SAMUEL, ayah kandung Brigadir Polisi (Brigpol) Nopryansyah Yosua Hutabarat, sama sekali tak menyangka anaknya akan tewas di rumah dinas Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo.
Sebab, satu jam sebelum kejadian maut tersebut, pihak keluarga sempat menelepon Brigpol Yosua. Kebetulan, hari itu Brigpol Yosua berulang tahun.
”Kami tanyakan kabar kesehatannya dan dia selalu mengucapkan kabar baik,” ujar Rohani Simanjutak, keluarga Brigpol Yosua, kemarin (12/7) sebagaimana yang dilansir Jambi Ekspres (grup Padang Ekspres).
Karena itu, ketika beberapa jam kemudian beredar kabar kematian Brigpol Yosua, keluarga besarnya sangat terpukul, terutama Samuel. ”Orang tua kandung korban masih shock dan menangis sampai saat ini, belum bisa ngapa-ngapain,” katanya.
Samuel kemarin memang terlihat masih terguncang. Dia meminta Presiden Joko Widodo turun tangan untuk mengusut kasus tersebut. Samuel meminta keadilan yang tegas dari presiden.
”Kami mohon sekali Bapak Presiden Joko Widodo mengusut tuntas anak saya yang ditembak sampai tewas,” tutur Samuel. ”Anak saya itu tewas ditembak tepat di hari ulang tahunnya,” lanjutnya.
Keluarga besar Samuel juga terkejut mendengar alasan penembakan itu. Mereka tak yakin Brigpol Yosua melakukan pelecehan kepada istri Kadiv propam. Sebab, menurut Rohani, Brigpol Yosua adalah sosok pendiam.
”Karena itu, kami sebagai pihak keluarga meminta keadilan hukum yang seadil-adilnya,” tutur Rohani. Dia menjelaskan, Brigpol Yosua sudah bertugas selama dua tahun sebagai ajudan Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo.
Yuni Hutabarat, kakak kandung Brigpol Yosua, juga tak yakin jika sang adik melakukan pelecehan kepada istri Kadiv propam. Dia meminta rekaman CCTV di rumah dinas Kadiv propam dibuka.
”Kami di sini butuh bukti nyata. Mustahil kan di rumah dinas seorang jenderal tidak ada CCTV-nya,” tegas Yuni kepada wartawan Senin (11/7).
Selama polisi belum bisa memberikan bukti adanya pelecehan, pihak keluarga tetap tak akan percaya. ”Saya rasa sesuatu yang disebutkan tanpa bukti nyata itu kan sama saja seperti hal yang mengada-ada, ya,” katanya.
Jenazah Brigpol Yosua tiba di Jambi dari Jakarta melalui kargo bandara pada Sabtu (9/7) dan dimakamkan Senin lalu. Saat jenazah Brigpol Yosua tiba di rumah duka, keluarga awalnya tak diperbolehkan melihat kondisi korban.
Namun, ibu korban, Rosti Simanjuntak, bersikukuh ingin melihat kondisi anaknya sebelum dimakamkan. Saat itulah keluarga Brigpol Yosua melihat tubuh korban penuh luka tembak dan ada sayatan.
”Memang, secara manusia, saya belum sanggup menerima ini. Tetapi, terima kasih atas berkat Tuhan, ada keluarga saya yang mau mengurus semua ini,” ujar Rosti. (cr1/c14/oni/jpg)