Alokasi Tak Terbatas, Progres Penelitian Tetap Diawasi BRIN

Mego Pinandito.(NET)

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menekankan penggunaan anggaran riset dari dana abadi penelitian tetap diawasi. Peneliti harus melaporkan perkembangan riset atau inovasinya.

Meskipun di ujung penelitian, tidak sesuai dengan gambaran yang dirancang.
Penjelasan lebih teknis soal pemanfaatan hasil investasi dana abadi penelitian itu, disampaikan Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN Mego Pinandito di kantornya kemarin (23/5).

Dia menekankan bahwa yang digunakan untuk pembiayaan riset dan inovasi adalah hasil investasi dana abadi penelitian. “Dana pokoknya tidak boleh digunakan,” tuturnya.

Dia menjelaskan pengajuan dana riset itu terbuka dan dilakukan secara online. Siapapun boleh mengajukan anggaran, yang penting memasukkan proposal riset. “Tentunya proposalnya harus bagus,” jelasnya. Nanti proposal yang masuk akan dinilai oleh tim dari komunitas riset.

Dia menegaskan, anggaran untuk setiap proyek inovasi atau riset tidak terbatas. Yang penting wajar. Proses penelitiannya juga bisa model berlanjut atau tahun jamak. Jadi bisa satu tahun anggaran, dua tahun anggaran, dan seterusnya. Proses pendaftaran dibuka sejak awal tahun. Dalam satu tahun, dibuka beberapa gelombang seleksi proposal.

Mego mengatakan, peneliti tetap harus bisa mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang didapatkan. Meskipun begitu administrasi pelaporannya tidak rumit, bahkan sampai membebani penelitiannya.

Yang terpenting peneliti bisa memastikan kegiatan risetnya berjalan sesuai perencanaan. “Tidak boleh mandeg,” katanya. Dia mengakui bahwa kegiatan riset atau inovasi itu unik. Yaitu hasil yang didapatkan tidak selalu sesuai dengan premis awal. Misalnya suatu penelitian direncanakan akan menghasilkan A, tetapi bisa jadi hasilnya B. Kondisi ini tidak jadi persoalan bagi BRIN.

Baca Juga:  KPK Geledah Rumdin Mentan SYL

Mego juga menekankan, meskipun sudah ada anggaran dari dana abadi penelitian, BRIN tetap memiliki APBN untuk kegiatan riset dan inovasi. Bedanya APBN di BRIN, diperuntukkan bagi unit-unit riset internal mereka. Sementara anggaran dari dana abadi penelitian itu bersifat umum, termasuk untuk kalangan swasta.

Terpisah, Plt Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek Nizam memastikan, tidak ada tumpang tindih penggunaan dana abadi yang diberikan pada perguruan tinggi (PT). Baik itu program dana abadi perguruan tinggi (DAPT) maupun dana abadi penelitian.

Nizam menjelaskan, DAPT ditujukan untuk mengakselerasi mutu perguruan tinggi di Indonesia agar berkelas dunia. Sementara, dana abadi penelitian digunakan untuk meningkatkan riset dan inovasi para peneliti. Jika di perguruan tinggi, penelitian ini tentu melibatkan dosen dan mahasiswa.

“Saat ini DAPT diberikan sebagai padanan atas dana abadi yang diperoleh oleh PTNBH kita. Tujuannya terutama untuk mendorong PTN kita memupuk dana abadi serta mengakselerasi peningkatan kualitas perguruan tinggi kita agar berkelas dunia,” paparnya.

Dari program Merdeka Belajar episode 21 ini, lanjut dia, perkembangan kualitas PTNBH di Indonesia terus meningkat dan semakin unggul. Pemeringkatan di tingkat dunia pun terus melejit. “Dalam peringkat THE Impact ranking bahkan 3 PTNBH kita, UI, IPB, dan UGM sudah masuk 100 besar,” ungkapnya.

Disinggung soal alokasi untuk tahun ini, Nizam belum memberikan jawaban pasti. Yang jelas, menurutny, besarnya dana tergantung hasil pengelolaan DAPT oleh LPDP. (wan/mia/jpg)