10 ribu triliun sel dalam tubuh kita menunggu kedatangan bulan Ramadhan dengan penuh harap agar ketika puasa di bulan puasa jadi sehat. Sesuai sabda Rasulullah SAW, ”shmu tashihu” puasalah kami sehat.
Sel yang hidup di tubuh ini dialiri pembuluh darah, pembuluh limpa dan pembuluh saraf. Agar setiap sel ini dapat hidup dan sehat dialiri pembuluh darah yang panjangnya 80 ribu km sepanjang 2 kali keliling dunia.
Semua yang ada di langit dan bumi bertasbih memuji-Nya, sebagaimana dalam Quran Surat An-Nuur: 41. Ayat ini sangat sering kita baca dan dapatkan dalam Al Quran, namun bagaimana sebenarnya sel-sel dalam tubuh manusia bertasbih? Memuji sang pemiliknya?
Ternyata, orkestra sel dalam tubuh manusia sangatlah indah, mereka bergerak, bekerja, membuat formasi dan melakukan segala aktivitas di dalam tubuh manusia tempat mereka berada. Bahkan, tanpa sama sekali kontrol manusia itu sendiri.
Artinya, sel-sel tersebut bergerak memperbaiki sel rusak, membuat berbagai kegiatan superrumit tanpa ada perintah sama sekali. Jika kita bicara mesin, maka bisa dipastikan sebuah mesin yang menyala tentunya ada yang menghidupkan, mengoperasikan mesin tersebut bisa bekerja dan melaksanakan fungsinya.
Menariknya, sel-sel tubuh manusia ternyata mampu melaksanakan itu semua tanpa sedikitpun ada campur tangan dari manusia itu sendiri.
Artinya, mereka melakukan itu karena ada kekuatan yang Maha Agung nan Maha Dahsyat yang memperkerjakan mereka pagi siang malam sesuai blueprint kehidupan mereka yaitu bertasbih, memuji Robbnya, berotasi dengan putaran berlawanan arah jarum jam sesuai dengan apa yang diperintahkan kepada mereka. Itulah tasbih sel-sel tersebut kepada Rob mereka, Rob kita!
Mengagumkan sekali, saat sel-sel tersebut bekerja terus menerus untuk mengabdi kepada Robb-Nya. Kewajiban menahan haus dan lapar, serta napsu dari waktu sahur sampai maghrib, puasa juga menyimpan banyak maslahat. Selain meningkatkan aspek rohani, shaum meningkatkan daya tahan tubuh, serta meremajakan tubuh.
Secara psikis, orang yang menjalankan puasa akan memiliki jiwa dan perilaku sehat, menjauhkan pikiran dan perbuatan dari hal-hal yang bisa mencederai hakikat berpuasa. Dengan demikian, bisa menjadi manusia berakhlak mulia.
Secara psikologis puasa menimbulkan suasana batin tenang, teduh dan tidak dipenuhi rasa amarah sehingga menurunkan adrenalin. Saat marah terjadi peningkatan adrenalin 20-30 kali lipat. Adrenalin akan memperkecil kontraksi otot empedu, menyempitkan pembuluh darah perifer, meluaskan pembuluh darah koroner, meningkatkan tekanan darah arterial, serta menambah volume darah ke jantung dan jumlah detak jantung.
Adrenalin menambah pembentukan kolesterol dari LDL. Berbagai hal tersebut dapat meningkatkan risiko penyakit pembuluh darah, jantung, dan otak, sehingga timbul gangguan jantung koroner, stroke dan lain-lain.
Puasa memiliki banyak hikmah dan manfaat untuk tubuh, ketenangan jiwa, dan kecantikan. Saat berpuasa, organ-organ tubuh dapat beristirahat dan miliaran sel dalam tubuh bisa menghimpun diri untuk bertahan hidup.
Puasa berfungsi sebagai detoksifikasi untuk mengeluarkan kotoran, toksin/racun dari dalam tubuh, meremajakan sel-sel tubuh dan mengganti sel-sel tubuh yang sudah rusak dengan yang baru, serta untuk memperbaiki fungsi hormon, menjadikan kulit sehat dan meningkatkan daya tahan tubuh karena manusia mempunyai kemampuan terapi alamiah
Secara biologis, puasa diharapkan bermanfaat bagi kesehatan.
Puasa dilaksanakan dengan cara menahan dahaga dan lapar mulai dari subuh hingga maghrib. Selama puasa, tubuh mengalami proses metabolisme. Makanan dicerna sekitar 8 jam. Rinciannya, 4 jam makanan disiapkan dengan keasaman tertentu atas bantuan asam lambung.
Selanjutnya dikirim ke usus, 4 jam kemudian makanan diubah menjadi sari makanan di usus kecil. Kemudian, diabsorpsi oleh pembuluh darah dan dikirim ke seluruh tubuh. Waktu sisa 6 jam sebelum berbuka merupakan waktu bagi sistem pencernaan untuk beristirahat.
Puasa merupakan aktivitas fisik dan biologis untuk mengatur dan memperbaiki metabolisme tubuh. Puasa mengajarkan dan melatih tubuh berdisiplin untuk makan dan minum secara tidak berlebihan, serta mengatur kuantitas dan kualitas makanan yang dikonsumsi.
Puasa lama akan memiliki efek luar biasa dalam mempromosikan regenerasi sel induk berbasis sistem heatopoietic. Ketika Anda lapar, sistem mencoba untuk menghemat energi, dan salah satu hal yang dapat dilakukan untuk menghemat energi adalah mendaur ulang banyak sel-sel kekebalan yang tidak diperlukan, terutama yang sel kekebalan yang mungkin rusak
Dapat mencegah efek dari Alzheimer dan penyakit Parkinson. Penelitian juga menemukan bahwa memotong asupan harian 500 kalori sehari selama dua hari dalam seminggu dapat menunjukkan efek yang jelas bermanfaat bagi otak.
Secara teratur berpuasa berselang sehari bisa mengurangi risiko penyakit jantung dan diabetes. Studi ini menunjukkan bahwa puasa bisa membantu membakar lemak. Pembakaran lemak dipercaya bisa mengurangi risiko penyakit jantung dan diabetes. Dokter bahkan mulai mempertimbangkan puasa sebagai pengobatan.
Pasien kanker yang melakukan terapi puasa dianggap memiliki lebih sedikit efek samping dari kemoterapi. Semua tes yang dilakukan sejauh ini menunjukkan bahwa puasa meningkatkan kelangsungan hidup, memperlambat pertumbuhan tumor dan membatasi penyebaran tumor. Pada saat berpuasa, sel-sel tubuh yang rusak diperbaiki. Dengan begitu, secara harfiah, tubuh membentuk sistem kekebalan baru.
Proses penggantian sel ini juga membutuhkan waktu. Lamanya penggantian secara menyeluruh dari ujung rambut ke ujung kaki sekitar 30 hari. Ini hikmah lain mengapa shaum dijalankan selama satu bulan. Gunanya memberikan waktu yang cukup bagi terjadinya regenerasi sel secara sempurna.
Dengan satu bulan penuh menunaikan Puasa Ramadhan secara benar dan baik, Allah menjanjikan kita bersih seperti bayi yang baru lahir. Selain itu, secara fisik kita melakukan peremajaan sel dalam tubuh. Sel-sel yang lapar akan memakan sel-sel cacat sakit dan lemah.
Kalau ada virus makhluk yang tak sempurna seperti Covid-19 yang sebetulnya lemah, tentu dengan leluasa sel yang sehat membunuh dan menghancurkannya. Diharapkan puasa ini bisa jadi obat penangkal Covid-19. (*)