Menata Hidup Berdampingan Dengan Covid-19

12
Elfindri, Direktur SDGs Center Unand

Tahun ini, insya Allah memasuki tahun ke-3 masa pandemi dan tahun ketiga bulan Ramadhan pada masa pendemi juga. Tahun 2020 Ramadhan dikebanyakan tempat dan masyarakat Islam tidak berjalan sesempurnanya.

Puasa berjalan sejak terbit fajar dan berbuka pada azan maghrib, namun kita tidak cukup pengetahuan. Yang sebabkan ibadah tarawih malamnya jarang ke masjid. Rasanya tidak optimal.

Semua orang bahkan ketakutan untuk laksanakan ibadah di masjid. Kalaupun ada, itu pun memakai masker dan berjarak-jarak. Alhamdulillah varian tahun ketiga, Omicorn kendati pun masih ada, dikabarkan tidak seganas varian sebelumnya.

Selain dari itu diberitakan juga 86 persen penduduk sudah memiliki kekebalan di dalam tubuhnya. Jikapun mereka hidup berdampingan di rumah, atau sesama rekan kerja di kantor dan toko, maka risiko penularan masih ada namun tidak serius.

Kita tentunya bersyukur sekali tatkala pada masa Ramadhan ke-3 pada masa pandemi ini dapat diyakini segala halangan sebelumnya tidak berlaku lagi. Umat Islam dapat melaksanakan ibadah di rumah atau masjid shalat lima waktu atau tadarusan malam di masjid setelah shalat Tarawih tidak apa-apa.

Angka kematian kasar selama pandemi sekitar 167 ribu jiwa. Jika kita bandingkan sebelum pandemi angka kematian kasar demikian tidak terlalu signifikan meningkat. Karena kematian juga pemicunya akibat penyakit, baik generatif maupun non degeneratif.

Baca Juga:  Momentum Jaga Kondusivitas Ibadah dan Ekonomi

Oleh karena hidup pada masa sekarang khususnya lebaran dan setelah itu mesti ditingkatkan dari berbagai dimensi. Tidak saja mengoptimalkan masa keduniawian sekalian untuk tabungan yang akhirnya diharapkan pada 1 Syawalnya, kita mendapatkan hadiah menjadi manusia yang bertakwa sempurna tanpa cacat.

Dengan rasa syukur yang begitu besar mesti kita kejar ketertinggalan selama ini. Jika puasanya tidak bermutu, tahun ini kita berikhtiar untuk melaksanakan puasa dan menahan hawa nafsu lainnya secara optimal.

Hidup berdampingan dengan Covid-19 kali ini, juga ditandai dengan tekanan ekonomi dan harga harga yang tinggi. Kita pun harus menyikapinya dengan bijak. Masa Ramadhan bagi pedagang adalah masa penting.

Karena permintaan akan barang belanjaan menaik, khususnya menjelang lebaran. Tentunya, kita tidak boleh lengah. Karena reward yang akan kita peroleh dalam berdagang tidak sebanding dengan manfaat ketika amalan kita banyak pada masa Ramadhan.

Demikian juga bekerja memberikan pelayanan kepada siapa saja. Pada masa sekarang amalannya akan berlipat ganda. Kita mesti yakin bahwa pada Ramadhan ini kita mesti mengejar ketertinggalan perbuatan baik, berinfak; bersedekah kepada siapa saja yang memerlukan.

Akhirnya, kami ajak semua pembaca untuk semakin banyak inovasi pada masa penyesuaian pandemi. Semoga berjalan baik dan optimal. Selamat. (*)