ALHAMDULILLAH. Sebagian bulan Ramadhan sudah kita jalani. Di tengah suasana pandemi Covid yang sudah melandai, menjalankan ibadah Ramadhan dengan penuh kenyamanan kembali adalah sebuah anugerah bagi kita semua. Untuk itu sudah sepantasnya kita bersyukur.
Perintah berpuasa di bulan Ramadhan yang disebut dalam Surat Al Baqarah ayat 183 adalah dalam rangka menjadikan kita orang yang bertakwa. Orang yang patuh untuk menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganNya. “Wahai orang-orang yang beriman. Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Di balik perintah berpuasa, sesungguhnya bulan Ramadhan penuh dengan keistimewaan. Diantaranya, bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al Quran. Kebiasaan Rasulullah SAW di bulan Ramadhan adalah menamatkan membaca Al Quran minimal sekali ditemani malaikat Jibril.
“Jibril menemuinya pada tiap malam-malam bulan Ramadhan dan dia (Jibril) bertadarus Al Quran bersamanya.” (H.R. Bukhari No. 3220). Oleh para sahabat dan pengikutnya, kebiasaan Rasulullah SAW membaca Al Quran di bulan Ramadhan diikuti. Hingga ada yang bisa menamatkan membaca Al Quran selama 60 kali dalam bulan Ramadhan.
Sebelum era internet, Al Quran yang dikenal masyarakat adalah yang berbentuk buku atau mushaf. Untuk membaca atau menghafal Al Quran seseorang harus menempatkan Al Quran di meja agar nyaman membacanya.
Kini, di tengah zaman yang semakin maju, membaca atau menghafal Al Quran tidak lagi dari yang berbentuk buku dengan ukuran cukup besar. Al Quran sudah ada di dalam ponsel pintar, sehingga bisa dibaca atau dihafal kapan saja oleh pemilik ponsel. Al Quran sudah bisa dibaca di kendaraan, kantor, sekolah, tempat wisata, dan lainnya.
Kondisi demikian menyebabkan semakin banyak orang yang memilih membaca atau menghafal Al Quran di ponsel pintar untuk memenuhi kebutuhan akan kegiatan spiritual keagamaannya. Terjemahan Alquran pun sudah bisa dibaca di ponsel pintar. Tidak mesti dari terjemahan berbentuk buku.
Selain itu, di zaman kemajuan teknologi, dari ponsel pintar orang bisa mendengarkan ceramah agama, atau bacaan Al Quran dari orang-orang pembaca atau penghafal Al Quran di Youtube atau aplikasi lain. Acara di televisi menjelang sahur dan berbuka puasa tidak lagi hanya ditonton ketika menjelang sahur dan berbuka.
Tapi bisa ditonton kapan saja di Youtube. Penceramah pun bisa mengakses Youtube atau Google untuk mencari bahan ceramah. Memeriksa waktu salat juga sangat mudah dilihat dari ponsel pintar. Bahkan ponsel pintar bisa dijadikan alarm untuk membangunkan sahur dan mengingatkan saat waktu sholat.
Semangat umat Islam untuk mengamalkan ajaran agamanya di bulan Ramadhan biasanya lebih tinggi dibanding bulan lainnya. Termasuk untuk mendengarkan pengajian. Pengajian setelah Shalat Subuh dulu hanya dilakukan di masjid atau mushalla. Saat ini pengajian tersebut sudah memanfaatkan aplikasi Zoom sehingga bisa dinikmati oleh orang banyak. Tidak hanya jamaah masjid atau mushalla.
Banyak keistimewaan bulan Ramadan seperti yang disebut dalam hadis berikut. “Sebaik-baik sedekah adalah sedekah yang ditunaikan pada bulan Ramadan.” (H.R. Tirmidzi)
Said Hawwa dan Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa Rasulullah SAW adalah manusia yang paling dermawan ketika bulan Ramadhan.
Sebelum era internet, bersedekah dilakukan dengan memasukkan uang ke kotak amal di masjid, atau menyerahkan uang ke panti asuhan, masjid, kaum fakir miskin. Tetapi di zaman sekarang, bersedekah, berzakat bisa dilakukan melalui ponsel pintar.
Dengan memiliki rekening bank atau aplikasi keuangan, sudah bisa mentransfer ke tempat yang diinginkan. Hanya dari rumah atau kantor, sudah bisa bersedekah ke tempat yang jauh sekalipun. Banyak aplikasi lainnya untuk transfer infak misalnya QRIS. Begitu mudahnya melaksanakan ajaran agama di zaman kemajuan teknologi.
Setelah sebulah penuh berpuasa, umat Islam merayakan Hari Raya Idul Fitri. Kebiasaan umat Islam di Indonesia adalah bersilaturahmi saling bermaafan. Kini ketika zaman sudah maju, mengirim ucapan Idul Fitri tidak lagi melalui kartu pos, tetapi sudah lazim melalui aplikasi WhatsApp (WA).
WA telah memberi banyak manfaat dalam menyambung silaturahmi. Bagi masyarakat Indonesia, WA sudah menjadi bagian kehidupan sehari-hari untuk sarana komunikasi. Grup WA sekolah, alumni, organisasi, kantor, lingkungan rumah, keluarga, kerabat, dan lain-lain sudah begitu banyak. Satu orang bisa memiliki grup WA lebih dari satu, dan itu sudah lazim.
Grup WA di bulan Ramadhan juga digunakan untuk mengoordinasikan kegiatan keagamaan. Seperti buka puasa bersama, salat tarawih bersama, iktikaf bersama, meningkatkan hafalan Al Quran, mengkhatamkan Alquran bersama, dan lainnya.
Tidak kita sadari, ternyata keistimewaan Ramadhan di zaman yang semakin maju telah membantu kita untuk menjadi orang yang bertakwa. Kemajuan teknologi membantu kita melaksanakan ajaran Islam. Yang tadinya agak susah, menjadi semakin mudah dan nyaman, bahkan berkualitas serta produktif.
Tidak dipungkiri, kemajuan tekonologi juga memunculkan banyak tindak kejahatan. Oleh karena itu, akan lebih baik jika kemajuan teknologi yang sudah ada dijadikan sebagai hal positif untuk meningkatkan ketakwaan.
Jika umat agama lain bisa menjadikan teknologi meningkatkan kehidupan mereka, maka bagi umat Islam pun seharusnya teknologi juga membantu meningkatkan kehidupan mereka. Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum jika mereka sendiri tidak mengubahnya.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (QS Ar Ra’d: 11). Dengan kemajuan teknologi, semoga Ramadan kita tahun ini semakin mengalami peningkatan sehingga semakin mudah mencapai derajat takwa. Amin. (Irwan Prayitno, Gubernur Sumbar Periode 2010-2015 & 2016-2021)