi serta menyediakan media bagi guru menulis di Laman Guru, berjalan secerah matahari pagi, seterang siang yang penuh pergerakan ! (*)