Menarik dan berkah hari pertama Ied Fitri 1443 H lalu. Diskusi yang berkembang di grup Minang Bersatu. Satu di antara group WA yang baru lahir menjelang lebaran yang kami ikuti dan saksikan.
Sebagaimana grup WA lainnya, mulai dari TOP-100, Minang Diaspora (berbagai grup); Pro Sumbar, dan banyak grup lainnya yang sejenis, dan di dalamnya umumnya mereka yang relatif menonjol di muka publik ikut.
Sedikit yang aktif lainnya banyak jadi penonton baik. Biasanya isi diskusi mengarah pada gagasan dan pemikiran. Tidak kalah juga bahas masalah masa lalu keberhasilan Minang, kritik dan keputusasaan termasuk masalah berkaitan dengan posisi Minang saat ini dalam kancah politik nasional.
Umumnya, penggagas grup memiliki keinginan agar Minang maju. Ada yang aktif mengkritik, ada yang optimistis. Saling silih berganti. Biasa dikusi tersebut bernas dan memang lebih banyak habis ditinggal begitu saja. Masing-masing bersikap dan berpendirian.
Langkah-langkah nyata sering absen dan menjadi penciri grup WA Minang ini. Namun, kita tidak tinggal diam. Kita belajar dari pengalaman negara tirai Tiongkok. Dalam bukunya “The Bamboo Economy” mengisahkan bagaimana awal reformasi Tiongkok tahun 1978, kelompok Tiongkok intelektual dan pebisnis perantauan bersatu.
Mereka mulai ambil inisiatif untuk pulang, baik ide dan uang untuk melanjutkan investasi untuk menjadikan Tiongkok seperti sekarang. Dilanjutkan buku “The Gift of global Talent” oleh William R Kerr yang mengisahkan isinya keberhasilan Tiongkok dalam memperbanyak ilmuan. 30 persen mahasiwa pada top 10 universitas di USA berasal dari Tiongkok.
Setelah selesai mereka cari pengalaman dan kembali bangun tanah airnya. Hebatnya warga Tiongkok perantauan kompak dengan pengusaha mereka, dan mewujudkan berbagai skema investasi di daratan Tiongkok.
Jika saja cara-cara demikian bisa direplikasi dan dilaksanakan untuk Ranah Minang, maka ada sesuatu yang menjanjikan Minang ke depan. Tidak saja membangun bersama ranah asal warga Minang, namun juga membuat warga Minang semakin kuat, semakin akur, dan semakin diperhitungkan dari segi moral, agama, ekonomi dan kebudayaan.
Jika pesimis tidak akan pernah aksi yang dibuat. Jika hanya wacana bagus untuk pembelajaran tapi berhenti stuck hanya pada diskusi. Kita tentu perlu merevisi bahwa kebahagiaan warga Minang semesinya bukan karena fisik atau diakui secara emosional, namun kebahagiaan hakiki bersatu untuk berbuat untuk agama, ranah Minang baik di ranah maupun perantauan.
Jika kita mau mandiri tahun 2030, maka secara ekonomi seharusnya semakin baik, kemiskinan dapat dituju pada angka di bawah 5 persen. Minang bersatu bisa dilakukan melalui kompak sebagai orangtua asuh. Di Tanzania karena sekolah menengah bebas biaya, maka pencapaian perpanjangan pendidikan dan mutu learning terbangun.
Sekarang masalah mutu pendidikan merupakan agenda penting. Semangat pendidikan Cakap (Cerdas, aktif, kreatif, agamais dan berperilaku baik” moto pendidikan yang sudah dimulai. Komninasi akhlak ilmu dan emosional sebagai sasaran pendidikan. Untuk bidang ekonomi kami sudah mulai rintis Konsortium Bisnis Minanhkabau.
Kecil-kecilan menghimpun koperasi, yayasan, perorangan, perusahaan tebatas sebagai pemegang saham. Kami berusaha untuk membuat nilai tambah yang bermutu, mulai mie Minangkabau, nio aren Minangkabau, beras Minangkabau, rendang Minangkabau, dan sebagainya. Tujuannya agar IMK industri mikro kecil terangkat produktivitas dan daya saingnya.
Kami yakin dan percaya banyak juga warga Minang yang mendorong kampung halamannya untuk maju dengan berbagai cara dan strategi. Diperbesar skalanya dan disiapkan SDM di lokal merupakan langkah untuk mewujudkan persatuan.
Kelangkaan pupuk misalnya bisa dibuat dengan mendirikan pabrik pupuk, kelangkaan minyak goreng juga demikian. Pembangunan kawasan wisata juga semakin diperlukan agar semakin banyak pemasukan untuk masyarakat. Kukiner yaag bermutu dari lokak slow food membuat IMK kuliner maju dan banyak lapangan kerja.
Peternakan sapi, kambing dan unggas masih masuk hitungan bisnisnya agar kita bisa swasembada daging. Bahkan menopang keperluan pupuk oleh petani. Skema-skema 1 KK pelihara 10 sapi kemudian disiapkan SDM-nya terlebih dahulu, baru urungan untuk tanamkan investasi beli anakan sapi.
Banyak yang bisa dilaksanakan. Tentunya aksi lebih baik daripada konsep. Nah Minang bersatu kemudian akan mencapai kebahagiaan di kemudian hari. Insya Allah. (*)