Oleh: Asniati—Dosen Fakultas Ekonomi Unand
COVID-19 sudah menjadi pandemi yang menyebar di seluruh benua. Tanggal 30 Januari 2020 lalu, WHO sudah menetapkannya sebagai Public Health Emergency of International Concern. Pandemi Covid-19 memberikan tekanan pada kondisi ekonomi dan sosial dunia, termasuk Indonesia dan Malaysia. Krisis keuangan global Covid-19 bervariasi berdasarkan asal, skala dan tingkat keparahan dari masalah sebelumnya.
Beberapa pemerintah mengamanatkan jarak sosial untuk menghindari atau setidaknya membatasi penyebaran Covid 19 yang dilembagakan dengan karantina, pembatasan perjalanan yang ketat, dan berbagai pembatasan lainnya di suatu negara yang berdampak pada aktivitas ekonomi. Peraturan ini berdampak langsung pada tenaga kerja, rantai pasokan, dan penjualan produk dan layanan (Cheema-fox et al., 2020). Hal ini mengakibatkan harga saham jatuh karena ketakutan akan ketidakpastian. Gelombang kedua Covid-19 ini bahkan lebih parah dibandingkan gelombang pertama di Indonesia dan Malaysia.
Badan Koordinasi Penanaman Modal mengungkapkan bahwa dampak pandemi tidak hanya di satu bidang tetapi juga di hampir semua kegiatan yang ada, termasuk jatuhnya pasar saham yang tak terhindarkan akibat Covid-19. Per 5 Maret l 2020, tiga hari setelah kasus pertama virus korona diumumkan di Indonesia, hingga diumumkannya Covid-19 sebagai pandemi global, IHSG sempat anjlok 30% hanya dalam 14 hari perdagangan titik terendahnya. Penurunan tahun ini bahkan lebih parah dari krisis 1997-1998, yang saat itu turun 30% dalam 20 hari. Akibatnya, tindakan orang-orang yang berbondong-bondong menjual sahamnya sangat merusak aktivitas ekonomi, dan rantai pasokan global yang diperpanjang putus, berakhir dengan berkurangnya kepercayaan terhadap kinerja perusahaan. Kendali akibat peristiwa tak terduga ini hilang, tetapi dapat menjadi alasan pentingnya membangun ketahanan perusahaan dan meningkatkan sistem kekebalan perusahaan yang membantu menahan perubahan dan segera pulih dari krisis.
Covid-19 menekan bisnis untuk cepat beradaptasi dengan pandemi dan menunjukkan ketahanan mereka kepada investor. Ketahanan menjadi semakin penting seiring dengan berkembangnya dunia pasar yang kompleks dan bergejolak. Pandemi virus korona memungkinkan bisnis untuk menggambarkan seberapa stabil, fleksibel, dan mampu mereka menangani ancaman dan menyesuaikannya dengan keadaan baru untuk membuktikan ketahanan mereka. Gallopín (2006) membahas ketahanan perusahaan yang dianggap sebagai kapasitas dan kemampuan tangguh organisasi untuk mengatasi, menanggapi dan pulih dari gangguan. Dia juga membahas bagaimana sebuah organisasi dapat mengurangi eksposurnya terhadap risiko yang diantisipasi dan tidak dapat diprediksi, seberapa tangguh organisasi untuk mengatur dirinya sendiri melalui dunia yang berkembang dan seberapa suksesnya dapat pulih dengan jumlah waktu dan biaya yang minimal.
Definisi resiliensi dieksplorasi sebagai hal yang esensial untuk mengatasi gangguan eksternal, seperti bencana alam, krisis ekonomi, dan penyakit yang meluas, dan banyak lagi dalam berbagai literatur tentang studi organisasi (DesJardine et al., 2019). Bisnis yang tangguh lebih siap untuk kejadian yang tidak terduga, menderita kerusakan yang lebih ringan, dan kemungkinan pulih dari kerugian dengan lebih mudah (Wilson et al., 2010). Diyakini bahwa pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) yang saling berhubungan dalam hal ekonomi, lingkungan, dan kesejahteraan sosial, mendesak bisnis untuk lebih bertanggung jawab secara sosial dan ekologis, akhirnya akan menguntungkan perusahaan. Dalam bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya seperti Covid-19, aspek praktik tanggung jawab sosial ini digabungkan sebagai satu tindakan CSR akan membantu perusahaan mempertahankan ketahanannya. Di sisi lain, perusahaan yang memiliki prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik akan dapat menciptakan peningkatan produktivitas dan efisiensi bisnis, peningkatan kemampuan operasional perusahaan, dan akuntabilitas kepada publik.
Berdasarkan fenomena di atas, muncul ide untuk melakukan penelitian kolaborasi antara dosen Fakultas Ekonomi Unand dengan dosen Universiti Malaysia Sabah. Tim peneliti Unand yang diketuai Assoc Prof Dr Asniati SE MBA Ak CA CSRA beserta anggota penelitian Assoc Prof Dr Yuskar SE MA Ak CA dan Silvy Astari SE MSc. Sedangkan dari Univeristi Malaysia Sabah diwakili oleh Lim Thien Sang PhD. Tujuan dari penelitian yang didanai oleh Dana Penelitian Fakultas Ekonom Unand ini adalah untuk membandingkan pengaruh CSR dan Corporate Governance (CG) terhadap Corporate Resilience (CR) selama gelombang pertama dan kedua Covid-19 di Indonesia dan Malaysia. Data untuk penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan di IDX80 Bursa Efek Indonesia dan FTSE Bursa Malaysia 100 dari Bursa Malaysia. Data dikumpulkan dari Laporan Keberlanjutan, Laporan Tahunan, dan Return Saham dari Maret-Juni 2020 dan 2021. STATA 14.2 digunakan untuk menganalisis data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama gelombang pertama Covid-19 tahun 2020, CSR dan CG di Indonesia berpengaruh positif terhadap CR, namun tidak di Malaysia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Indonesia, pengungkapan lingkungan, pengungkapan sosial, ukuran dewan direksi, dan ukuran komite audit berpengaruh signifikan terhadap CR, tetapi tidak terhadap pengungkapan ekonomi dan ukuran dewan komisaris. Di Malaysia, hanya ukuran komite audit yang berpengaruh signifikan terhadap CR. Di sisi lain, selama l gelombang kedua pandemi tahun 2021, CSR dan CG tidak mempengaruhi CR untuk Indonesia dan Malaysia. Studi ini menunjukkan bahwa faktor internal seperti CSR dan GC tidak mempengaruhi keputusan investor untuk membeli saham selama pandemi. Penelitian selanjutnya sebaiknya mempertimbangkan untuk memasukkan variabel tambahan, tidak terbatas pada faktor internal saja, tetapi l juga mempertimbangkan faktor eksternal seperti tingkat inflasi dan tingkat suku l bunga. Peneliti masa depan mungkin perlu lebih lanjut untuk menggabungkan data keuangan dan non-keuangan untuk memeriksa apakah faktor-faktor ini mempengaruhi keputusan investor untuk membeli saham selama pandemi. (*)