
Kesuksesan Liverpool FC (LFC) menjuarai Premier League 2019-2020 membuat para pemainnya layak berada dalam tim terbaik. Berdasar susunan 11 pemain dalam tim terbaik Premier League pilihan Asosiasi Pesepak Bola Profesional (PFA) Inggris, lima pemain di antaranya adalah penggawa LFC. Yakni bek kanan Trent Alexnder-Arnold, bek tengah Virgil van Dijk, bek kiri Andrew Robertson, gelandang Jordan Handerson, dan wide attacker Sadio Mane. Meski begitu, tidak adanya kiper Allison Becker dan wide attacker Mohamed Salah lumayan mengejutkan.
Untuk kiper, misalnya, yang terpilih adalah Nick Pope (Burnley FC). Akhir musim lalu, Pope mencatat 15 kali clean sheet. Hanya kalah oleh Ederson Moraes (Manchester City) dengan 16 clean sheet. Allison menduduki peringkat tiga dengan 13 clean sheet. Itu pun bersama empat nama lainnya seperti David de Gea (Manchester United), Dean Henderson (Sheffield United), Rui Patricio (Wolverhampton Wanderers), dan Kasper Schmeichel (Leicester City).
Ketimbang penjaga gawang lainnya, Allison menorehkannya dengan laga paling sedikit atau 29 kali penampilan. Bandingkan dengan Pope yang memainkan seluruh laga (38 laga) atau Ederson (35 laga). Lantas, kenapa Pope yang terpilih? “Meraih clean sheet bersama klub seperti Burnley tentu lebih berat karena tim Anda tidak memiliki bek-bek tangguh seperti di LFC maupun Man City,” ulas Sky Sports.
Tactician Burnley FC Sean Dyche juga menganggap anak asuhnya sebagai elemen krusial dalam kesuksesan klub berjuluk The Clarets itu lepas dari zona degradasi sampai kemudian finis di posisi sepuluh besar. “Penyelamatan-penyelamatannya saat kami menahan seri (1-1) Liverpool di Anfield (dalam matchday ke-35, red) adalah yang paling tak terlupakan darinya sepanjang musim lalu,” ujar Dyche kepada Football London. The Clarets pun menjadi satu-satunya tim yang meraih poin di Anfield sepanjang musim lalu.
Popey –sapaan akrab Pope- pun sudah diganjar apresiasi di timnas Inggirs. Pelatih The Three Lions Gareth Southgaet menurunkannya dalam laga perdana League A Grup 2 UEFA Nations League 2020-2021 di kandang Islandia (5/9). Pope membalas kepercayaan Southgate dengan mencatat clean sheet.
Selain Pope, munculnya bek tengah Leicester City Caglar Soyuncu dalam tim terbaik juga tidak familier. Padahal, musim lalu adalah musim pertamanya menjadi pilihan reguler The Foxes, julukan Leicester City. Duetnya bersama Jonny Evans lumayan solid.
“Soyuncu menjadi pilihan reguler bukan karena kami kehilangan Harry Maguire (digaet Manchester United sebagai bek termahal dunia dengan nilai transfer GBP 80 juta atau Rp 1,53 triliun). Melainkan karena dia adalah petarug sejati yang melakukan yang terbaik demi mendapatkan satu tempat dalam tim,” tulis Leicester Mercury.
Seperti Soyuncu, Pope mendapatkan status kiper nomor satu The Clarets bukan karena kepergian Tom Heaton ke Aston Villa pada musim panas tahun lalu. Sebelumnya, Heaton yang jebolan akedemi United membela The Clarets selama enam tahun. “Popey menjadi kiper nomor satu kami karena memang layak. Anda lihat, dia bersaing dengan Joe Hart yang sangat berpengalaman,” kata Dyche. Hart yang notabene kiper nomor satu Inggris periode 2010-2017 kini sudah pindah ke Tottenham Hotspur.
Sementara itu, absennya Salah dalam tim terbaik mengundang pro-kontra. Sebab, ketimbang Mane, statistik Salah lebih baik secara gol (19 gol berbanding 18 gol) maupun assist (10 banding 9). Hanya, PFA memang memilih pemain tidak berdasarkan statistik.
Perusahaan analisis olahraga yang memproduksi peringkat Global Player Index, Gracenote, memiliki penilaian tentang Salah. “Dia (Salah) masih pemain terbaik di LFC secara performa di lapangan,” jelas Kepala Analisis Olahraga Gracenote Simon Gleave kepada BBC Sport. (ren/c14/dns/jpg)