
Cuaca dan gelombang di Perairan Kepulauan Seribu dua hari belakangan sedikit banyak berpengaruh terhadap operasi search and rescue (SAR) Sriwijaya Air PK-CLC. Namun, Tim SAR Gabungan operasi tersebut tetap berusaha sebaik mungkin memanfaatkan waktu tersisa sampai Kamis (21/1).
Temuan tim di titik jatuh masih terus berdatangan ke Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta Utara. Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI (Mar) Rasman menyampaikan bahwa kemarin kondisi di titik jatuh pesawat tersebut memang kurang bersahabat bagi para penyelam.
”Gelombang satu setengah meter sampai dua setengah meter, kecepatan angin sekitar 31 knot,” imbuhnya. Menurut dia, kondisi itu sangat riskan bagi tim yang bertugas menyelam di Perairan Kepulauan Seribu. Karena itu, mereka juga tidak memaksakan diri.
Berkaitan dengan temuan yang dibawa ke JICT, Rasman tidak memungkiri jumlahnya sudah semakin sedikit. Namun, dia menegaskan itu bukan karena intensitas pencarian dikurangi atau jumlah personel dan kapal yang ikut andil dalam misi kemanusian tersebut berkurang.
Melainkan karena faktor cuaca, gelombang, serta jumlah bagian pesawat di dasar laut yang sudah tidak banyak. ”Karena objek pencarian di bawah (permukaan laut) itu semakin sedikit,” kata Rasman.
Basarnas menegaskan, tidak ada pengurangan kekuatan untuk operasi SAR tersebut. Baik Basarnas, TNI, Polri, maupun instansi lainnya. Terpisah, Kepala Dinas Penyelamatan Bawah Air (Kadislambair) Komando Armada (Koarmada) I Kolonel Laut (T) Wahyudin Arif menyatakan, Dislambair tetap mengerahkan tenaga penuh pascaperpanjangan kedua operasi SAR gabungan yang digelar Basarnas dalam upaya pencarian Sriwijaya Air.
Wahyudin menyatakan, timnya sudah bekerja sejak Sabtu malam (9/1). Begitu mendapat tugas dari pimpinan Koarmada I, mereka langsung bergerak. ”Penyelam Dislambair yang tergabung dalam Tim Gabungan SAR bersama Denjaka, Kopaska dan Taifib bahu-membahu melakukan penyelaman guna mendapatkan objek pencarian,” terang dia. Penyempitan area pencarian yang diatur oleh Basarnas, lanjut dia, sudah dikoordinasikan dengan seluruh penyelam di lokasi kejadian.
Selain jenazah korban dan potongan bodi pesawat, cockpit voice recorder (CVR) masih menjadi target pencarian yang belum ditemukan. Para penyelam masih mencari bagian tersebut.
Sebab, isinya penting untuk mengungkap percakapan di dalam cockpit pesawat nahas itu. Panglima Koarmada I Laksamana Muda TNI Abdul Rasyid Kacong juga terus memantau perkembangan di lokasi pencarian pesawat yang berisi 62 orang tersebut.
Di samping hasil kerja para penyelam, dia juga memerhatikan betul kondisi anak buahnya. Rasyid ingin semua penyelam yang dikerahkan tetap dan terus dalam keadaan terbaik. Karena itu, instansinya menyiapkan mobile diving chamber (MDC). ”Ada dua titik MDC yang disiapkan, satu di KRI Semarang-594 dan satunya di Posal Tanjung Kait,” jelasnya.
Alat itu penting bagi para penyelam untuk menghindarkan mereka dari bahaya dekompresi.
Atensi terhadap Tim SAR Gabungan yang sudah bekerja siang malam nyaris dua pekan juga datang dari Istana. Bila tidak ada perubahan, Presiden Joko Widodo dijadwalkan bakal datang ke JICT hari ini (20/1). ”Rencana kunjungan (presiden ke JICT) pagi,” terang Rasman.
Guna mempersiapkan kunjungan tersebut, kemarin sore Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi datang langsung ke JICT. Namun, dia tidak memberikan keterangan apapun kepada awak media. (syn/jpg)